Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 83.
-
Aku mulai mencintainya, tapi takut segalanya berubah dengan cepat jika aku menuntut status dan kejelasan. Aku begitu nyaman, bahkan dalam keadaan yang tidak jelas dan tanpa status seperti ini. Aku tak ingin segalanya berubah dengan cepat karena dia sudah menjadi zona nyaman bagiku. Tak ingin kupergi menjauh. Aku hanya ingin dekat, terus dekat, semakin dekat.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku merasa seperti dilemparkan waktu untuk kembali ke masa lalu, saat cinta masih begitu tulus dan tanpa tuntutan, saat cinta tak butuh pengungkapan, tapi cukup dengan tindakan, bukan sekedar perkataan.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Dia yang selalu membuatku tersenyum ketika aku membayangkannya, dia yang sering membuatku tertawa dalam hati ketika mengingat percakapan bersamanya, dia yang membuat jantungku berdebar cepat saat kurangkai tatapan matanya yang hangat di dalam benakku.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Sebenarnya, aku berbohong. Aku selalu takut kehilangan dia, sosok yang belum benar-benar kumiliki. Aku tak selalu di sampingnya, tak selalu bertukar kabar dengannya, tapi rindu seperti punya kendali khusus. Aku tidak bisa menolak untuk tidak mencintai dan merindukannya.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Tanggapan itu membuatku semakin berharap. Sepertinya, dia juga punya perasaan yang sama denganku, tapi aku masih berusaha diam. Aku masih jatuh cinta diam-diam. Bagiku, tak mungkin seorang cewek mengungkapkan perasaannya lebih dulu. Tak mungkin aku berkata cinta kepadanya lebih dulu. Aku hanya menunggu isyarat darinya, menunggu pertanda suatu saat pasti menjadi nyata.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Begitu kuat. Begitu dalam. Sampai saya tak temukan lagi alasan, mengapa harus kamu yang saya cinta?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Ah, betapa melupakan sungguh sangat sulit, meskipun aku begitu yakin telah mengikhlaskan.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Kenangan cinta pertama memang sulit untuk dilupakan. Itulah saat cinta benar-benar menemukan ketulusannya, saat cinta menjelma menjadi bagian yang membawa energi positif bagi seseorang. Sayangnya, tak semua cinta pertama berakhir bahagia. Ada yang dipendam dalam diam, ada juga yang tertahan karena malu untuk diungkapkan. Aku pasti bukan orang pertama yang hanya mampu memendam dan terus diam.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Dia berganti-ganti pasangan semudah mengganti batang rokok yang mulai memendek dengan batang rokok baru yang lebih panjang.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku mencintainya, cinta yang berusaha kusembunyikan dalam setiap sikap dinginku.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Beberapa saat kemudian, rasa bimbangku punah. Aku tak jadi melakukan hal itu. Aku tak layak mengungkapkan perasaanku yang telah tumbuh dan semakin tumbuh. Aku mengurungkan keinginanku untuk menegur dan menyapanya. Biarlah semua cinta tetap ada walaupun terjebak dalam diam. Cincin yang melingkar di jari manis tangan kanannya sudah cukup membuat aku mengerti.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Rasa lelahku saja berangsur sembuh ketika kutatap matanya yang bening. Namun, tajamnya tatapan itu juga selalu membuat jantungku tertusuk dengan amarah yang sebenarnya tak kupahami.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Keinginanku untuk mengungkapkan perasaan kembali lumpuh dan patah. Aku belum berani mengungkapkan rasa, aku memilih jatuh cinta diam-diam. Dalam keadaan menyembunyikan perasaan seperti ini, aku tetap bahagia. Kebahagiaan itu sulit kujelaskan. Ruang untuk mencintainya semakin besar dan aku tak mengerti mengapa sampai saat ini aku belum benar-benar berhasil menggapainya. Mungkinkah dia terlalu tinggi untukku? Apakah dia terlalu sempurna untuk kugenggam?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Perasaan rindu yang terpendam bertahun-tahun ini tak meledak bagai petasan lebaran atau berkoar seperti terompet milih supporter.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Aku bingung, kita mau berjalan ke arah mana. Nampaknya semua arah adalah arah yang salah.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Di bahuku dia tersenyum haru. Di bahunya hatiku menangis pilu. Mungkin, lain kali, pada pelukan entah yang ke berapa, aku akan mengatakan aku mencintainya.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Mereka ingin menjawab pertanyaan yang selama ini masih menggantung, apakah perbedaan agama tak layak disatukan dengan cinta?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Seandainya dia tahu, sakitnya bukanlah sakit yang paling sakit. Ketika berada di dekatnya, aku tak bisa menyatakan perasaanku. Aku hanya pria yang senang menunggu, selalu menunggu, dan mengharapkan dia datang. Terlalu tinggikah harapan seperti itu?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Akan sulit bertindak seperti biasa ketika seorang gadis duduk berdekatan dengan pemuda yang membuat debaran jantungnya berdetak tak karuan. Apalagi jika pemuda itu mirip dengan seseorang yang seharusnya dilupakan.
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari -
Matanya berbinar terang dan wajahya terlihat sangat bahagia. Perempuan yang tangannya terus dia genggam itu juga ikut bahagia. Sekarang aku tak tahu apakah aku harus tersenyum senang atau menunjukkan perasaan sedihku?
Jatuh Cinta Diam-Diam― Dwitasari
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Jatuh Cinta Diam-Diam dari Dwitasari akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Lihat semua kata-kata bijak dari Dwitasari
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261