Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 21.
-
Mungkin hati seperti langit yang tak bisa diduga. Tak tahu kapan mendung dan hujan akan datang, tak tahu apa pelangi tengah menanti di balik gelap. Cinta pun demikian. Tak tahu kapan hati akan dihuni seseorang. Tak tahu apakah bahagia ataukah sedih kelak.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Bersamamu adalah hal terindah di hidupku. Tentang perasaan lain yang ikut hadir, cemburu, dan rindu. Tapi aku suka sensasinya, seperti mencium aroma sehabis hujan. Hal-hal seperti itu yang membuatku tidak bisa jauh darimu.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Cinta itu seperti judi. Ia akan mempertaruhkan apa saja untuk mendapatkannya.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Tapi apakah mungkin cinta terpisah dari luka? Itu seperti kamu mengharapkan pertemuan tanpa adanya perpisahan. Ibarat kamu mendambakan pagi tanpa pernah mengharapkan kedatangan petang.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Kamu candu bagiku. Satu menit tidak bertemu denganmu, terasa seperti setahun. Namun ketika bersamamu, semua terasa begitu cepat. Jarum detik, menit, jam seakan berputar dengan kebahagiaan yang menyelimutiku. Lucu, bukan? Bagaimana cinta bisa mengubah waktu hal yang paling pasti di dunia ini menjadi hal yang sangat tidak pasti dan terasa membingungkan. Satu detik ibarat setahun. Satu jam bagaikan sedetik. Karena satu hal: cinta.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Cerita yang ditulis Tuhan selalu happy ending. Jika tidak, berarti cerita itu belum selesai.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Bagiku, kesenangan bisa didapat dengan menjelajahi lembar buku yang menjanjikan petualangan.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Dikhianati itu lebih dari sakit, tapi tak juga mati.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Kita akan ada di dalam hidup seseorang dan akan ada seseorang pula yang silih berganti masuk ke dalam kehidupan kita, menciptakan sejarah-sejarah baru.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Kadang… orang yang paling kita kasihi justru mengasihani orang lain.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Cinta itu tidak dapat diukur dengan angka. Perasaan tidak dapat diukur dengan skala.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Cinta seperti sel-sel penyusun kehidupan manusia yang sampai di sisa hidupnya akan terus membekas.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Untuk melihat sebuah keindahan, kita harus membayar harga pengorbanan.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Aku tidak mengerti, kenapa cinta dijadikan alasan oleh manusia untuk menyatukan sesuatu yang salah, tapi sekaligus disalahkan untuk menyatukan sesuatu yang benar.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Cinta ini hanya indah untuk kita berdua. Tetapi cinta ini menjadi pisau untuk mereka yang sudah memiliki kita.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Terkadang takdir memang dapat disandingkan dengan keberuntungan. Tak peduli awalnya menyenangkan atau tidak, disadari atau tidak.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Hidup harus tetap berjalan bersama kenangan yang manis dan pahit.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Kita tak pernah memilih menempatkan hati pada siapa, terlebih memikirkan bagaimana mencintai dengan cara yang tepat. Jika terjadi demikian, mungkin kita tak pernah benar-benar jatuh cinta, tapi berencana untuk jatuh cinta.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Pengalaman terluka masih membekas, tetapi bukankah hidup harus tetap berjalan dengan segala kebahagiaan dan ketidakbahagiaan yang selalu mengelilinginya?
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana -
Sering kali cinta hadir untuk seseorang yang telah menyembuhkanmu dari sakit karena kehilangan cinta.
Dongeng Patah Hati― Mahir Pradana
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Dongeng Patah Hati dari Mahir Pradana akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Lihat semua kata-kata bijak dari Mahir Pradana
Buku dari Mahir Pradana:
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261