Kata-kata Bijak 21 s/d 40 dari 83.
-
Dialah matahari yang menghapus mendungku selama ini.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 147― Dwitasari -
Matanya berbinar terang dan wajahya terlihat sangat bahagia. Perempuan yang tangannya terus dia genggam itu juga ikut bahagia. Sekarang aku tak tahu apakah aku harus tersenyum senang atau menunjukkan perasaan sedihku?
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 75― Dwitasari -
Kamu itu spesial. Yang harus kamu lakukan adalah merasa spesial dan nggak minder sama kata orang lain, got it?
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 66― Dwitasari -
Tak ada kehangatan dalam pelukan ini, entah mungkin karena hatiku ikut menjadi dingin ketika wanita yang kucintai ini kembali bercerita tentang pria lain.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 9― Dwitasari -
Hal yang kukhawatirkan memang terjadi. Perkenalan kami begitu singkat, tapi kenangan begitu mudah melekat. Dan, kenangan itu muncul sewaktu-waktu, seperti pagi ini misalnya.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 54― Dwitasari -
Kita terlalu egois untuk menyatakan perasaan, sama-sama bertahan dengan anggapan masing-masing, dan nggak tahu yang sebenarnya terjadi.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 210― Dwitasari -
Tak banyak orang yang tahu mengenai persahabatan kami. Persahabatan? Aku bahkan tak tahu dia menganggapku apa. Mungkin teman, mungkin juga hanya pendengar dan penonton drama kehidupannya.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 25― Dwitasari -
Ini munafik. Sungguh. Aku berusaha membuatnya merasa bahwa segalanya baik-baik saja meskipun yang kurasakan saat ini adalah perasaan yng bahkan kata pun tak mampu mendeskripsikannya.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 12― Dwitasari -
It’s okay, yang pertama selalu full of shit, kok. Itulah makanya lebih baik kita menikah dengan cinta terakhir daripada cinta pertama.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 65― Dwitasari -
Setiap hati selalu menyimpan sebuah nama.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Kalau pulang untuk melihat seseorang yang sudah pergi, apa tetap menyenangkan?
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 20― Dwitasari -
Mungkin ini cinta atau ketertarikan sesaat. Aku tak tahu. Aku hanya merasa menemukan sosok yang berbeda. Laki-laki yang tidak seperti ayahku. Laki-laki yang bersusah payah demi melindungi perempuan.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 52― Dwitasari -
Aku udah bilang, kalau ada apa-apa jangan lari ke alkohol, lari ke aku aja. Pacarmu kenapa lagi?
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 8― Dwitasari -
Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayang?
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 12― Dwitasari -
Aku berusah agar tangisku tidak pecah. Sebenarnya, dadaku begitu sesak.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 17― Dwitasari -
Kurasa tak ada yang perlu lagi untuk dijelaskan. Seberapa panjang kata yang kulontarkan belum tentu membuatnya paham. Aku diam.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 12― Dwitasari -
Aku selalu jadi pendengar yang baik, juga penonton yang tak banyak mengeluh.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 21― Dwitasari -
Aku tak tahu bagaimana perasaannya terhadapku. Aku tak boleh tergesa-gesa menyebut segalanya adalah cinta. Cinta bukan sepaket perkenalan yang terbentuk tanpa proses. Semua harus butuh proses. Tapi, bukankah aku dan dia memang sedang dalam proses?
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 67― Dwitasari -
Dia datang pada saat yang tepat, saat hatiku hampir terkunci rapat. Aku memang sedang membutuhkan laki-laki humoris yang tak akan lagi membuatku menangis. Sosok itu kutemukan dalam dirinya.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 67― Dwitasari -
Ah, orang yang pernah membuatmu tertawa paling kencang adalah orang yang akan membuatmu menangis paling kencang.
Sumber: Jatuh Cinta Diam-Diam 76― Dwitasari
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Dwitasari akan selalu Anda temukan di (halaman 2)
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261