Kata-kata Bijak sama butir

  • Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.
  • Dengan cinta, laksana butir-butir gandum engkau diraihnya, ditumbuknya engkau sampai polos telanjang, diketamnya engkau, agar bebas dari kulitmu, digosoknya hingga menjadi putih bersih, diremas-remasnya hingga menjadi bahan yang lemas dibentuk. Akhirnya diantarkan kepada api suci, laksana roti suci
  • Duhai yang menjadikan istighfar bagian dari hidangan sahurnya; airmata taubatmu lebih berkilau dari butir-butir permata.
  • Tentu. Kau boleh mengalir
di sela-sela butir darahku,
keluar masuk dinding-dinding jantungku,
menyapa setiap sel tubuhku.
Tetapi jangan sekali-kali
pura-pura bertanya kapan boleh pergi
atau seenaknya melupakan
percintaan ini.
  • Ada yang melesat setiap kali pagi menghilang, bukan butir embun yang menggumpal di lengkung dedaunan. Melainkan wajahmu yang selalu hadir di mimpi.
+2

Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 10.

  • Kang Maman (Maman Suherman) Ada yang melesat setiap kali pagi menghilang, bukan butir embun yang menggumpal di lengkung dedaunan. Melainkan wajahmu yang selalu hadir di mimpi.
    Kang Maman (Maman Suherman)
    Penulis, Produser, dari Indonesia (1965 - )
    - +
    +893
  • Soekarno Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.
    Soekarno
    Presiden pertama Indonesia (1901 - 1970)
    - +
    +385
  • Michel Eyquem de Montaigne Di dunia ini tak pernah ada dua pendapat yang sama, demikian pula pada dua helai rambut atau dua butir biji padi; kualitas yang paling universal adalah keberagaman.
    Asli: Et ne fut jamais au monde deux opinions pareilles, non plus que deux poils ou deux grains. Leur plus universelle qualité, c’est la diversité.
    Sumber: Essais II, 37
    Michel Eyquem de Montaigne
    Essaysit dan filsuf dari Perancis (1533 - 1592)
    - +
    +71
  • Khalil Gibran Dengan cinta, laksana butir-butir gandum engkau diraihnya, ditumbuknya engkau sampai polos telanjang, diketamnya engkau, agar bebas dari kulitmu, digosoknya hingga menjadi putih bersih, diremas-remasnya hingga menjadi bahan yang lemas dibentuk. Akhirnya diantarkan kepada api suci, laksana roti suci yang dipersembahkan pada pesta kudus Tuhan. Demikianlah pekerti Cinta atas diri manusia, agar engkau pahami rahasia hati dan kesadaran itu menjadikanmu segumpal hati Kehidupan.
    Khalil Gibran
    Penulis dan pelukis dari Lebanon-Amerika (1883 - 1931)
    - +
    +44
  • Salim A. Fillah Duhai yang menjadikan istighfar bagian dari hidangan sahurnya; airmata taubatmu lebih berkilau dari butir-butir permata.
    - +
    +16
  • Sapardi Djoko Damono Tentu. Kau boleh mengalir
    di sela-sela butir darahku,
    keluar masuk dinding-dinding jantungku,
    menyapa setiap sel tubuhku.
    Tetapi jangan sekali-kali
    pura-pura bertanya kapan boleh pergi
    atau seenaknya melupakan
    percintaan ini.
    Sumber: Tentu. Kau Boleh
    Sapardi Djoko Damono
    Penulis dari Indonesia (1940 - 2020)
    - +
    +11
  • Ainun Chomsum Waktu aku kecil, ibuku pernah bilang, dalam setiap butir hujan yang turun ke bumi, ada satu malaikat yang menenami.
    Sumber: Perempuan Yang Melukis Wajah 95
    Ainun Chomsum
    Penulis dari Indonesia
    - +
    +11
  • Irene Dyah Ambil edamame dari mangkuk. Ini ibarat kamu milih pria pendamping hidup. Beruntung bila yang kamu comot edamame sehat dengan jumlah polong yang banyak, bukan yang kecil, hanya berisi dua butir dan kempis pula. Kamu lihat cocok, masukkan dia ke mulut. Itu saat kamu memutuskan menikah. Kamu gigit, nikmati gurihnya butiran edamame satu per satu. Itu kehidupan pernikahanmu. Bagaimana kalau ternyata apes banget, salah satu butirannya pahit, entah cacat, entah kena ulat? Ya, buang edamame-nyalah. Ambil yang lain. Tuh, masih banyak edamame dalam mangkuk.
    Sumber: Tiga Cara Mencinta 168
    Irene Dyah
    Penulis dari Indonesia
    - +
    +6
  • Nirwan Dewanto Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari
    Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu
    Menatap merah yang selalu padam itu.
    Sumber: Apel dan Roti
    Nirwan Dewanto
    Penulis dari Indonesia (1961 - )
    - +
    +5
  • Windry Ramadhina Maka, hujan turun, Sayang, Rapat dan keruh. Namun, hingga malam larut, si gadis gila buku tetap sendiri di sudut Afternoon Tea. Dan, butir-butir air yang berjatuhan di luar jendela, hujan itu tidak akan berhenti untuk waktu yang sangat panjang.
    Sumber: Angel in the Rain
    Windry Ramadhina
    Penulis novel dari Indonesia
    - +
    +2
Semua kata bijak dan ucapan terkenal butir akan selalu Anda temukan di