Putu Wijaya
Sastrawan dari Indonesia
Hidup: 1944 -
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 11 April 1944
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 20.
-
Kita jangan sampai kagum pada bayangan kita sendiri, kadang-kadang bayangan itu tinggi besar jika matahari condong, padahal tubuh kita sebenarnya tetap kecil.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Kalau ini karena uang, memalukan. Kalau ini karena wanita, aib namanya, kalau ini karena kenakalan, bodoh. Kalau ini karena tidak ada kerjaan lain, lebih bodoh lagi.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Tak ada tikus yang tidak berkumis. Tak ada keuntungan yang datang gratis, semuanya harus dibayar.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Saya tidak bilang teori itu tidak perlu. Praktek itu memang berdasarkan teori. Tetapi praktek itu bukan semata-mata teori yang dipraktekkan, ini hidup bukan buku yang gampang diatur.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Perdamaian yang palsu lebih ganas dari perang.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Mulut kita adalah cermin rohani kita.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Segala aturan dan beban itu memang disengaja. Itu sudah merupakan paket, agar tingkah laku jadi selalu laras dan terkendali. Tekanan adalah juga kendali.
― Putu Wijaya -
Dalam tersesat kamu diasah untuk mempertimbangkan apa yang sudah kamu putuskan, dan menambah apa yang selama ini tidak pernah kau pikirkan.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Orang gila tak perlu berpikir, sebab dia tahu tak ada gunanya.
― Putu Wijaya -
Bahwa harmoni adalah yang paling utama dalam kehidupan, walaupun kadang tidak rasional.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Seperti rumah, yang menjadi semakin rumah ketika ditinggalkan, begitulah cinta, menjadi semakin cinta sesudah hilang.
― Putu Wijaya -
Hidup ini bukan hadiah, tetapi utang yang harus kita tebus dengan keringat.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Ini buktinya. Kalau tidak adil memang begini. Semua orang bisa gila.
― Putu Wijaya -
Surga itu terletak di rumah kita, bukan di tempat orang lain.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Mereka mengira tersesat itu selalu berarti salah, padahal tersesat itu adalah jalan untuk menemukan kebenaran yang lebih sejati.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Di zaman edan ini, siapa yang tidak frustrasi? Kalau kamu ikutkan perasaanmu, kamu akan gila. Tetapi, semua orang memang sudah gila. Kamu tidak akan menjadi istimewa karena menjadi gila.
Sumber: Klop― Putu Wijaya -
Manusia walaupun jasmaninya kelihatan seperti kelebihan, tetapi budayanya membuat ia tetap mengikuti kewajaran.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Tiap-tiap orang mempunyai sudut terbaiknya yang berbeda dengan orang lain, nah sudut pandang itu yang harus kita temukan
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Hidup bukan untuk makan. Makan juga tidak untuk hidup, orang hidup harus makan, orang makan harus hidup.
Sumber: Perang― Putu Wijaya -
Pertapaan bisa memuncak justru disaat-saat main-main.
Sumber: Perang― Putu Wijaya