Khrisna Pabichara
Penulis dari Indonesia
Lahir: 1975-
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 38.
-
Aku merasa sedang dipermainkan oleh nasib, tenggelam ke dalam mimpi berlapis-lapis, mimpi yang di dalamnya ada mimpi lagi, lagi dan lagi.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Aku ceritakan kesedihanku kepada sungai agar sungai mengajariku bagaimana mengalir tanpa sedikitpun mengeluh.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Penyakit pertama yang diidap para perantau adalah rindu kampung. Penyakit ini menyebabkan hasrat ingin pulang yang akut. Bagi mereka yang bisa melewati masa kritis, akan bertahan di tanah rantau. Sebaliknya, mereka yang tak mampu sembuh dan seluruh benaknya digerogoti bakteri rindu, akan pulang ketempat asal dengan gelar yang menyakitkan: orang-orang kalah.
Sumber: Surat Dahlan 15― Khrisna Pabichara -
'Tuhan, terserah Engkau saja.' Begitulah bunyi doaku. Singkat. Padat. Dan, pasrah.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Banyak orang menganggap dirinya kurang beruntung sebelum ada perempuan atau lelaki yang mencintainya. Ada yang bahkan sampai bunuh diri, merampas hak Tuhan dalam urusan nyawa. Sebagai akibat kesalahan keyakinan, banyak yang mengira cinta adalah penyelamat. Kemudian, orang-orang yang berkeyakinan seperti itu menikah. Kemudian, mereka akan saling melukai, menyakiti. Setelah itu, mereka pilih cerai sebagai jalan kebahagiaan, atau bertahan demi keselamatan hubungan dengan terus berpura-pura. Kadang mereka menyatakan, dari Tuhan-lah musabah kehadiran cinta itu, dan menyalahkan Tuhan ketika mereka gagal merawat hubungan.
Sumber: Surat Dahlan 44― Khrisna Pabichara -
Sumur yang bening tidak akan mencari timba. Begitulah semestinya kita berlaku, tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari jabatan.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Alangkah naïf jika hidup hanya berkisar pada sekolah, tumbuh meremaja, kuliah dan dapat gelar sarjana, lalu kawin dan punya keturunan.
Sumber: Surat Dahlan 27― Khrisna Pabichara -
Bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa orang-orang yang memiliki keyakinan dan kemauan kuat untuk mewujudkan harapan.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Cinta yang bersyarat akan memudar tatkala syarat itu tak terpenuhi.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Rasa cinta itu nggak salah. Meskipun kamu merasa mencintai lelaki yang punya kekasih. Tetapi, respon atas perasaanmu itulah yang penting. Kamu mau menghormati dirimu dan perasaanmu atau tidak.
Sumber: Antologi Cinta 120― Khrisna Pabichara -
Kadang, hidup begitu tegas tak menawarkan kesempatan lebih dari sekali, dan sebaiknya aku terima peluang yang ditawarkan oleh kehidupan itu.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Sepeda ontel klasik akan selalu terlihat bagus dari masa ke masa jika kita merawatnya dengan tulus dan rajin; begitu juga dengan ilmu yang kita dapatkan, harus diberikan kepada orang lain dengan tulus juga, dan untuk mendapatkannya kita harus rajin.
Sumber: Antologi Cinta 40― Khrisna Pabichara -
Hidup ini keras, kamu harus berjuang sendiri!
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Kadang kita luput mensyukuri anugerah yang kita terima. Mungkin karena rahmat itu kita anggap kecil atau memang sesuatu yang lumrah, lantas kita lalai menjaganya.
Sumber: Surat Dahlan 283― Khrisna Pabichara -
Kita boleh saja bermimpi sesuka hati... tapi jangan karena mimpi itu belum tercapai lantas kamu putus asa.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Janji hari ini akan berbeda keesokan harinya, apalagi yang bertahun-tahun.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Kata orang jika cinta datang merasuk ke dalam hatimu maka bisa membuat hatimu berdebar-debar tak beraturan dan frekuensinya lebih cepat dari biasanya. Sekarang aku merasakan hal yang sama. Apakah aku telah jatuh cinta?
Sumber: Antologi Cinta 130― Khrisna Pabichara -
Kita tidak mungkin mundur hanya karena tahu lawan jauh lebih kuat.
Sumber: Sepatu Dahlan― Khrisna Pabichara -
Apa yang kita yakini benar belum tentu dianggap benar oleh oranglain.
Sumber: Surat Dahlan 75― Khrisna Pabichara -
Barangkali aku cuma punya harapan yang bertumpuk di setiap kepala. Itu sebabnya kunamai kepalaku dengan kebun harapan. Kebun yang segala jenis bibit bisa tumbuh di sana. Lucunya, aku tak pernah tahu, atau mungkin belum tahu, bibit apa yang paling tepat ditanam di kebun harapan itu.
Sumber: Surat Dahlan 27― Khrisna Pabichara