Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 623.
-
Ikatlah ilmu dengan menulis.
-
Untuk apa menulis namamu di bio? Apa belum cukup namamu dalam setiap doaku pada Tuhan? Karena sebuah kebahagiaan tidak perlu dipamerkan kepada dunia.
Sumber: Garis Waktu -
Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi.
-
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Sumber: Rumah Kaca (1988) , h. 352 -
Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangnsa kembali menjadi: Een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip.
-
Adakan Lenin ketika dia mendirika nefara Sobiet Rusia merdeka telah mempunyai Dnepropetrovsk, dan yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai stasiun raduo yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta api yang cukup meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat.
-
Lebih baik tidak menulis daripada memperkosa kebenaran, kemajuan.
-
Lantas apa yang salah dengan pelacur? Adakah orang yang menulis di buku catatannya, cita-cita: pelacur. Mana yang lebih pantas dipertanyakan, takdir atau pelacur?
Sumber: Mereka Bilang, Saya Monyet! -
Musisi harus menciptakan musik. Pelukis harus menggoreskan lukisannya. Penyair harus menulis sajaknya. Mereka harus melakukannya agar mencapai puncak kedamaian dalam diri mereka sendiri. Seseorang harus menjadi apa yang mereka bisa jadi.
Asli:A musician must make music, an artist must paint, a poet must write, if he is to be ultimately at peace with himself. What a man can be, he must be.
Sumber: Motivation and Personality (1954) p. 93 -
Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa.
Sumber: Catatan Juang 198 -
Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
Sumber: Anak Semua Bangsa (1981) h. 84 -
Cara terbaik untuk menanamkan budaya literasi yang kuat pada seseorang adalah dengan menjadikannya sebagai seorang penulis. Karena setiap penulis, secara otomatis akan melewati tahapan membaca, berpikir, dan tentu saja menulis serta berkreasi.
-
Kegiatan fisik dalam menulis fiksi bertolak belakang dengan hasil yang didapat. Kegiatan tersebut adalah duduk tegang dan jenuh sepanjang siang atau malam di depan meja dan mesin ketik, pada saat aku ingin berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk melihat sesuatu yang aku yakini lebih menarik dibanding apa yang sedang aku kerjakan.
-
Bergenit-genit, bermanja-manja saat bicara dan menulis itu bukan proses pendewasaan. Bukan juga kreatifitas. Bukan prestasi. Apalagi di dunia maya. Sama sekali tidak keren.
-
Sejak kecil dekat dengan Allah, saat dewasa jangan pernah sedetik pun kita bergantung pada selain Allah! Ketika menulis, pena dan jemari kita gerakkan karena Allah, untuk Allah. Maka tulisan kita tak hanya jadi manfaat dan rahmat di bumi, tapi insya Allah menjelma cahaya akhirat kita.
-
Aku melintasi kehidupan dan kala. Aku berlayar menembus senja. Kuberanikan diri menulis untuk mengabadikan momen hidup dalam lembaran kertas.
Sumber: Ibuk -
Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah.
-
Ketika seseorang berkata bahwa aku hanya seorang gadis kecil yang tinggal di tepi rel kereta api, aku putuskan untuk tak akan pernah berhenti. Aku perbesar tekadku untuk membaca segala dan menulis cahaya!
-
Aku belajar dan membaca agar umur orang lain berguna bagiku, dan aku menulis agar orang lain mengambil manfaat atas umurku.
― Felix Siauw
Seorang ustadz etnis Tionghoa kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. (1984 - ) -
Menulis tentang musik itu seperti menari tentang arsitektur.
Asli:Writing about music is like dancing about architecture.
Semua kata bijak dan ucapan terkenal menulis akan selalu Anda temukan di JagoKata.com