Kata-kata Bijak dari Kota Ingatan dari Sungging Raga

Sungging Raga

Sungging Raga

Penulis dari Indonesia

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

  • Kereta merangkak pelan, rel pernah terisap cairan keruh, yang setelah mengering hanya menitipkan debu.
  • Di masa sekarang, cinta lebih mudah dari harga promosi di supermarket. Cinta telah lama usang, ketika kau menyadari bahwa berapa banyak omong kosong diciptakan manusia di dalamnya.
  • Ia kemudian memunguti sampah itu, berusaha mengembalikan keindahannya, menanam pohon pertama, yang akarnya adalah doa, dan buahnya adalah pemberian maaf dan melupakan masa lalu.
  • Pada awalnya kau hanya air mengalir, tanpa membawa apa-apa. Lalu daun-daun kering ikut bersamamu, bercakap-cakap satu sama lain, mengeluh kenapa mereka begitu mudah dilepaskan, ditelantarkan.
  • Pada akhirnya, setiap orang adalah perjalanan bagi manusia lainnya, dan setiap perjalanan terbuat dari dua hal: pertemuan dan perpisahan.
  • Kalau berjalan maju, aku meninggalkan sesuatu, tetapi kalau berjalan mundur, aku tidak meninggalkan sesuatu, justru aku yang ditinggalkan.
  • Dan cinta tak lebih dari sebutir pasir yang ringan dalam timbangan.
  • Aroma kematian seperti cuaca kemarau yang tersedak. Dan hujan tak pernah datang, kecuali dalam puisi anak-anak yang sekolahnya telah sempurna terendam.
  • Sama seperti benda-benda lain di kota ini, rasa kemanusiaan pun telah lama hilang, menjadi debu.
+6

Kata-kata Bijak 1 s/d 16 dari 16.

  • Kereta merangkak pelan, rel pernah terisap cairan keruh, yang setelah mengering hanya menitipkan debu.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +36
  • Mata lelaki itu selalu bisa menangkap bagaimana kereta menyibak kesuraman waktu, menyalakan lampu lokomotif yang temaram menelan udara kelabu.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +9
  • Dalam setiap ucapannya yang entah kepada siapa, lelaki itu seperti hendak melakukan ziarah masa lalu, entahlah, apa yang diucapkannya seperti tidak pernah ada, seperti tidak mungkin ada di tempat yang penuh debu pejal seperti sekarang ini.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +6
  • Malam hari dingin udara menusuk, siang hari panas merasuk, seharian bau badan membusuk.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +4
  • Seperti ingin menghibur bahwa hidup tak selamanya peluru.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +4
  • Dan bumi, bagi mereka, seperti tak mau lagi berjabat tangan.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +3
  • Aroma kematian seperti cuaca kemarau yang tersedak. Dan hujan tak pernah datang, kecuali dalam puisi anak-anak yang sekolahnya telah sempurna terendam.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +2
  • Ingatan itu mengucur setiap saat dalam pikirannya. Lelaki itu akan selalu punya cara, entah bagaimana, untuk tetap menganggap kota ini masih berbentuk seperti sedia kala.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +2
  • Sama seperti benda-benda lain di kota ini, rasa kemanusiaan pun telah lama hilang, menjadi debu.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +2
  • Sekarang ia hanya bisa memandang, tanpa bisa dipandang oleh orang-orang yang berlalu-lalang—ia telah terbungkus debu yang amat berjarak bagi setiap penglihatan.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +2
  • Di matanya tersimpan ribuan kenangan yang ganjil tentang kota itu.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
    +1
  • Aku memilih untuk tinggal, mengumpulkan kembali secercah harapan.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
     0
  • Aroma debu terasa sampai ke hidung, aroma penderitaan terasa sampai ke ubun-ubun.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
     0
  • Bagaimana pun, ingatan akan tetap berjalan, bersama tumpukan kisah yang berkelindan, menebas masa lalu yang tumbuh sewaktu-waktu.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
     0
  • Lelaki itu, masih dengan matanya, menatap kotanya sendiri dengan perasaan yang menggebu, ia seperti berdiri di tapal batas, di sebuah medan yang memisahkan masa depan dengan masa lalu, ia tak lagi bisa bergerak, sekujur tubuhnya kaku, seperti kepedihan yang menahannya selama bertahun-tahun di tempatnya berdiri.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
     0
  • Mengunjungi kota itu seperti mengunjungi detik-detik kematian.
    Kota Ingatan
    Sungging Raga
    - +
     0
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Kota Ingatan dari Sungging Raga akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Lihat semua kata-kata bijak dari Sungging Raga

Buku dari Sungging Raga: