• Sigmund Freud Ilusi memuji diri mereka sendiri karena mereka menyelamatkan kita dari rasa sakit dan memungkinkan kita untuk menikmati kesenangan sebagai gantinya. Karena itu kita harus menerimanya tanpa keluhan ketika mereka kadang-kadang bertabrakan dengan sedikit kenyataan yang membuat mereka hancur berkeping-keping.
    Asli: Illusions commend themselves to us because they save us pain and allow us to enjoy pleasure instead. We must therefore accept it without complaint when they sometimes collide with a bit of reality against which they are dashed to pieces.
    Sigmund Freud
    Psikiater dari Austria 1856-1939
    Sigmund Freud
    - +
     0
Sigmund Freud - Ilusi memuji diri mereka sendiri karena mereka menyelamatkan kita dari rasa sakit dan memungkinkan kita untuk menikmati kesenangan sebagai gantinya. Karena itu kita harus menerimanya tanpa keluhan ketika mereka kadang-kadang bertabrakan dengan sedikit kenyataan yang membuat mereka hancur berkeping-keping.
Ilusi memuji diri mereka sendiri karena mereka menyelamatkan kita dari rasa sakit dan memungkinkan kita untuk menikmati kesenangan sebagai gantinya. Karena itu kita harus menerimanya tanpa keluhan ketika mereka kadang-kadang bertabrakan dengan sedikit kenyataan yang membuat mereka hancur berkeping-keping. dari : Sigmund Freud
X
rood-blad black-road forest hills-sunrise lake-forest plant-drops purple-flower rain-drops river-forest rose-black sky-stars straat-stad z-love-children-sun z-love-geliefdes-zon z-love-hands-sun z-love-hands z-love-leaves z-love-parijs z-love-small-hearts z-love-zwanen

Font size:

20 px 24 px 28 px 32 px 40 px 48 px

Font:

Arial TNR Verdana Courier New Comic Monospace

Warna:

Putih Beru Merah Kuning Hijau Hitam

Bayangan:

Tidak Putih Hitam
rood-blad Ilusi memuji diri mereka sendiri karena mereka menyelamatkan kita dari rasa sakit dan memungkinkan kita untuk menikmati kesenangan sebagai gantinya. Karena itu kita harus menerimanya tanpa keluhan ketika mereka kadang-kadang bertabrakan dengan sedikit kenyataan yang membuat mereka hancur berkeping-keping.
- Sigmund Freud JagoKata.com