Ahmad Tohari
Sastrawan dan budayawan dari Indonesia
Hidup: 1948 -
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 13 Juni 1948
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 27.
-
Ada kalanya lelaki terkesan oleh perempuan lantaran dia sedang berada di luar lingkungan sehariannya, seperti yang terjadi pada para pekerja pengukur tanah itu. Ada kalanya lelaki tunduk kepada naluri pemberian alam; kecenderungan berpetualang. Ada kalanya pula seorang perempuan memang dibekali kelebihan-kelebihan tertentu sehingga kehidupan memberinya tempat pada wilayah perhatian lawan jenis.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Perempuan adalah bubu yang bila sudah dipasang hanya bisa menunggu ikan masuk. Selamanya bubu tak akan mengejar ikan atau memaksanya masuk ke dalam.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Hidup adalah berperan menjadi wayang atas sebuah cerita yang sudah dipastikan dalam pakem.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 242― Ahmad Tohari -
bagaimana bisa, manusia tetap eksis ketika kemanusiaan telah mati?
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 240― Ahmad Tohari -
Inilah yang dulu kukatakan, dalam hidup segala hal mestilah dilakukan pada batas kewajaran. Karena keselamatan berada di tengah antara dua hal yang saling berlawanan. Jadi keselamatan adalah jalan tengah, atau kewajaran atau keberimbangan. Yang kita saksikan akhir-akhir ini adalah kehidupan yang serba tidak wajar, melampaui batas. Dan kehidupan takkan kembali berimbang sebelum dia mengalami akibat ketidakwajaran itu. E, anakku, cucuku, kita sendiri telah ikut-ikutan lupa.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Kehidupan tidak maju ke depan dalam lintasan lurus, melainkan maju sambil mengayun ke kiri dan ke kanan dengan jarak yang sama jauhnya. Padahal nurani kehidupan tak pernah sekali pun bergeser dari kedudukannya di tengah. Apabila ayunan ke kanan bercorak hitam misalnya maka ayunan ke kiri dalam banyak hal adalah kebalikannya.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 321― Ahmad Tohari -
Agitasi, propaganda, serta slogan kutukan membakar seluruh lapangan dalam kepalan ribuan tangan serta riuhnya bunyi tambur.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 180― Ahmad Tohari -
Dalam hidup ini orang harus nrimo pandum; ikhlas menerima jatah, jatah yang manis atau jatah yang getir.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 141― Ahmad Tohari -
Karena saat ini banyak perwira yang ora merwirani lagi. Yang saya maksud dengan perwira adalah parawira, yaitu orang-orang yang tidak merasa kehilangan apapun ketika bersikap hormat dan peduli kepada orang lain. Orang-orang yang tidak merasa rendah ketika meninggikan harkat dan martabat orang lain. Mereka adalah orang-orang yang malu ketika merasa dirinya lebih penting daripada orang lain siapapun orang lain itu.
― Ahmad Tohari -
Begitu pun Ayah, yang seingatku menatap bintang itu dengan bibir komat-kamit. Banyak yang bilang, lintang kemukus pada dini hari menjadi pertanda akan hadirnya bencana besar, huru-hara, zaman penuh malapetaka.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 40― Ahmad Tohari -
Mereka mengira dengan melampiaskan dendam maka urusannya selesai. Nah, mereka keliru. Dengan cara itu bahkan mereka memulai urusan baru yang panjang dan lebih genting. Di dunia ini, Nak, tak ada sesuatu yang berdiri sendiri. Maksudku, tak suatu upaya apa pun yang bisa bebas dari akibat. Upaya baik berakibat baik, upaya buruk berakibat buruk.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Nurani adalah kemudi kehidupan yang hakiki karena dikendalikan langsung dengan kasih sayang Ilahi.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 269― Ahmad Tohari -
Pengalaman-pengalaman yang lembut dan santai mungkin tidak tercatat dalam garis-garis kehidupan secara nyata. Namun pengalaman-pengalaman yang keras dan getir tentu akan tergores dalam-dalam pada jiwa, pada sikap dan perlakuan, dan tak mustahil akan mengubah sama sekali keperibadian seseorang.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Bahwa rasa dendam mampu membinasakan martabat kemanusiaan. Juga di antara dua orang dusun yang masih terikat pada keserbaluguannya.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Kekalahan di bidang politik adalah kesalahan hidup secara habis-habisan dan akibatnya bahkan tertanggung juga oleh sanak-famili.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Kekuasaan adalah hulubalang sejarah yang sepanjang waktu dipertahankan dan diperebutkan.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 248― Ahmad Tohari -
Lalu, apabila kematian adalah keperkasaan kodrati maka kehadirannya, bahkan baru gejalanya, sudah mampu membungkam segala gejolak rasa.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Sebentuk roh telah berangkat, kembali ke tempat asal-muasalnya. Hidup telah berjabat tangan dengan mati, lenyaplah sudah diri dan kelakuan karena semua telah larut dalam keberatan semesta.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Sebuah keangkuhan situasi yang amat ditakuti bisa roboh hanya oleh seloroh dan sedikit akal bulus.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 267― Ahmad Tohari -
Seorang anak Dukuh Paruk mempertanyakan mengapa orang-orang komunis demi anu enak saja menghapuskan hak hidup banyak manusia biasa dengan cara yang paling gewang. Dan mengapa orang-orang biasa melenyapkan orang-orang komunis, juga demi anu, dengan cara yang sama. Jadi mengapa manusia bisa tetap eksis ketika kemanusiaan mati.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari