• Eva Sri Rahayu Kepedihan ini bagai laut menggelora diterpa badai, melontarlkanku dari satu dunia ke dunia lain, membenamkan ke dasarnya yang dingin dan gelap, tanpa belas kasihan, tidak memberiku udara untuk bernapas. Rasa sakit ini serupa sayatan belati, merobek dadaku dan menumpahkan darah merah, kental, amis. Mengalir deras, terus, dan terus, sehingga kematian adalah anugerah tak terkira.
    Sumber: Sell Your Soul 76
    Eva Sri Rahayu
    Penulis dari Indonesia
    Eva Sri Rahayu
    - +
    +1
...
Eva Sri Rahayu - Kepedihan ini bagai laut menggelora diterpa badai, melontarlkanku dari satu dunia ke dunia lain, membenamkan ke dasarnya yang dingin dan gelap, tanpa belas kasihan, tidak memberiku udara untuk bernapas. Rasa sakit ini serupa sayatan belati, merobek dadaku dan menumpahkan darah merah, kental, amis. Mengalir deras, terus, dan terus, sehingga kematian adalah anugerah tak terkira.
Kepedihan ini bagai laut menggelora diterpa badai, melontarlkanku dari satu dunia ke dunia lain, membenamkan ke dasarnya yang dingin dan gelap, tanpa belas kasihan, tidak memberiku udara untuk bernapas. Rasa sakit ini serupa sayatan belati, merobek dadaku dan menumpahkan darah merah, kental, amis. Mengalir deras, terus, dan terus, sehingga kematian adalah anugerah tak terkira. dari : Eva Sri Rahayu
X
plant-drops black-road forest hills-sunrise lake-forest purple-flower rain-drops river-forest rood-blad rose-black sky-stars straat-stad z-love-children-sun z-love-geliefdes-zon z-love-hands-sun z-love-hands z-love-leaves z-love-parijs z-love-small-hearts z-love-zwanen

Font size:

20 px 24 px 28 px 32 px 40 px 48 px

Font:

Arial TNR Verdana Courier New Comic Monospace

Warna:

Putih Beru Merah Kuning Hijau Hitam

Bayangan:

Tidak Putih Hitam
plant-drops Kepedihan ini bagai laut menggelora diterpa badai, melontarlkanku dari satu dunia ke dunia lain, membenamkan ke dasarnya yang dingin dan gelap, tanpa belas kasihan, tidak memberiku udara untuk bernapas. Rasa sakit ini serupa sayatan belati, merobek dadaku dan menumpahkan darah merah, kental, amis. Mengalir deras, terus, dan terus, sehingga kematian adalah anugerah tak terkira.
- Eva Sri Rahayu JagoKata.com