Kata-kata Bijak dari Agus Rois

  • Abu jadi abu, debu jadi debu, dan, tujuh tiang batu, mengekalkan namamu…
  • Mulawarman, cucu dari Kudungga. Ia habiskan banyak tahun di sana. Di serap akar basah. Lesap antara kabut cahaya. Di atasnya, langit gosong, asing, dan kawanan angsa terbang.

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 24.

  • Agus Rois Kenapa orang-orang lebih suka bicara daripada membaca, lebih senang memerintah ketimbang bekerja sama, lebih sering mengumbar kata-kata daripada merenung. Kenapa merekalebih tertarik untuk menyakiti daripada menyayangi, lebih sering mengorbankan ketimbang berkorban. Kenapa mereka lebih gemar meminta daripada memberi?
    Sumber: Saraswati 43
    Agus Rois
     
    - +
    +18
  • Agus Rois Kita harus membaca buku lebih banyak. Kita butuh profesor yang lebih jenius dari Einstein.
    Sumber: Saraswati 7
    Agus Rois
     
    - +
    +6
  • Agus Rois Orang yang bisa manunggaling kawula gusti itu manusia paripurna yang imbang lahir batin, jiwa raga, dan kepala dada. Dan mampu melaksanakan “syariat, tarekat, hakikat, makrifat,” sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa. Juga bisa mati sajroning urip, selalu eling lan waspada, dan bersedia lara lapa tapa brata, mengurangi nikmat duniawi dan tetap bersyukur tatkala diberi kesempitan. Toh, asal dan tujuan hidup, sangkan paraning dumadi, itu kusnul katimah. Nafsu yang mutmainah.
    Sumber: Manunggaling Kawula Gusti
    Agus Rois
     
    - +
    +6
  • Agus Rois Perang adalah jalan instan untuk merebut teknologi dan menyelamatkan laut.
    Sumber: Saraswati 12
    Agus Rois
     
    - +
    +4
  • Agus Rois Abu jadi abu, debu jadi debu, dan, tujuh tiang batu, mengekalkan namamu…
    Sumber: Mulawarman
    Agus Rois
     
    - +
    +3
  • Agus Rois Berbahagialah, karena setiap kita adalah pahlawan.
    Sumber: Saraswati 10
    Agus Rois
     
    - +
    +3
  • Agus Rois Dan ketika saat terakhir hidupnya tiba, waktu rambutnya memutih, dadanya kendor, tampak kerut-merut di bibir dan di sudut-sudut matanya, jidat dan rahangnya, dan lehernya kisut. Di saat itulah, ia melihat masa silamnya. Bermacam-macam hal terbayang di benaknya. Kepedihan besar dalam hidupnya. Ketidakkekalannya. Juga seberkas cahaya yang hilang akhirnya.
    Sumber: Mulawarman
    Agus Rois
     
    - +
    +3
  • Agus Rois Hidup itu harus disyukuri. Tuhan berjanji akan menambah nikmat orang-orang yang mau berterima kasih kepada Tuhan.
    Sumber: Saraswati 41
    Agus Rois
     
    - +
    +3
  • Agus Rois Lihatlah burung itu begitu lembut, tetapi suaranya yang digiring angin, merdu dan basah, terlalu lembut untuk laut, untuk semua ribut-ribut. Tapi manusia tak bisa jadi burung. Ia menyerah kepada nasib masing-masing.
    Sumber: Di Pelabuhan Benoa
    Agus Rois
     
    - +
    +3
  • Agus Rois Kenapa hukum tidak pernah bekerja? Di mana hukum ketika bangsa kita kian hari kian merana? Apakah keadilan sudah tersapu gelombang, hilang?
    Sumber: Saraswati 8
    Agus Rois
     
    - +
    +2
  • Agus Rois Mulawarman, cucu dari Kudungga. Ia habiskan banyak tahun di sana. Di serap akar basah. Lesap antara kabut cahaya. Di atasnya, langit gosong, asing, dan kawanan angsa terbang.
    Sumber: Mulawarman
    Agus Rois
     
    - +
    +2
  • Agus Rois Bagi Lemahabang, Tuhan tak lagi dipandang sebagai Dia yang terlampau jauh, tak terhampiri, melainkan Dia yang tak berjarak.
    Sumber: Seh Lemahabang
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Dia adalah sinar rembulan, begitu lembut, begitu indah, pada masanya. Semua orang ingin bicara dengannya, mendengar titahnya, menghabiskan seluruh hari bersamanya.
    Sumber: Mulawarman
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Mati. Menjadi mayat itu mudah, yang sulit manunggaling kawula gusti.
    Sumber: Manunggaling Kawula Gusti
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Membaca adalah satu-satunya kunci untuk menjadi jenius.
    Sumber: Saraswati 8
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Nasib, memang kita tak pernah tahu. Tidak siapa pun. Tidak satu pun. Yang saya tahu, hidup terlampau singkat, waktu berlalu begitu cepat. Mengejarku, mengejarmu,
    Sumber: Di Pelabuhan Benoa
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Satu dari sekian banyak wali yang menolak pusat dan penyatuan kekuasaan itu ingin agar orang percaya Yang Ilahi telah bermukim dalam diri. Bukannya di langit tinggi.”Di mana Tuhan jika tidak di dalam diri,” kata Lemahabang. “Kelilingilah dunia, terbanglah hingga langit lapis ketujuh, kamu tetap tidak akan menemukan Tuhan.”
    Sumber: Seh Lemahabang
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Saya yakin, tujuan dari semua agama menuntun manusia pada Tuhan. Pada kahyangan.
    Sumber: Manunggaling Kawula Gusti
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Sebab dihadapan laut yang luas, yang tak terbatas, semua kesedihanku diredakan, dibenamkan. Dan sebuah perahu jadi begitu kecil, begitu terpencil.
    Sumber: Di Pelabuhan Benoa
    Agus Rois
     
    - +
    +1
  • Agus Rois Sosoknya akan selalu diliputi misteri. Abadi. Tapi ajarannya –yang lebih menekankan pada suara hati dibanding praktik-praktik fikih– diam-diam banyak dihayati. Ceritanya, berpuluh-puluh cerita, menetes dari bibir orang-orang yang mencintai.
    Sumber: Seh Lemahabang
    Agus Rois
     
    - +
    +1
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Agus Rois akan selalu Anda temukan di