Kata-kata Bijak dari Diwan Shamsi Tabriz dari Jalaluddin Rumi

Jalaluddin Rumi

Jalaluddin Rumi

Penyair sufi, ahli hukum, sarjana Islam dan teolog dari Persia

Hidup: 1207 - 1273

Kategori: Filsuf | Penyair (Modern) Negara: FlagIran

Lahir: 30 September 1207 Meninggal: 17 Desember 1273

  • Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
  • Jangan kau seperti iblis, Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang Adam.
  • Karena cinta duri menjadi mawar karena cinta cuka menjelma anggur segar.
  • Luka adalah tempat di mana cahaya masuki Anda.
  • Hidup adalah perjalanan yang mengakibatkan keterpisahan demi kemanunggalan.
  • Jangan pergi ke arah yang gelap, karena matahari masih ada.
  • Ada lilin di dalam hati Anda, siap untuk dinyalakan. Ada kekosongan dalam jiwa Anda, siap untuk diisi.
  • Cinta adalah lautan tak bertepi, langit hanyalah serpihan buih belaka.
  • Cahayalah yang membuat warna dapat dilihat: di malam hari
Merah, hijau, dan coklat muda hilang dari pandanganmu.
  • Tuhan telah memasang tangga di hadapan kita, kita harus mendakinya, setahap demi setahap.
  • Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi.
  • Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis. Dan orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang yang hatinya telah terbakar habis.
  • Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita adalah nama kita yang sebenarnya.
  • Dari gunung arus air deras mengalir, dari tubuh kita jiwa pun bergerak karena ilham cinta.
  • Jangan melihat ke luar. Lihatlah ke dalam diri sendiri dan carilah itu.
  • Mengapa hati begitu terasing dalam dua dunia? Itu disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang.
  • Dua sosok dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku.
  • Adakalanya lebih baik bersama dengan orang yang kurang terhormat daripada tinggal seorang diri. Kendati gagangnya sudah rusak, setidaknya ia masih melekat di pintu.
  • Aku telah begitu banyak berdoa. Hingga aku telah berubah menjadi doa itu sendiri. Setiap orang yang melihat diriku, meminta doa dariku.
  • Dustamu adalah tubuh yang fana ini, kebenaranmu adalah ruh Ilahiah.
+17

Kata-kata Bijak 1 s/d 9 dari 9.

  • Puasa adalah upacara korban kita, ia adalah
    kehidupan bagi jiwa kita; mari kita korbankan badan
    kita, karena jiwa telah datang menjadi tamunya.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +45
  • Bulan puasa telah datang, larangan raja mulai
    berlaku; jauhkan tanganmu dari makanan, hidangan
    rohani telah tersedia.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +42
  • Hati telah menukar tabir gelapnya dan mengepak
    sayapnya ke angkasa, hati, yang berwujud malaikat,
    sekali lagi tiba di tengah mereka,
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +42
  • Iman yang teguh adalah awan lembut, kearifan
    adalah hujan yang tercurah darinya, karena di bulan
    iman ini Al-Qur’an diwahyukan.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +41
  • Bila jiwa badani dikendalikan, roh akan mi’raj ke
    langit, bila pintu penjara dirubuhkan, jiwa sampai ke
    pelukan Kekasih.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +38
  • Cuci tangan dan mulutmu, jangan makan atau
    bercakap-cakap; carilah kata dan suapan nasi yang
    diturunkan bagi ia yang diam.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +35
  • Bila pendengkur telah angkat-tangan siap ditawan,
    dari api penyala api jiwa datang dengan ratapan.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +29
  • Roh telah terbebas dari pengasingan dirinya dan
    membekuk tangan tabiat; hati sesat telah kita taklukkan
    dan pasukan iman telah sampai.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +29
  • Sang lembu begitu molek, Musa bin Imran muncul;
    melalui ia si mati hidup kembali bila badannya telah
    menempuh upacara korban.
    Diwan Shamsi Tabriz
    Jalaluddin Rumi
    - +
    +29
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Diwan Shamsi Tabriz dari Jalaluddin Rumi akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Lihat semua kata-kata bijak dari Jalaluddin Rumi