Kata-kata Bijak dari Para Priyayi: Sebuah Novel dari Umar Kayam

Umar Kayam

Umar Kayam

Sosiolog, novelis, cerpenis dan budayawan dari Indonesia

Hidup: 1932 - 2002

Kategori: Sejarah dan sosiologi | Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

Lahir: 30 April 1932 Meninggal: 16 Maret 2002

  • Siapakah yang dapat menjelaskan dengan memuaskan apa yang menyebabkan kita tersenyum atau tertawa? Gerak bibir yang menyunggingkan senyum atau gerak otot yang menggerakkan bibir, bahkan juga mulut dan rahang kita yang membentuk tawa: apakah itu semua suatu fenomena fisik atau lebih daripada itu?
  • Seorang pengembara tidak boleh terlalu lama berhenti di satu persinggahan. Satu-satunya hal yang harus terus memesona pengembara ialah alam bebas yang luas. Gunung-gunung, sawah-sawah, kali-kali, dan orang-orang yang berjalan di sepanjang jalan itu.
  • Hubungan kerja yang pancasilais yaitu hubungan kerja yang tepo seliro, yang buruh nrimo yang majikan ora sio-sio. (Yang buruh menerima apa adanya, yang majikan tidak sewenang-wenang)
  • Tujuan revolusi kita adalah membentuk masyarakat egaliter.
  • Ada tingkat-tingkat perubahan memang. Tetapi yang pokok kita berubah, bergeser terus kesana dan kesini karena kita telah menjadi bagian-bagian dunia yang lain.
+2

Kata-kata Bijak 1 s/d 1 dari 1.

  • Priyayi utama itu, Sastro, tidak hanya akan gagah dalam kemenangan, tetapi juga dalam kekalahan.
    Para Priyayi: Sebuah Novel
    Umar Kayam
    - +
    +4
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Para Priyayi: Sebuah Novel dari Umar Kayam akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Lihat semua kata-kata bijak dari Umar Kayam

Buku dari Umar Kayam:

Kata kunci dari kata bijak ini: