Buya Hamka
Seorang ulama, aktivis dan sastrawan Indonesia
Hidup: 1908 - 1981
Kategori: Politics | Teolog dan pendeta | Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 17 Februari 1908 Meninggal: 24 Juli 1981
Kata-kata Bijak 61 s/d 67 dari 67.
-
Kemunduran negara tidak akan terjadi kalau tidak kemunduran budi dan kekusutan jiwa.
Sumber: Dari Lembah Cita-Cita― Buya Hamka -
Kadang-kadang cinta bersifat tamak dan loba, kadang-kadang was-was dan kadang-kadang putus asa.
Sumber: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck― Buya Hamka -
Takut akan kena cinta, itulah dua sifat dari cinta, cinta itulah yang telah merupakan dirinya menjadi suatu ketakutan, cinta itu kerap kali berupa putus harapan, takut cemburu, hiba hati dan kadang-kadang berani.
Sumber: Di Bawah Lindungan Ka'bah― Buya Hamka -
Riwayat lama tutuplah sudah sekarang buka lembaran baru. Baik hentikan termenung gundah, apalah guna lama terharu.
― Buya Hamka -
Di belakang kita berdiri satu tugu yang bernama nasib, di sana telah tertulis rol yang akan kita jalani. Meskipun bagaimana kita mengelak dari ketentuan yang tersebut dalam nasib itu, tiadalah dapat, tetapi harus patuh kepada perintahnya.
― Buya Hamka -
Saya akan pikul rahsia itu jika engkau percayakan kepada saya dan saya akan masukkan ke dalam perbendaharaan hati saya dan kemudian saya kunci pintunya erat-erat. Kunci itu akan saya lemparkan jauh-jauh sehingga seorang pun tak dapat mengambilnya kedalam lagi.
― Buya Hamka -
Apakah keuntungan dan bahagianya cinta yang tiada berpengharapan?
Bukankah cinta itu sudah satu keuntungan dan pengharapan?Sumber: Di Bawah Lindungan Ka'bah― Buya Hamka