Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 10.
-
Ketika saya melirik ke atas, sebuah bayangan putih transparan terlihat mencurigakan. Bayangan itu terus melayang-layang tidak tentu arah. Berlenggak-lenggok dari sudut ruangan ke sudut lain. Saya menajamkan pendengaran saya hinga saya yakin kalau bayangan itu merupakan sumber suara tawa yang mengganggu tadi. Belum sempat otak saya memahami apa yang terjadi, mata saya menangkap sesuatu yang aneh dari bayangan itu; garis-garis panjang menyerupai rambut yang terburai di belakangnya, melingkupi sesosok wajah pucat yang ada di depan bayangan itu.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Seakan ada magnet yang menggerakkan bola mataku ke ujung kaki. Sontak batinku menjerit hebat. Sebuah kepala berambut panjang muncul dari bawah kolong. Kaila ikut melihat mahluk itu. Entah apa yang dia rasakan saat ini. Yang jelas, wajah kami terlihat tidak berbeda. Sama-sama diselimuti ketakutan. Samar-samar aku melihat mahluk itu bergerak dengan cara mengesot. Wajahnya menyeramkan dan tidak beraturan, seperti ada luka sobekan pada tiap senti wajahnya.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Di ranjang kosong itu, berbaring seseorang yang dibungkus kain putih dengan ikatan di kepala seperti pocong dengan wajah seputih tembok dan lingkaran hitam di daerah matanya. Aku saat itu seakan kaku tiba-tiba.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Gila, hanya demi kekayaan dan pangkat saja ada orang yang dengan seenaknya mempermainkan nyawa orang lain. Apa mereka nggak takut berurusan dengan hal-hal ini?
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Tiba-tiba ada angin kencang berembus hingga kain yang menutupi korban terbuka sebatas dada. Aku sempat kaget melihat ekspresi korban yang matanya melotot dan lidahnya terulur.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Aku melihat ada orang yang mengintip dari sela-sela pintu seng itu. Wajahnya putih. Matanya merah seperti orang yang tidak pernah tidur. Lebih mengejutkan lagi, orang itu tersenyum kepadaku.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Kuputar kunci pintu kamarku. Aku membuka pintu kamar yang kuncinya telah terbuka, lalu aku membeku di depan mata. Serasa ada batu menghujam kepalaku. Ibu dan anak yang tadi aku tabrak ada di dalam kamarku. Mereka sedang duduk di ranjangku. Sementara ibu anak itu tetap dengan tatapan bekunya, anak di sampingnya yang tadi tertabrak malah tertawa puas ke arahku dengan kondisinya yang tidak seperti habis tertabrak. Padahal tadi dia menangis.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Habib masih diikuti mahluk yang memang ditempatkan di sana untuk mencari tumbal. Dia udah ngejar sejak kecelakaan itu. Dari di rumah sakit sampai ke rumah. Tapi sampai saat ini dia belum ngedapetin apa yang diinginkan. Nyawa Habib.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Teman kecil adalah orang yang membentuk kita kini, selain keluarga.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi -
Manusia memang ditakdirkan hidup berdampingan dengan iblis ataupun hantu.
Perempuan Terowongan Ceger― Erlita Pratiwi
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Perempuan Terowongan Ceger dari Erlita Pratiwi akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Lihat semua kata-kata bijak dari Erlita Pratiwi
Buku dari Erlita Pratiwi:
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261