Kata-kata Bijak dari Sungging Raga

Sungging Raga

Sungging Raga

Penulis dari Indonesia

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

  • Kereta merangkak pelan, rel pernah terisap cairan keruh, yang setelah mengering hanya menitipkan debu.
  • Di masa sekarang, cinta lebih mudah dari harga promosi di supermarket. Cinta telah lama usang, ketika kau menyadari bahwa berapa banyak omong kosong diciptakan manusia di dalamnya.
  • Ia kemudian memunguti sampah itu, berusaha mengembalikan keindahannya, menanam pohon pertama, yang akarnya adalah doa, dan buahnya adalah pemberian maaf dan melupakan masa lalu.
  • Pada awalnya kau hanya air mengalir, tanpa membawa apa-apa. Lalu daun-daun kering ikut bersamamu, bercakap-cakap satu sama lain, mengeluh kenapa mereka begitu mudah dilepaskan, ditelantarkan.
  • Pada akhirnya, setiap orang adalah perjalanan bagi manusia lainnya, dan setiap perjalanan terbuat dari dua hal: pertemuan dan perpisahan.
  • Kalau berjalan maju, aku meninggalkan sesuatu, tetapi kalau berjalan mundur, aku tidak meninggalkan sesuatu, justru aku yang ditinggalkan.
  • Dan cinta tak lebih dari sebutir pasir yang ringan dalam timbangan.
  • Aroma kematian seperti cuaca kemarau yang tersedak. Dan hujan tak pernah datang, kecuali dalam puisi anak-anak yang sekolahnya telah sempurna terendam.
  • Sama seperti benda-benda lain di kota ini, rasa kemanusiaan pun telah lama hilang, menjadi debu.
+6

Telusuri kata bijak dari Sungging Raga yang mengandung salah satu kata berikut:

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 45.

  • Kereta merangkak pelan, rel pernah terisap cairan keruh, yang setelah mengering hanya menitipkan debu.
    Sungging Raga
    - +
    +36
  • Bayangkan dirimu adalah aliran sungai dari bukit, berkelok di hutan, menurun di pedesaan, melewati kota yang hancur, melintasi mayat-mayat, dan kau masih harus terus mengalir, jauh, lebih jauh lagi, melihat pemandangan yang sama lagi.
    Sungging Raga
    - +
    +19
  • Pemandangan di luar jendela telah buram, hanya putih cahaya lampu yang tak memberikan bentuk-bentuk apa pun.
    Sungging Raga
    - +
    +18
  • Bayangkan dirimu adalah aliran sungai. Pada sebuah sore hari, kau berkelok di sebuah hutan tak bernama, di antara baris pepohonan yang memandangmu enggan sambil menjatuhkan daun-daunnya di permukaanmu, dan angin dingin membentuk riak kecil di tubuhmu, bersama bebatuan hitam yang telah lebih dulu menghuni dasarmu.
    Sungging Raga
    - +
    +14
  • Di masa sekarang, cinta lebih mudah dari harga promosi di supermarket. Cinta telah lama usang, ketika kau menyadari bahwa berapa banyak omong kosong diciptakan manusia di dalamnya.
    Sungging Raga
    - +
    +11
  • Siapa dia? Wajahnya begitu familier, tapi tumpukan kabut perpisahan telah membuat segalanya memudar.
    Sungging Raga
    - +
    +11
  • Ia kemudian memunguti sampah itu, berusaha mengembalikan keindahannya, menanam pohon pertama, yang akarnya adalah doa, dan buahnya adalah pemberian maaf dan melupakan masa lalu.
    Sungging Raga
    - +
    +9
  • Mata lelaki itu selalu bisa menangkap bagaimana kereta menyibak kesuraman waktu, menyalakan lampu lokomotif yang temaram menelan udara kelabu.
    Sungging Raga
    - +
    +9
  • Inilah Kedai Senja, sebuah tempat di mana engkau bisa melihat senja dengan begitu dekat dan sempurna.
    Sungging Raga
    - +
    +8
  • Pada awalnya kau hanya air mengalir, tanpa membawa apa-apa. Lalu daun-daun kering ikut bersamamu, bercakap-cakap satu sama lain, mengeluh kenapa mereka begitu mudah dilepaskan, ditelantarkan.
    Sungging Raga
    - +
    +8
  • Kau lihat matahari yang malas itu tertutupi mendung, tanpa burung-burung.
    Sungging Raga
    - +
    +7
  • Pada akhirnya, setiap orang adalah perjalanan bagi manusia lainnya, dan setiap perjalanan terbuat dari dua hal: pertemuan dan perpisahan.
    Sungging Raga
    - +
    +7
  • Dalam setiap ucapannya yang entah kepada siapa, lelaki itu seperti hendak melakukan ziarah masa lalu, entahlah, apa yang diucapkannya seperti tidak pernah ada, seperti tidak mungkin ada di tempat yang penuh debu pejal seperti sekarang ini.
    Sungging Raga
    - +
    +6
  • Malam hari dingin udara menusuk, siang hari panas merasuk, seharian bau badan membusuk.
    Sungging Raga
    - +
    +4
  • Seperti ingin menghibur bahwa hidup tak selamanya peluru.
    Sungging Raga
    - +
    +4
  • Ya, aku menyukai misteri, ketidakjelasan, keterkejutan, ketidakterdugaan, di mana semua itu lebih sering melukai.
    Sungging Raga
    - +
    +4
  • Dan bumi, bagi mereka, seperti tak mau lagi berjabat tangan.
    Sungging Raga
    - +
    +3
  • Kami pun berdansa sambil diselimuti senja.
    Sungging Raga
    - +
    +3
  • Kau sudah lupa di mana tubuhmu bermula. Ketika kau tengok ke belakang, hutan telah menjadi kecil, perbukitan itu tampak kosong dan biru.
    Sungging Raga
    - +
    +3
  • Lihatlah diri Anda, sudah tiga puluh tahun, belum punya pekerjaan tetap, berkali-kali ditinggal menikah oleh wanita-wanita yang Anda cintai. Tidakkah semua kegagalan hidup itu membuat Anda seperti dipenjara?
    Sungging Raga
    - +
    +3
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Sungging Raga akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari Sungging Raga?

Dua kutipan paling terkenal dari Sungging Raga adalah:

  • "Kereta merangkak pelan, rel pernah terisap cairan keruh, yang setelah mengering hanya menitipkan debu."
  • "Bayangkan dirimu adalah aliran sungai dari bukit, berkelok di hutan, menurun di pedesaan, melewati kota yang hancur, melintasi mayat-mayat, dan kau masih harus terus mengalir, jauh, lebih jauh lagi, melihat pemandangan yang sama lagi."

Apa saja buku terkenal karya Sungging Raga?

Beberapa buku terkenal karya Sungging Raga adalah "Kota Ingatan", "Mengukur Perpisahan" dan "Sepanjang Aliran Sungai".