Kata-kata Bijak dari Ahmad Wahib

Ahmad Wahib

Ahmad Wahib

Pemikir dan pembaharu Islam dari Indonesia

Hidup: 1942 - 1973

Lahir: 9 Nopember 1942 Meninggal: 31 Maret 1973

  • Memang aku dahaga. Dahaga akan segala pengaruh. Karena itu kubuka bajuku, kusajikan tubuhku yang telanjang agar setiap bagian dari tubuhku berkesempatan memandang alam luas dan memperoleh bombardemen dari segala penjuru. Permainan yang tak akan pernah selesai ini sangat mengasyikan.
  • Tuhan, aku menghadap padamu bukan hanya di saat-saat aku cinta padamu, tapi juga di saat-saat aku tak cinta dan tidak mengerti tentang dirimu, di saat-saat aku seolah-olah mau memberontak terhadap kekuasaanmu. Dengan demikian Rabbi, aku berharap cintaku padamu akan pulih kembali.
  • Membuktikan diri baik bukanlah dengan menyatakan diri baik tapi dengan kata dan kerja yang baik.

Kata-kata Bijak 1 s/d 11 dari 11.

  • Tuhan, bisakah aku menerima hukum-Mu tanpa meragukannya lebih dahulu? Karena itu Tuhan, maklumilah lebih dulu bila aku masih ragu akan kebenaran hukum-hukum-Mu. Jika Engkau tak suka hal itu, berilah aku pengertian-pengertian sehingga keraguan itu hilang. Tuhan, murkakah Engkau bila aku berbicara dengan hati dan otak yang bebas, hati dan otak sendiri yang telah Engkau berikan kpadaku dengan kemampuan bebasnya sekali ? Tuhan, aku ingin bertanya pada Engkau dalam suasana bebas. Aku percaya, Engkau tidak hanya benci pada ucapan-ucapan yang munafik, tapi juga benci pada pikiran-pikiran yang munafik, yaitu pikiran-pikiran yang tidak berani memikirkan yang timbul dalam pikirannya, atau pikiran yang pura-pura tidak tahu akan pikirannya sendiri.
    Sumber: Catatan Harian 9 Juni 1969
    Ahmad Wahib
    - +
    +66
  • Kita kaum pembaharu muslim masih terlalu banyak menoleh kebelakang. Kita masih telalu sibuk melayani serangan-serangan dari orang-orang muslim tradisional. Kalau ini sampai berjalan lama dan menjadi kebiasaan saya kuatir kaum pembaharu akan terlibat dalam apologi bentuk baru, yaitu apologi terhadap ide-ide pembaharuan (yang sudah ada) melawan kaum tradisional. Bila ini sudah terjadi maka terhentilah sebenarnya kerja pembaharuan kita. Umur pembaharuan dikalangan muslim masih terlalu muda. Karena itu saya sangat kuatir bila dia menyibukan diri untuk: 1. menangkis dan menyerang muslim-muslim tradisional dengan faham-fahamnya yang sudah lama tersusun; 2. untuk menyebarkan pikiran-pikirannya yang notabene belum matang, belum lengkap dan jauh dari utuh. Karena itu sebaiknya kaum pembaharu memusatkan diri pada ketekunan pemikiran dan perenungan alam suatu grup kecil untuk mengolah dan mengembangkan konsep-konsep yang ada agar relatif matang, lengkap dan utuh. Kalau ini tidak dilakukan saya kuatir kita akan menjadi budak yang mau maju terus dan malu untuk sewaktu-waktu mundur bila kadang-kadang salah
    Sumber: Catatan Harian 10 April 1972
    Ahmad Wahib
    - +
    +44
  • Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan buddha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim. Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia.
    Sumber: Catatan Harian 9 Oktober 1969
    Ahmad Wahib
    - +
    +40
  • Belajar dan merenung dalam kamar saja tidak cukup, pikiran-pikiran perlu dipersegar dengan kenyataan-kenyataan yang hidup dalam masyarakat, celah-celah kehidupan masyarakat selalu memperkaya rohani.
    Sumber: Pergolakan Pemikiran Islam
    Ahmad Wahib
    - +
    +26
