Emha Ainun Nadjib
Seorang seniman, budayawan, penyair, serta intelektual asal Indonesia.
Hidup: 1953 -
Kategori: Penulis (Modern) | Penyair (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 27 Mei 1953
Tentang Emha Ainun Nadjib
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ainun Nadjib dikenal pula dengan nama Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Lahir di Jombang, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 1953.
Cak Nun belajar sastra pada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970-1975.
Ia pun gemar menekuni beberapa pementasan teater yang berhasil digelarnya. Cak Nun juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).
Kata-kata Bijak 1 s/d 9 dari 9.
-
Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati.
― Emha Ainun Nadjib -
Kejahatan adalah nafsu yang terdidik. Kepandaian, seringkali, adalah kelicikan yang menyamar. Adapun kebodohan, acapkali, adalah kebaikan yang bernasib buruk. Kelalaian adalah itikad baik yang terlalu polos. Dan kelemahan adalah kemuliaan hati yang berlebihan.
― Emha Ainun Nadjib -
Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita.
― Emha Ainun Nadjib -
Bisakah kita menumbuhkan kerendahan hati di balik kebanggaan-kebanggaan?
― Emha Ainun Nadjib -
Dalam pengadilan di Indonesia, kadang kita harus memilih alternatif yang terbaik di antara yang terkutuk, dengan menyisakan sedikit harapan bahwa hati nurani manusia tidak semuanya terdiri atas buku.
― Emha Ainun Nadjib -
Masih tersediakah peluang di dalam kerendahan hati kita untuk mencari apapun saja yang kira-kira kita perlukan meskipun barang kali menyakitkan diri kita sendiri?
― Emha Ainun Nadjib -
Betapa Tuhan serasa hati ini; Dicacah dilukai berulangkali;Berdarah-darah dan mati beribu kali; Esok terbit jadi matahari.
― Emha Ainun Nadjib -
Hati bermuatan seribu alam semesta; Dindingnya keremangan; Kalau kau keliru sapa; Ia berlagak jadi batu seonggokan.
― Emha Ainun Nadjib -
Betapa dahsyat penciptaan hati; Bagai Tuhan itu sendiri; Oleh apa pun tak terwakili: Ia adalah Ia sendiri.
― Emha Ainun Nadjib