Kata-kata Bijak 41 s/d 60 dari 83.
-
Janji sama aku, kamu harus lebih bahagia.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku senang nulis tentang kamu karena dalam tulisan, sosok kamu bisa abadi.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayang? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu bertumbuh itu tak pernah menyentuh dan menjamah.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Dan, jatuh cinta kepada sosok yang belum pernah kugenggam jemarinya, yang tak pernah kurasakan hangat sinar matanya, yang pelukannya belum pernah menyentuh tubuhku.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Lagi pula, apa yang kamu harapkan dari seseorang yang tempat ibadahnya berbeda denganmu? Penyatuan? Omong kosong!
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Mungkin sudah saatnya aku menyerah. Perasaan kalian terlalu kuat untuk kukalahkan.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Iya, cinta memang gaib. Begitu gaib, sampai-sampai membuat mereka yang berbeda dalam segala hal bisa bertemu, saling tahu, dan bisa saja saling cemburu.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Perempuan kadang tak berterus terang tentang apa yang ada dalam hatinya.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Dan, semoga, air matamu kali ini bukan seperti yang biasa, bukan drama.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Iya, mereka terlihat biasa saja, tapi selalu ada hal yang mengganjal di hati mereka masing-masing. Hal yang mereka hindari untuk diperbincangkan di tengah-tengah perasaan cinta mereka.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Melihat dia menangis, tapi tak bisa berbuat banyak, rasanya aku ingin meledak. Selalu dia menumpahkan tangisnya di bahuku, sementara baru kali ini aku seolah membasahi hatiku dengan air mata yang tak berwujud air yang keluar dari mata. Aku masih sanggup menahan diri, masih bisa berakting sempurna. Tapi, di dalam sini kami sama-sama sedih, tapi kami menangis hal yang berbeda.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Perempuan kadang tak berterus terang tentang apa yang ada dalam hatinya. Aku kira kamu memahami hal itu, ternyata nggak.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku mau kamu terus sama dia. Cuma dia yang bisa menjamin kebahagiaan kamu, kan?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku nggak mau berharap terlalu tinggi, kalau jatuh, pasti sakit banget.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Dan, setiap hari aku juga selalu berdoa agar tak pernah jadi bagian dari orang-orang yang berjanji untuk kembali namun malah lupa untuk kembali.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Jika semua arah terlihat salah, mungkin akan lebih baik kalau kita nggak sekadar berjalan ke depan, tapi juga melihat ke atas. Melihat ke arah Dia yang selalu sibuk mengawasi kita.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Pelukan yang dulu pernah kurasakan kukira bisa tergantikan oleh kehadiran sosok kekasihku. Ternyata aku salah besar. Tak ada pelukan senikmat pelukan perempuan itu, perempuan yang tak pernah menjadi kekasihku.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku hanya ingin mendengar dia berbicara, aku ingin mengetahui seberapa parah lukanya. Apakah separah yang kurasakan?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Beberapa hal berubah, tapi di antara perubahan ini masih ada yang tetap dan selalu ada. Hatiku sampai saat ini masih dihuni oleh satu orang.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Dia memelukku sekali lagi dan wajahku terbenam di dadanya. Namun, tak kudengar detak jantung yang memburu di sana.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Jatuh Cinta Diam-Diam dari Dwitasari akan selalu Anda temukan di JagoKata.com (halaman 3)
Lihat semua kata-kata bijak dari Dwitasari
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261