
Tasaro G K
Penulis dari Indonesia (Taufik Saptoto Rohadi)
Lahir: 1980-
Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 84.
-
Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yang sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir. Mereka membaca kisahmu, ikut tersenyum bersamamu, bersedih karena penderitaanmu, membuncah bangga oleh keberhasilanmu, dan berair mata ketika mendengar berita kepergiamnmu. Seolah engkau kemarin ada di sisi, dan esok tiada lagi.
― Tasaro G K -
Barangkali pernah dalam hidupmu, engkau memiliki simpul persahabatan yang engkau percaya tak ada tandingannya. Engkau mengandalkannya kadang lebih dibanding engkau mempercayai kemampuanmu sendiri. Engkau mengenangnya seperti halnya Padi melagukan Harmoni. Engkau merasa tidak mungkin berdiri hari ini tanpa dirinya di masa lalu, meski di masa nanti, di mana dia, engkau tak tahu lagi.
Sumber: Aku Angin Engkaulah Samudera― Tasaro G K -
Jangan kau ajari cara melupakanmu. Aku lebih tahu itu. Hari-hariku lebih fasih mengeja rasa itu.
― Tasaro G K -
…orang-orang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai aktivis, lalu merasa berhak untuk hidup ekslusif. Mereka ini bukan malaikat yang sedang rehat di pelataran bumi. Mereka tetap berpeluang untuk jatuh dan berbuat kesalahan.
Sumber: Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta 90― Tasaro G K -
Air sumber kehidupan setiap insan. Air padamkan api dari kemurkaan. Air menghilangkan dahaga dan memberikan kesejukan. Air membenamkan ketinggian dari kesombongan dan keangkuhan. Air mengalir kerendahan untuk mengisi kekosongan dan kehampaan. Dan aku berusaha untuk menjadi bagian dari setitik air.
Sumber: Aku Angin Engkaulah Samudera 231― Tasaro G K -
Ketika menjadi mahasiswa, berpikir lurus sesuai teks buku. Kalau sudah masuk di lingkungan nyata, teori buku itu tak ubahnya make up yang tak menentukan penampilan seseorang 100 persen.
Sumber: Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta 178― Tasaro G K -
Kepala sekolah SD pada dekade itu hidup tenang oleh penghargaan orang-orang dusun karena kompetensinya sembari menjalani keseharian, kadang dengan kesulitan nyaris tak tertahankan. Memasak daun pepaya adalah usaha untuk mengakalinya.
Sumber: Aku Angin Engkaulah Samudera 22― Tasaro G K -
Mengetahui bagaimana agama-agama lain menerjemahkan bahasa Tuhan adalah sebuah proses yang mengasah otakmu, tidak harus berakhir dengan pertukaran imanmu, Astu.
Sumber: Lelaki Penggenggam Hujan― Tasaro G K -
Tema bunuh diri tetap saja mengerikan dan bodoh. Meski para pecinta mati-matian mencari pembenaran lewat cerita-cerita klasik yang membuai.
Sumber: Aku Angin Engkaulah Samudera 39― Tasaro G K -
Bagaimana cara bertemu kamu? Harus berjalan atau berlari? Aku takut kamu terlewat dan aku mencarimu lagi.
Sumber: Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta― Tasaro G K