Ika Natassa
Penulis dari Indonesia
Hidup: 1977 -
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 25 Desember 1977
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 38.
-
Air dingin nggak bisa membunuh kenangan. Demikian pula dengan pisau, pistol, parang, celurit, api, granat ataupun rasa benci.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Membuat kopi itu ritual laki-laki. Buat Ayah, semua langkah mulai dari memilih beans, grinding, sampai kopinya siap diseduh, prosesnya seperti hidup seorang laki-laki. Sebagai laki-laki, tugas utama kita adalah mengambil pilihan terbaik untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang dekat dan tergantung pada kita. Sering proses mengambil pilihan ini nggak bisa sebentar, harus sabar. Sama seperti Ayah sabar memilih-milih biji kopi terbaik, sabar juga menjalani proses membuatnya sampai jadi secangkir kopi yang pantas dibanggakan karena enak banget.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Toko buku itu bukti nyata bahwa keberagaman selera bisa kumpul di bawah satu atap tanpa harus saling mencela.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Hujan dan kenangan bukan perpaduan yang sehat untuk seseorang yang sedang berjuang melupakan.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Hidup memang tidak pernah sedrama di film, tapi hidup juga tidak pernah segampang di film.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Kalau kita sudah memilih yang terbaik, seperti Ayah memilih Ibu dan kamu memilih istri kamu, seperti kita memilih biji kopi yang terbaik, bukan salah mereka kalau rasanya kurang enak. Salah kita yang belum bisa melakukan yang terbaik sehingga mereka juga menunjukkan yang terbaik buat kita.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Kalau memang benar-benar sayang dan cinta sama perempuan, jangan bilang rela mati buat dia. Justru harusnya kuat hidup buat dia. Rela mati sih gampang, dan bego.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Kadang hidup lebih menyenangkan saat kita tidak punya ekspetasi apa-apa.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Dalam hal berurusan dengan duka, waktu justru sering menjadi penjahat kejam yang menyiksa tanpa ampun, ketika kita terus menemukan dan menyadari hal baru yang kita rindukan dari seseorang yang telah pergi itu, setiap hari, setiap jam, setiap menit.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Kata orang, saat kita berbohong satu kali, sebenarnya kita berbohong dua kali. Bohong yang kita ceritakan ke orang, dan bohong yang kita ceritakan ke diri kita sendiri.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Nggak semua kebetulan itu punya makna.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Langsung gue tubruk dan gue peluk tubuhnya. Seerat-eratnya. Karena beginilah dari dulu gue mencintai Anya. Tanpa rencana, tanpa jeda, tanpa terbata-bata.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Melamar itu kan udah grand gesture. Kalau kita nggak cinta setengah mati kan nggak kita lamar juga.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Namun jika sudah takdir, nggak akan ada yang bisa menghentikan seluruh semesta ini berkonspirasi untuk membuat yang harusnya terjadi itu terjadi.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Waktu akan menyembuhkan semua luka, namun duka tidak semudah itu bisa terobati oleh waktu.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Ada banyak hal dalam hidup ini yang mungkin tidak akan dimengerti orang-orang yang belum mengalaminya.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Hal-hal terbaik dalam hidup justru seringnya harus melalui usaha yang lama dan menguji kesabaran dulu.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Hidup memang tidak pernah sedrama di film, tapi hidup juga tidak pernah segampang di film.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Nasib selalu terbang sendiri.
Critical Eleven― Ika Natassa -
Orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita.
Critical Eleven― Ika Natassa
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Critical Eleven dari Ika Natassa akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Lihat semua kata-kata bijak dari Ika Natassa
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261