Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 84.
-
Mendadak seberkas sinar matahari membersit dari gundukan mendung. Gerimis turun bersama kilas cahaya tipis di langit. Pelan-pelan membasahi pelataran.
Sumber: Ziarah Para Malaikat― Risda Nur Widia -
Mereka benar-benar layaknya derai angin di tengah gurun yang tiba dengan baju kumal, wajah melas, dan becak tua penuh karat.
Sumber: Penjemput Kesedihan― Risda Nur Widia -
Beban hidup selalu berganti setiap hari. Masalah terus terlahir dari rahim kesibukan masyarakat kota: takut terlambat masuk kantor, takut gaji dipotong, takut dimarahi istri, takut tak dapat membayar bulanan anak, takut ditinggal pacar simpanan, hingga istri kedua.
Sumber: Seratus Tahun Berlari― Risda Nur Widia -
Ombak masih berkecamuk di dalam benaknya. Ia bagai terombang-ambing di dalam kebingungan.
Sumber: Bocah yang Ingin Melihat Neraka― Risda Nur Widia -
Rentetan peristiwa yang melulu dan membuat seorang jengah. Ia berlari untuk menyelamatkan diri dari semua belenggu itu.
Sumber: Seratus Tahun Berlari― Risda Nur Widia -
Kenyang ia melihat pemadangan gemerlap lampu-lampu, pekik tawa dalam pesta-pesta penuh hidangan lezat, atau rintih tengah malam para perempuan dari gedung-gedung gemerlap tempat para penjual cinta.
Sumber: Seratus Tahun Berlari― Risda Nur Widia -
Ya, karena hanya pada bunga kesedihan itulah, kami dapat melabuhkan rindu pada orang-orang yang telah pergi.
Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu― Risda Nur Widia -
Bunga yang merekah ketika kesedihan dan kematian mengental di udara.
Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu― Risda Nur Widia -
Kami terus mengembara mencari segumpal kenangan yang tak pernah mati, walau seribu peluru menghujamnya.
Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu― Risda Nur Widia -
Sendu dalam larik kalimat itu mengawang sunyi.
Sumber: Ziarah Para Malaikat― Risda Nur Widia -
Alam memiliki energi tak langsung yang merasuki pikiran.
Sumber: Rinjani: Pada Suatu Hari yang Malas― Risda Nur Widia -
Apakah benar bunga itu tercipta dari kematian atau tercipta dari doa-doa yang patah saat dipanjatkan?
Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu― Risda Nur Widia -
Betapa hidup ini sudah kehilangan hiburan yang bermutu.
Sumber: Seratus Tahun Berlari― Risda Nur Widia -
Dadanya berat: sesaak. Ingatannya meloncot seperti seekor anak kelinci yang bermainan di padang rumput; mengais-ngais kenangan.
Sumber: Rinjani: Pada Suatu Hari yang Malas― Risda Nur Widia -
Kami mengerat bunga-bunga kesunyian itu seraya mencium harum kenangan akan orang-orang yang telah dibantai.
Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu― Risda Nur Widia -
Orang-orang itu lebih memilih berhenti menjual dirinya pada kenikmatan hidup yang fana.
Sumber: Seratus Tahun Berlari― Risda Nur Widia -
Air hujan itu terasa hangat. Pun bila dicecap terasa manis.
Sumber: Ziarah Para Malaikat― Risda Nur Widia -
Aku percaya Tuhan ada di mana-mana, Dia berada di setiap kesedihan dan kebahagian umat-Nya.
Sumber: Obituarium Origami― Risda Nur Widia -
Ia ingin menjadi seorang wanita kuat yang dapat menaklukan apa saja.
Sumber: Rinjani: Pada Suatu Hari yang Malas― Risda Nur Widia -
Kebanyakan dari orang-orang itu berlari karena jemu dengan hidup. Mereka ingin berlari terlepas dari belenggu-belenggu.
Sumber: Seratus Tahun Berlari― Risda Nur Widia
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Risda Nur Widia akan selalu Anda temukan di
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261