Tere Liye
Penulis dari Indonesia
Lahir: 1979-
Kata-kata Bijak 241 s/d 260 dari 409.
-
Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga.
Sumber: Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah― Tere Liye -
Bagi orang-orang yang sedang menyimpan perasaan, ternyata bukan soal besok kiamat saja yang bisa membuatnya panik, susah hati. Cukup hal kecil seperti jaringan komunikasi terputus, genap sudah untuk membuatnya nelangsa.
Sumber: Hujan― Tere Liye -
Dia yang bohong, eh dia yang malah nyalahin orang lain, mengungkit kesalah orang lain. Dia yang jahat, benar nyata jahatnya, eh dia yang malah merasa orang lain jahat padanya.
― Tere Liye -
Jika seseorang tetap membantu di saat kita jatuh miskin. Maka dia berhak menerima bagian di saat kita berkecukupan.
― Tere Liye -
Kamu tahu, Lail, tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar. Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian.
Sumber: Hujan― Tere Liye -
Ketahuilah, sumber kekuatan terbaik adalah yang sering disebut dengan tekad, kehendak. Jutaan tahun usia planet ini, ribuan tahun kehidupan tiba di dunia ini. Semua mencoba bertahan hidup. Maka kehendak yang besar bahkan lebih besar bahkan lebih kuat dibandingkan kekuatan itu sendiri.
Sumber: Bumi 263― Tere Liye -
Lebih baik mendengar kebohongan meski itu amat menyakitkan daripada mendengar kebohongan meski itu amat menyenangkan.
Sumber: Hujan― Tere Liye -
Maka bersyukurlah yang memiliki keluarga. Memiliki teman-teman terbaik. Boleh jadi, kitalah bulan purnama dalam hidup ini. Kitalah gunung kokoh bagi mereka. Dikelilingi orang-orang yang menyayangi kita.
Sumber: Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta 43― Tere Liye -
Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu telah memberikanku kekuatan.
Sumber: Tentang Kamu― Tere Liye -
Semua orang memiliki jalan hidup dan takdir masing-masing.
Sumber: Negri Di Ujung Tanduk― Tere Liye -
Sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Jika kita bisa menerima, maka kita bisa melupakan.
Sumber: Hujan― Tere Liye -
Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan.
Sumber: Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah― Tere Liye -
Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan.
Sumber: Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah 210― Tere Liye -
Aku tahu sejak lama, besok lusa, dengan hati seindah miliknya, dia akan melakukan hal hebat. Dia akan melihat dunia. London. Paris. Eropa. Tempat-tempat menakjubkan. Kamu tidak perlu menjelaskan lebih detail tentang harta warisan miliknya, Nak Zaman. Tapi aku tahu, aku bisa menebaknya, harta itu bernilai triliunan rupiah. Karena itulah harga dari seorang Sri Ningsih. Bahkan lebih mahal dari itu. Maka tunaikan amanahnya, Nak Zaman. Sri berhak pergi dengan tenang.
Sumber: Tentang Kamu 206― Tere Liye -
Apakah cinta memang begitu? Saat dia mulai menyemai bibit harapan, hanya untuk layu sebelum berkecambah?
Sumber: Tentang Kamu 350― Tere Liye -
Bagaimana kalau ada hewan buas di tengah jalan? Tidak ada hewan buas. Mereka memilih meringkuk di sarangnya. Hanya kita yang nekat melewati badai. Kita hewan buasnya, Lail.
Sumber: Hujan― Tere Liye -
Cinta adalah rasionalitas sempurna.
Sumber: Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah― Tere Liye -
Dalam sebuah skenario infiltrasi ide jangan pernah peduli dengan latar belakang lawan biacara kalian. Konsep egaliter menemukan tempat sebenar-benarnya. Bahkan termasuk ketika kalian wawancara pekerjaan misalnya. Sekali kalian merasa sebagai "orang yang mencari pekerjaan" sementara mereka yang menyeleksi adalah "orang yang memegang leher masa depan kalian," tidak akan pernah ada dialog yang sejajar, pantas, dan mengesankan.
Sumber: Negeri Para Bedebah― Tere Liye -
Jangan pernah menilai sesuatu sebelum kau selesai dengannya, mengenal dengan baik.
Sumber: Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah― Tere Liye -
Karena bila berbicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang bersangkutanyalah yang tau seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu.
Sumber: Tentang Kamu― Tere Liye