Kata-kata Bijak: dari Ruwi Meita

Ruwi Meita

Ruwi Meita

Penulis dari Indonesia

  • Laki-laki tak bisa tidur karena dua hal; karier dan perempuan.
  • Kata orang, karya anak kecil dan karya seniman terkenal  kadang tak bisa dibedakan. Hanya saja, seorang seniman punya konsep, sementara anak kecil punya kebahagiaan.
  • Memanah bisa berarti dua hal: kamu bisa bermeditasi saat memanah atau kamu bisa membunuh seseorang dengan panahmu.
  • Memulai sesuatu memang berat. Percayalah setelah kamu memulai kamu akan sadar bahwa ini tidak seberat yang kamu bayangkan.
  • Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Kamu pikir dunia tidak akan peduli saat kamu terpuruk. Mungkin memang benar. Tapi kamu juga harus melihat jika ada orang-orang yang peduli denganmu. Jangan tolak mereka.
  • Mata adalah terang tubuh. Jika mata mulai redup maka reduplah dunia.
  • Perubahan zaman tidak bisa dilawan. Semua hal bisa diganti dan memang harus diganti.
+3

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 76.

  • Kata orang, karya anak kecil dan karya seniman terkenal kadang tak bisa dibedakan. Hanya saja, seorang seniman punya konsep, sementara anak kecil punya kebahagiaan.
    Sumber: Misteri Patung Garam 88
    ― Ruwi Meita
    - +
    +45
  • Tangan Pak Sidi sangat aneh. Pucat dan retak. Kuku-kukunya kotor dan berwarna biru gelap. Seperti racun. Aku menelan ludah, tanganku bergetar. Suara kertas yang bergesek semakin membuatku gelisah.
    Sumber: Days of Terror 64
    ― Ruwi Meita
    - +
    +40
  • Memanah bisa berarti dua hal: kamu bisa bermeditasi saat memanah atau kamu bisa membunuh seseorang dengan panahmu.
    Sumber: Kaliluna: Luka di Salamanca 178
    ― Ruwi Meita
    - +
    +28
  • Dari arah jendela, terdengar suara kaca digores. Aku menoleh dan menemukan wajah sangar dengan kuku tajam.
    Sumber: Days of Terror 58
    ― Ruwi Meita
    - +
    +23
  • Pernahkah pelangi menangis karena hujan dan langit mau mewarnainya? Jika sempat, tolong katakan pada hujan untuk menitik satu kali pada tiga puluh tahun kesunyian ujung pelangi yang tak terbatas. Mungkin saja asa yang tersesat menemukan jalan pulang dan darah tak harus pada telapak tangan yang beku.
    Sumber: Alias 2
    ― Ruwi Meita
    - +
    +14
  • Pembunuh sadis suka menyisipkan ejekan pada penontonnya. Kitalah penontonnya.
    Sumber: Misteri Patung Garam 34
    ― Ruwi Meita
    - +
    +13
  • Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Kamu pikir dunia tidak akan peduli saat kamu terpuruk. Mungkin memang benar. Tapi kamu juga harus melihat jika ada orang-orang yang peduli denganmu. Jangan tolak mereka.
    Sumber: Kaliluna: Luka di Salamanca 178
    ― Ruwi Meita
    - +
    +12
  • Saat kancing bajumu hilang, kamu memiliki dua pilihan: menjahit kancing baju yang baru atau tidak lagi memakai baju itu. Kamu bisa saja tetap memakai baju itu dengan mengabaikan kancing yang hilang. Tapi, itu bukan pilihan. Itu pengabaian karena kamu membiarkan dirimu ikut hilang. Sekaligus.
    Sumber: Carmine 218
    ― Ruwi Meita
    - +
    +10
  • Laki-laki tak bisa tidur karena dua hal; karier dan perempuan.
    Sumber: Misteri Patung Garam 65
    ― Ruwi Meita
    - +
    +8
