• Riawani Elyta Aku sendiri nggak tahu, maksudku, sampai sekarang aku nggak mengerti kenapa Rancho nggak pernah putus asa untuk terus mengirimiku email. Aku baru membuka akun yahoomailku lagi bertahun-tahun setelah itu.hidup kami benar-benar berubah drastis. Kami harus pindah ke tempat yang lebih aman. Tempat yang bisa menerima keberadaan kami. Waktu itu Pa harus memulai semuanya lagi dari nol. Jangankan untuk bisa ke warnet, Ma bahkan hanya bisa menyediakan bubur untuk kami makan.
    Sumber: LDR #CrazyLove 173
    Riawani Elyta
    Penulis dari Indonesia
    Riawani Elyta
    - +
    +3
Loading...
Riawani Elyta - Aku sendiri nggak tahu, maksudku, sampai sekarang aku nggak mengerti kenapa Rancho nggak pernah putus asa untuk terus mengirimiku email. Aku baru membuka akun yahoomailku lagi bertahun-tahun setelah itu.hidup kami benar-benar berubah drastis. Kami harus pindah ke tempat yang lebih aman. Tempat yang bisa menerima keberadaan kami. Waktu itu Pa harus memulai semuanya lagi dari nol. Jangankan untuk bisa ke warnet, Ma bahkan hanya bisa menyediakan bubur untuk kami makan.
Aku sendiri nggak tahu, maksudku, sampai sekarang aku nggak mengerti kenapa Rancho nggak pernah putus asa untuk terus mengirimiku email. Aku baru membuka akun yahoomailku lagi bertahun-tahun setelah itu.hidup kami benar-benar berubah drastis. Kami harus pindah ke tempat yang lebih aman. Tempat yang bisa menerima keberadaan kami. Waktu itu Pa harus memulai semuanya lagi dari nol. Jangankan untuk bisa ke warnet, Ma bahkan hanya bisa menyediakan bubur untuk kami makan. oleh: Riawani Elyta
X

Font size:

20 px 24 px 28 px 32 px 40 px 48 px

Font:

Arial TNR Verdana Courier New Comic Monospace

Warna:

Putih Beru Merah Kuning Hijau Hitam

Bayangan:

Tidak Putih Hitam
Aku sendiri nggak tahu, maksudku, sampai sekarang aku nggak mengerti kenapa Rancho nggak pernah putus asa untuk terus mengirimiku email. Aku baru membuka akun yahoomailku lagi bertahun-tahun setelah itu.hidup kami benar-benar berubah drastis. Kami harus pindah ke tempat yang lebih aman. Tempat yang bisa menerima keberadaan kami. Waktu itu Pa harus memulai semuanya lagi dari nol. Jangankan untuk bisa ke warnet, Ma bahkan hanya bisa menyediakan bubur untuk kami makan.
- Riawani Elyta
JagoKata.com