Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia
Hidup: 1925 - 2006
Kategori: Politics | Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 6 Februari 1925 Meninggal: 29 April 2006
Kata-kata Bijak 201 s/d 220 dari 437.
-
Kartini pernah mengatakan: mengarang adalah bekerja untuk keabadian.
Sumber: Anak semua bangsa 121― Pramoedya Ananta Toer -
Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka 'kemajuan' sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.
Sumber: Rumah Kaca (1988) , h. 436― Pramoedya Ananta Toer -
Memerintah pekerja pun kau tidak bisa karena kau tak bisa memerintah dirimu sendiri. Memerintah diri sendiri kau tak bisa karena kau tak mau bekerja.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Orang Belanda sering membisikkan: berbahagialah mereka yang bodoh, karena dia kurang menderita. Berbahagialah juga kanak-kanak yang belum membutuhkan pengetahuan untuk dapat mengerti.
Sumber: Minke 113― Pramoedya Ananta Toer -
Selama orang masih suka bekerja, dia masih suka hidup dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut.
Sumber: Rumah kaca― Pramoedya Ananta Toer -
Semua manusia bersaudara satu sama lain. Karena itu tiap orang yang membutuhkan pertolongan harus meeroleh pertolongan. Tiap orang keluar dari satu turunan, karena itu satu sama lain adalah saudara.
Sumber: Dongeng Calon Arang― Pramoedya Ananta Toer -
Suatu bangsa yang telah mempertaruhkan jiwa-raga dan harta benda untuk segumpal pengertian abstrak bernama kehormatan.
― Pramoedya Ananta Toer -
Terpelajar itu sudah harus adil semenjak dalam pikiran.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Tiada hadiah diharapkan oleh brahmana, Yang Mulia. Kalau dia sudah dapat memberikah dharma untuk kesejahteraan titah, para dewa akan mengantar kasudahannya.
Sumber: Arok Dedes― Pramoedya Ananta Toer -
Uh, Hindia, negeri yang hanya dapat menunggu-nunggu hasil kerja Eropa!
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Bagi wanita muda, Mas Nganten, sebenarnya tak ada kesulitan hidup di dunia, apalagi kalau ia canti, dan rodi sudah tak ada lagi.
Sumber: Gadis Pantai― Pramoedya Ananta Toer -
Dalam tahanan di RTM tahun 1960 saya mendapatkan kata baru dari dunia kriminal: brengsek. Sekarang saya dapat kata baru pula: di-aman-kan, yang berarti: dianiaya, sama sekali tidak punya sangkut-paut dengan aman dan keamanan. Sebelum itu saya punya patokan cadangan bila orang bicara denganku: ambil paling banyak 50% dari omongannya sebagai benar. Sekarang saya mendapatkan tambahan patokan: Kalau yang berkuasa bilang A, itu berarti minus A. Apa boleh buat, pengalaman yang mengajarkan.
Sumber: Surat Terbuka Pramoedya Ananta Toer kepada Keith Foulcher: Jakarta, 5 Maret 1985― Pramoedya Ananta Toer -
Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya.
Sumber: Von Kollewijn 32― Pramoedya Ananta Toer -
Kalau sampai di Jakarta-nona ke Jakarta, bukan?-jangan lupakan pemuda-pemuda ini. Mereka sedang melahirkan sejarah.
Sumber: Larasati― Pramoedya Ananta Toer -
Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.
Sumber: Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer -
Kekuatan suatu negeri sama sekali tidak terletak pada besar atau kecilnya jumlah penduduk dan luas - sempitnya negerinya, tetapi pada nilainya dalam menguasai ilmu pengetahuan.
Sumber: Panggil Aku Kartini Saja― Pramoedya Ananta Toer -
Luka terhadap kebanggaan dan harga diri tak juga mau hilang. Bila teringat kembali bagaimana hina aku dijual. Aku tak mampu mengampuni kerakusan Sastrotomo dan kelemahan istrinya. Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak dia takkan menjadi apa-apa.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan.
― Pramoedya Ananta Toer -
Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. Yang tertinggal jarak itu juga-abadi. Di depan sana ufuk yang itu juga-abadi.
Sumber: PUISI UNTUK AYAH― Pramoedya Ananta Toer -
Orang Jawa sujud berbakti kepada yang lebih tua, lebih berkuasa, satu jalan pada penghujung keluhuran. Orang harus berani mengalah, Gus.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261 -
Christian Simamora
Penulis dari Indonesia 259