  • Kutengok kepalaku ke kiri dan aku menyesalinya. Aku berusaha berpaling, tapi sudah tidak bisa. Separuh wajah nenek-nenek tampak sedang mengintaiku dari ujung lorong. Matanya menatapku tajam. Rambut putihnya menjuntai sampai lantai. Teksturnya aneh. Setelah kuperhatikan rambut nenek itu memang dari pasir, yang mengucur dari atas kepala sampai ke lantai tanpa pernah habis.
    Sumber: Days of Terror 49
    ― Ruwi Meita
    - +
    +6
  • Mata adalah terang tubuh. Jika mata mulai redup maka reduplah dunia.
    Sumber: Alias 50
    ― Ruwi Meita
    - +
    +6
  • Segala hal yang bersifat overdosis hanya akan membawa kerugian.
    Sumber: Carmine 240
    ― Ruwi Meita
    - +
    +6
  • Almanak itu seharusnya tidak boleh keluar dari dalam kamar. Sekali keluar, maka dia tidak bisa dihentikan. Pada mulanya almanak itu akan memberimu keuntungan, sampai akhirnya kamu terus ketagihan untuk terus melakukan perjalanan waktu. Padahal ada harga yang harus dibayar dalam tiap perjalanan itu.
    Sumber: Days of Terror 117
    ― Ruwi Meita
    - +
    +5
  • Dendam lebih indah dari penantian?
    Sumber: Alias 5
    ― Ruwi Meita
    - +
    +5
  • Kamu berusaha membuang jauh semua bintang-bintangmu tetapi kamu tidak menyadari bahwa selalu ada yang tertinggal di dalam hatimu. Ada yang bilang biarlah rindu menjadi rindu.
    Sumber: Kaliluna: Luka di Salamanca 184
    ― Ruwi Meita
    - +
    +5
  • Buatlah kenangan yang baru dan jangan putus asa untuk terus membuat yang baru, meski rasanya seperti menyalakan api pada kayu yang basah!
    Sumber: Alias 96
    ― Ruwi Meita
    - +
    +4
  • Kau sang penjelajah waktu. Hanya kau sang empunya masa. Bukalah lembaran kayu. Pada suatu ketika waktu beku. Semua bisa terjadi saat kau… TERKUTUK.
    Sumber: Days of Terror 26
    ― Ruwi Meita
    - +
    +4
  • Marah itu ada dua; membangun dan menghancurkan.
    Sumber: Misteri Patung Garam 117
    ― Ruwi Meita
    - +
    +4
  • Memulai sesuatu memang berat. Percayalah setelah kamu memulai kamu akan sadar bahwa ini tidak seberat yang kamu bayangkan.
    Sumber: Kaliluna: Luka di Salamanca 196
    ― Ruwi Meita
    - +
    +4
  • Saat kamu menarik senar busur menjauh dari busurmu sebenarnya semua yang ada dalam dirimu baik yang berlawanan ataupun yang searah justru berkumpul di satu tempat. Kamu tahu dimana? Di batinmu. Mereka berkumpul untuk menentukan takdirmu.
    Sumber: Kaliluna: Luka di Salamanca 90
    ― Ruwi Meita
    - +
    +4
Kata-kata Ruwi Meita - quotes, kata mutiara, kata bijak dan kutipan dari Ruwi Meita yang terbaik dan terkenal: 76 ditemukan

FAQ: Tanya Jawab

Apa kata-kata bijak paling terkenal dari Ruwi Meita?

Dua kata-kata bijak paling terkenal dari Ruwi Meita adalah: "Kata orang, karya anak kecil dan karya seniman terkenal kadang tak bisa dibedakan. Hanya saja, seorang seniman punya konsep, sementara anak kecil punya kebahagiaan." dan "Tangan Pak Sidi sangat aneh. Pucat dan retak. Kuku-kukunya kotor dan berwarna biru gelap. Seperti racun. Aku menelan ludah, tanganku bergetar. Suara kertas yang bergesek semakin membuatku gelisah.".

Apa buku terkenal karya Ruwi Meita?

Beberapa buku terkenal karya Ruwi Meita adalah "Carmine, "Misteri Patung Garam" dan "Kaliluna: Luka di Salamanca".

Kata kunci dari kata bijak ini:

  1. bintang-bintangmu
  2. menghancurkan
  3. kuperhatikan
  4. menyisipkan
  5. penontonnya
  6. berhentilah

Tokoh yang sama