Kata-kata Bijak dari Emha Ainun Nadjib

Emha Ainun Nadjib

Emha Ainun Nadjib

Seorang seniman, budayawan, penyair, serta intelektual asal Indonesia.

Hidup: 1953 -

Kategori: Penulis (Modern) | Penyair (Modern) Negara: FlagIndonesia

Lahir: 27 Mei 1953

  • Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.
  • Kebersihan luas maknanya, kebersihan ruang dan kampung hanyalah satu hal, hal lain adalah kebersihan jiwa manusia itu sendiri, kebersihan pergaulan antarmanusia, baik pergaulan sosial, pergaulan ekonomi, pergaulan politik dan hukum.
  • Cinta bukanlah bertahan seberapa lama. Tetapi seberapa jelas dan ke arah mana.
  • Pemimpin yang terbaik adalah yang paling memiliki penguasaan diri untuk dipimpin. Maka seorang Pendito Ratu haruslah a man of nothing to loose. Tak khawatir kehilangan apa-apa. Jangankan harta benda, simpanan uang, seribu perusahaan, tanah, gunung dan tambang. Sedangkan dirinya sendiripun sudah tak
  • Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang.
  • Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati.
  • Kejahatan adalah nafsu yang terdidik. Kepandaian, seringkali, adalah kelicikan yang menyamar. Adapun kebodohan, acapkali, adalah kebaikan yang bernasib buruk. Kelalaian adalah itikad baik yang terlalu polos. Dan kelemahan adalah kemuliaan hati yang berlebihan.
  • Manusia jangan menunggu hancur dulu baru insaf.
  • Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita.
  • Dunia ini masih dipimpin oleh orang yang lebih memilih kenyang meskipun dijadikan budak, dari pada lapar tapi bertahan harga dirinya.
  • Agama itu letaknya di dapur. Tidak masalah mau pakai wajan merk apa di dapur, yang utama adalah makanan yang disajikan di warung sehat. Maka ukuran keberhasilan orang beragama bukan pada sholat atau umrohnya, melainkan pada perilakunya.
  • Ada orang yang mengkritik tapi tidak memberi jalan keluar. Ada orang yang memberi jalan keluar tanpa mengkritik.
  • Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak bisa dibawa mati.
  • Tuhan tidak tersakiti oleh pengingkaran Anda. Tetapi Tuhan sangat tersakiti jika Anda berpura-pura menyembahNya.
  • Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya?
Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya tak diterima.
  • Hanya sunyi, yang sanggup mengajarkan kita, untuk tak mendua.
  • Kebanyakan orang tak bisa tidur, mereka hanya tertidur, karena sepanjang siang dan malam hari mereka diberati oleh dunia.
  • Agama kurang diperkenalkan sebagai berita gembira dan janji cinta, melainkan sebagai tukang cambuk, pendera dan satpam yang otoriter.
  • Kalau kau cukup makan sepiring nasi, kenapa harus sepiring setengah. Kalau kesehatanmu cukup dipenuhi dengan sebiji tempe, kenapa ambil dua?
  • Secara filosofis, sesungguhnya tak ada "orang besar" dan tak ada "orang kecil" dalam takaran pemilikan ekonomi atau perbedaan status sosial budaya. Kecil dan besar hanya terjadi pada kualitas kepribadian.
+17

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 76.

  • Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +583
  • Kebersihan luas maknanya, kebersihan ruang dan kampung hanyalah satu hal, hal lain adalah kebersihan jiwa manusia itu sendiri, kebersihan pergaulan antarmanusia, baik pergaulan sosial, pergaulan ekonomi, pergaulan politik dan hukum.
    Sumber: Markesot Bertutur
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +571
  • Cinta bukanlah bertahan seberapa lama. Tetapi seberapa jelas dan ke arah mana.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +567
  • Pemimpin yang terbaik adalah yang paling memiliki penguasaan diri untuk dipimpin. Maka seorang Pendito Ratu haruslah a man of nothing to loose. Tak khawatir kehilangan apa-apa. Jangankan harta benda, simpanan uang, seribu perusahaan, tanah, gunung dan tambang. Sedangkan dirinya sendiripun sudah tak dimiliknya, sebab telah diberikan kepada Tuhan dan rakyatnya.
    Sumber: OPLeS: Opini Plesetan 50
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +442
  • Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +402
  • Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +385
  • Kejahatan adalah nafsu yang terdidik. Kepandaian, seringkali, adalah kelicikan yang menyamar. Adapun kebodohan, acapkali, adalah kebaikan yang bernasib buruk. Kelalaian adalah itikad baik yang terlalu polos. Dan kelemahan adalah kemuliaan hati yang berlebihan.
    Sumber: OPLeS: Opini Plesetan
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +379
  • Manusia jangan menunggu hancur dulu baru insaf.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +370
  • Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +356
  • Iblis tidak berjarak dengan diri kita, dengan karakter budaya, politik dan pasar sejarah kita. Malah Tuhan yang jaraknya cenderung semakin menjauh dari kita, kecuali pas kita perlukan untuk memperoleh keuntungan atau mentopengi muka.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +353
  • Dunia ini masih dipimpin oleh orang yang lebih memilih kenyang meskipun dijadikan budak, dari pada lapar tapi bertahan harga dirinya.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +351
  • Agama itu letaknya di dapur. Tidak masalah mau pakai wajan merk apa di dapur, yang utama adalah makanan yang disajikan di warung sehat. Maka ukuran keberhasilan orang beragama bukan pada sholat atau umrohnya, melainkan pada perilakunya.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +350
  • Ada orang yang mengkritik tapi tidak memberi jalan keluar. Ada orang yang memberi jalan keluar tanpa mengkritik.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +347
  • Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak bisa dibawa mati.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +344
  • Tuhan tidak tersakiti oleh pengingkaran Anda. Tetapi Tuhan sangat tersakiti jika Anda berpura-pura menyembahNya.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +344
  • Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya?
    Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya tak diterima.
    Sumber: Tahajjud cintaku
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +334
  • Seseorang tidak akan memperjuangkan perubahan dari ketidakbenaran menjadi kebenaran ketika yang harus ia perlihara adalah kemapanannya dalam ketidakbenaran.
    Sumber: OPLeS: Opini Plesetan 169
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +331
  • Hanya sunyi, yang sanggup mengajarkan kita, untuk tak mendua.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +323
  • Aku menyebut diriku muslim saja aku tidak berani, karena itu merupakan hak prerogatifnya Allah untuk menilai aku ini muslim atau bukan.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +316
  • Kebanyakan orang tak bisa tidur, mereka hanya tertidur, karena sepanjang siang dan malam hari mereka diberati oleh dunia.
    Emha Ainun Nadjib
    - +
    +315
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Emha Ainun Nadjib akan selalu Anda temukan di

Tentang Emha Ainun Nadjib

Nama lengkapnya adalah Muhammad Ainun Nadjib dikenal pula dengan nama Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Lahir di Jombang, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 1953.

Cak Nun belajar sastra pada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970-1975.

Ia pun gemar menekuni beberapa pementasan teater yang berhasil digelarnya. Cak Nun juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).