  • Memang aku dahaga. Dahaga akan segala pengaruh. Karena itu kubuka bajuku, kusajikan tubuhku yang telanjang agar setiap bagian dari tubuhku berkesempatan memandang alam luas dan memperoleh bombardemen dari segala penjuru. Permainan yang tak akan pernah selesai ini sangat mengasyikan.
    Sumber: Catatan Harian 6 Oktober 1969
    Ahmad Wahib
    - +
    +17
  • Dengan membaca aku melepaskan diri dari kenyataan yaitu kepahitan hidup. Tanpa membaca aku tenggelam sedih. Tapi sebentar lagi akan datang saatnya dimana aku tidak bisa lagi lari dari kenyataan. Kenyataan yang pahit tidak bisa dihindari teris-menerus berhubung dualitas diri yaitu jasmani dan roahani. Sebentar lagi kenyataan akan menangkapku dan aku belum tahu bagaimana saat itu harus kuhadapi. Saat itu adalah saat yang paling pahit.
    Sumber: Catatan Harian 20 April 1970
    Ahmad Wahib
    - +
    +14
  • Pada saat ini terlihat bahwa seluruh sikap-sikap mental mengalami degradasi di Indonesia, termasuk sikap mental bertanggung jawab. Beberapa orang yang pada mulanya kelihatan sangat potent untuk berwatak penuh tanggung jawab, ternyata menjadi pelempar tanggung jawab. Ada suatu bahaya bahwa masyarakat Indonesia akan menjadi society of responsibility shifters. Karena itu dari kalangan anak-anak muda di samping orang-orang tua, haros tampil beberapa orang yang berani melawan arus ini dan menegakan suatu masyarakat yang bertanggung jawab.
    Sumber: Catatan Harian 20 Februari 1970
    Ahmad Wahib
    - +
    +11
  • Aku tidak mengerti keadaan di Indonesia ini. Ada orang yang sudah sepuluh tahun jadi tukang becak. Tidak meningkat-ningkat. Seorang tukang cukur bercerita bahwa dia sudah 20 tahun bekerja sebagai tukang cukur. Penghasilannya hampir tetap saja. Bagaimana ini?
    Sumber: Catatan Harian 6 Juni 1969
    Ahmad Wahib
    - +
    +10
  • Islam adalah hati nurani setelah dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan pendapat-pendapat, kepentingan-kepentingan, cita-cita orang lain dan kelompok sosial di sekelilingnya.
    Sumber: Pergolakan Pemikiran Islam
    Ahmad Wahib
    - +
    +9
  • Tuhan, aku menghadap padamu bukan hanya di saat-saat aku cinta padamu, tapi juga di saat-saat aku tak cinta dan tidak mengerti tentang dirimu, di saat-saat aku seolah-olah mau memberontak terhadap kekuasaanmu. Dengan demikian Rabbi, aku berharap cintaku padamu akan pulih kembali.
    Ahmad Wahib
    - +
    +5
  • Membuktikan diri baik bukanlah dengan menyatakan diri baik tapi dengan kata dan kerja yang baik.
    Sumber: Pergolakan Pemikiran Islam
    Ahmad Wahib
    - +
    +1
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Ahmad Wahib akan selalu Anda temukan di

Tentang Ahmad Wahib

Ahmad Wahib adalah seorang budayawan, dan pemikir Islam lahir pada tanggal 9 November 1942 di Sampang Madura. Pendidikan umum dijenjanginya sampai tingkat menengah atas. Selepas belajar di SMA Pamekasan, Ahmad Wahib melanjutkan studinya ke Yogyakarta. Di Yogyakarta, ia melanjutkan studi pada Fakultas Ilmu Pasti dan Alam Universitas Gajah Mada (FIPA- UGM). Pada 1971, Wahib menginggalkan Yogyakarta dengan tujuannya adalah Jakarta untuk mencari kerja. Ia akhirnya diterima sebagai calon reporter majalah berita mingguan Tempo. Ia juga ikut kursus filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, sebuah perguruan tinggi yang didirikan oleh seorang Jesuit Jawa, Driyarkara. Sayangnya, ia wafat tertabrak motor pada 30 Maret 1973.