Kata-kata Bijak 181 s/d 200 dari 1811.
-
Sudah saatnya tiran itu runtuh, demikian juga dogma-dogma usang nya yang mendewakan uang.
-
Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak itu adalah hal yang lumrah.
-
Do’a ialah anak-anak panah cinta yang kuarahkan ke dalam kalbumu.
-
Kadang bertemu dengan anak-anak jalanan atau yatim piatu. Saya ambil dan rawat mereka, saya sekolahkan.
-
Lama memang, tapi itu caranya. Semua harus dilewati seperti anak tangga. Satu-persatu, jangan lompat-lompat karena kalau melompat kemungkinan terpelesetnya tinggi.
-
Mereka tak lupa selalu ingatkan kita, sekolah memang gratis. Tapi orangtua murid harus siapkan buku, baju, sepatu, uang saku buat anak-anak kita. Kita sudah miskin, apa mau makin miskin.
-
Selama seorang pembangkang berada di penjara, kebebasan kita tidak akan benar. Selama satu anak lapar, hidup kita akan dipenuhi dengan penderitaan dan rasa malu.
Asli:As long as one dissident is in prison, our freedom will not be true. As long as one child is hungry, our lives will be filled with anguish and shame.
Nobel Price acceptance speech (1986) -
Semua anak adalah seniman. Masalahnya adalah bagaimana tetap menjadi seorang seniman setelah ia besar nanti.
-
Gila ya, zaman anak sekarang, masa tawuran bawa kayu. Kalau kena kepala anak orang, bisa mati.
-
Hanya ada satu majikan, yaitu pelanggan. Mereka bisa membuat semua orang di perusahaan kebakaran jenggot, dari pemimpin sampai anak buah, hanya karena ancaman dia akan menanamkan uangnya di tempat lain.
Asli:There is only one boss. The customer. And he can fire everybody in the company from the chairman on down, simply by spending his money somewhere else.
-
Jika saja masih anak-anak ketika kata-kata "Emansipasi" belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi dikala itu telah hidup didalam hati sanubarai saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri.
Suratnya kepada Nona Zeehandelaar (25 Mei 1899) -
Kualitas gigi milik anak-anak nakal sangat bagus untuk kesehatan para drakula.
-
Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti, anak-anak yang tidak terdidik di republik ini adalah ‘dosa’ bagi setiap orang terdidik. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Hanya dibedakan oleh keadaan.
-
Mendidik anak bukan dengan segebung nasehat dan larangan. Tapi dengan teladan dan penuh pengertian.
-
Pemuda tak sempat jadi anak manis melihat kepongahan terasa begitu sinis.
-
Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain berkumpul anak, menantu, dan cucu-cucu.
-
Apa yang membuat seseorang percaya pada setumpuk bukti adalah sebuah ‘daftar’ dari apa yang diinginkannya yang seringkali tidak ia sadari sepenuhnya. Apabila seseorang disuguhkan fakta yang berlawanan dengan insting nya, ia akan menutupnya rapat- rapat, kecuali bila fakta itu sudah terlalu banyak, ia bahkan akan menolak untuk mempercayainya. Di sisi lain, bila ia disuguhkan fakta yang sesuai dengan instingnya meskipun tidak memadai, ia cenderung akan menerimanya. Mitos sejati harus dilihat melalui cara ini.
-
Arman Ginanjar menutup jendela kamar dan mulai mengasapinya lagi dengan rokok. Lima rokok kretek kembali menemani hari-hari suram lelaki tiga puluh lima tahun yang kini mengais rezeki di sebuah bank milik pemerintah. Arman Ginanjar memimpikan masa bahagia bersama istri dan anak-anak namun gejolak politik Indonesia membuatnya urung untuk membangun sebuah keluarga. Rokok kretek dan kopi menjadi satu-satunya teman di kala ia tertekan.
-
Bahasa datang, dan kemudian penghancuran. Kini orang bisa dengan mudah menulis atau membaca kata-kata yang agresif, makian kasar, dan kalimat benci yang brutal di Internet, terutama dalam Twitter. Mungkin semua itu hanya ekspresi tak matang dan gagah-gagahan anak muda.
-
Bunga-bunga padang adalah anak-anak kasih semesta alam, dan anak-anak manusia adalah bunga-bunga cinta dan kasih sayang.
Semua kata bijak dan ucapan terkenal anak-anak-nya akan selalu Anda temukan di JagoKata.com (halaman 10)