Kata-kata Bijak 101 s/d 120 dari 177.
-
Saudara-saudara dan rombongan-rombongan: Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan, Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara-saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!
― Soekarno -
Tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.
― Soekarno -
Aku menjatuhkan hukuman mati
namun aku tak pernah mengangkat tangan
untuk memukul mati seekor nyamuk
sebaliknya aku berbisik kepada binatang itu
“hayo, nyamuk, pergilah
jangan kau gigit aku”Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar 24-26― Soekarno -
Bangsa atau rakyat adalah satu jiwa. Jangan kita kira seperti kursi-kursi yang dijajarkan. Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satu jiwa, maka kita pada waktu itu memikirkan dasar statis atau dasar dinamis bagi bagsa, tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri.
― Soekarno -
Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu? Yang saya namakna Marhaen itu adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme.
― Soekarno -
Jikalau aku melihat wajah anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat IndonesiaSumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia 68-107― Soekarno -
Memang Zaman imperialisme modern mendatangkan kesopanan, mendatangkan jalan-jalan tapi apakah itu setimbang dengan bencana yang disebabkan oleh usaha-usaha partikulir itu?
― Soekarno -
Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi 'Perkakasnya Tuhan', dan membuat kita menjadi 'hidup di dalam roh'.
― Soekarno -
Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.
― Soekarno -
Bahwa kami bukan lagi
penduduk kelas kambing yang berjalan
menyuruk-nyuruk dengan memakai sarung dan ikat kepala
merangkak-rangkak seperti yang dikehendaki
oleh majikan-majikan kolonial di masa silamSumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Kami Bukan Bangsa yang Pandir 8― Soekarno -
boleh jadi ini secara kebetulan bersamaan
boleh jadi juga pertanda lain.
Akan tetapi kedua belahan dari watakku itu
menjadikanku seorang yang merangkul semuanya.Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar 24-26― Soekarno -
Jikalau aku mendengarkan
Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan IndonesiaSumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia 68-107― Soekarno -
Dua sifat yang berlawanan
Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet
Aku bisa keras dan laksana baja
dan aku bisa lembut beriramaSumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar 24-26― Soekarno -
Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak itu adalah hal yang lumrah.
― Soekarno -
Hentikan perdagangan barteran ini dengan Singapura dan bergabunglah dalam kesatuan-kesatuan ekonomi yang kuat untuk memajukan daerah saudara-saudara dan untuk membuat Belawan-Deli menjadi pelabuhan yang terbesar di Asia Tenggara.
― Soekarno -
Jika tiap-tiap orang Indonesia yang tujuh puluh milyun ini lebih dahulu merdeka di dalam hatinya, sebelum kitra mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka. Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita ! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet - Rusia merdeka, Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet - Rusia satu per satu.
― Soekarno -
Ibu katakan kepadamu, kelak engkau akan menjadi
orang yang mulia, engkau akan menjadi
pemimpin dari rakyat kita.
Karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi
di saat fajar mulai menyingsingSumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar 24-26― Soekarno -
Ini adalah kesewenang-wenangan dengan mempergunakan undang-undang sebagai sendjata.
― Soekarno -
Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan IndonesiaSumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia 68-107― Soekarno -
Kita bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan.
― Soekarno
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Soekarno akan selalu Anda temukan di (halaman 6)