Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia
Lahir: 1925-2006
Kata-kata Bijak 141 s/d 160 dari 437.
-
Nilai yang diwariskan oleh kemanusiaan hanya untuk mereka yang mengerti dan membutuhkan. Humaniora memang indah bila diucapkan para mahaguru-indah pula didengar oleh mahasiswa berbakat dan toh menyebalkan bagi mahasiswa-mahasiswa bebal. Berbahagialah kalian, mahasiswa bebal, karena kalian dibenarkan berbuat segala-galanya.
Sumber: Rumah Kaca (1988)― Pramoedya Ananta Toer -
Perdagangan membikin orang terbebas dari pangkat-pangkat, tak membeda-bedakan sesama manusia, apakah dia pembesar atau bawahan, bahkan budak pun. Pedagang berpikiran cepat. Mereka menghidupkan yang beku dan menggiatkan yang lumpuh.
Sumber: Jejak Langkah (1985)― Pramoedya Ananta Toer -
Tak ada orang yang tak suka pada pujian. Kalau orang merasa terhina karena dipuji, tandanya orang itu berhati culas.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Ah, Gus, begini kodrat perempuan. Dia menderitakan sakit waktu melahirkan, menderita sakit lagi karena tingkahnya.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Manusia terlalu sering bertepuk hanya sebelah tangan.
Sumber: Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer -
Negeri Matahari Terbit, negeri Kaisar Meiji itu berseru pada para perantaunya, menganjurkan: Belajar berdiri sendiri! Jangan hanya jual tenaga pada siapa pun! Ubah kedudukan kuli jadi pengusaha, biar kecil seperti apa pun; tak ada modal? Berserikat, bentuk modal! Belajar kerja sama! Bertekun dalam pekerjaan!
Sumber: Anak semua bangsa― Pramoedya Ananta Toer -
Tapi seperti rambu lalu lintas yang setia, sedih dan derita selalu berpelukan dengan setia
Sumber: PUISI UNTUK AYAH― Pramoedya Ananta Toer -
Aku mengeluh. Hatiku tersayat. Aku memang perasa. Dan keluargaku pun terdiri dari makhluk-makhluk perasa.
Sumber: Bukan Pasarmalam― Pramoedya Ananta Toer -
Aku tak suka pada priayi. Gedung-gedung berdinding batu itu neraka. Neraka. Neraka tanpa perasaan. Tak ada orang mau dengarkan tangisnya. Kalau anak itu besar kelak, dia pun takkan dengarkan keluh-kesah ibunya. Dia akan perintah dan perlakukan aku seperti orang dusun, seperti abdi. Dia perlakukan aku seperti bapaknya memperlakukan aku kini dan selama ini. Tapi lindungilah dia. Dia anakku yang tak mengenal emaknya, tak kenal lagi air susu emaknya.
Sumber: Gadis Pantai― Pramoedya Ananta Toer -
Dahulu dia selalu katakan apa yang dia pikirkan, tangiskan, apa yang ditanggungkan, teriakan ria kesukaan di dalam hati remaja. Kini dia harus diam - tak ada kuping sudi suaranya.
― Pramoedya Ananta Toer -
Dan rangsang hidup itu ogah dibius padam begitu saja: lihatlah, bukan saja kerjamu belum selesai, yang selesai pun terlalu banyak cacat dan cela. Imajinasi saja tidak cukup. Kau harus tinggal hidup, paling tidak tiga puluh tahun lagi. Sertai dan saksikan akhir dari semua ini!
― Pramoedya Ananta Toer -
Keindahannya ada dalam kenang-kenangan.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Menulis adalah sebuah keberanian...
― Pramoedya Ananta Toer -
Sebagai ideologi, komunisme bermakna untuk individu. Akan tetapi, sebagai sistem politik, komunisme tidak demokratis dan mengarah pada penindasan.
Sumber: Saya Ingin Lihat Semua Ini berakhir (2008) 141― Pramoedya Ananta Toer -
Seganas-ganasnya laut dia lebih pemurah dari hati priayi.
Sumber: Gadis Pantai― Pramoedya Ananta Toer -
Seluruh halaman ditutup dengan pagar bambu anyaman tinggi, tak dapat dilihat dari jalanan. Apa sebab dipagar rapat tinggi? Agar orang tak tahu apa yang sedang terjadi di dalam.
Sumber: Perawan Dalam Cengkeraman Militer― Pramoedya Ananta Toer -
Jadi apanya yang harus dikenal, kan orang dikenal karena karyanya, ratusan juta orang di atas bumi ini tidak berkarya yang membikin mereka dikenal, maka tidak dikenal.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu.
Sumber: Jean Marais 55― Pramoedya Ananta Toer -
Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan? Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Sebenarnya, aku ingin kembali, Ayah
Pulang ke teduh matamu
Berenang di kolam yang kau beri nama rinduSumber: PUISI UNTUK AYAH― Pramoedya Ananta Toer