Kata-kata Bijak dari Risda Nur Widia

Risda Nur Widia

Risda Nur Widia

Penulis dari Indonesia

Hidup: 1992 -

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

  • Mendadak seberkas sinar matahari membersit dari gundukan mendung. Gerimis turun bersama kilas cahaya tipis di langit. Pelan-pelan membasahi pelataran.
  • Mereka benar-benar layaknya derai angin di tengah gurun yang tiba dengan baju kumal, wajah melas, dan becak tua penuh karat.
  • Rentetan peristiwa yang melulu dan membuat seorang jengah. Ia berlari untuk menyelamatkan diri dari semua belenggu itu.
  • Sendu dalam larik kalimat itu mengawang sunyi.
  • Betapa hidup ini sudah kehilangan hiburan yang bermutu.
  • Alam memiliki energi tak langsung yang merasuki pikiran.
  • Pekik tangis seolah menjadi pemanis kamp setiap hari.
  • Bunga-bunga kesunyian pun seperti diciptakan untuk menandai kemurungan di setiap kota.
+5

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 84.

  • Mendadak seberkas sinar matahari membersit dari gundukan mendung. Gerimis turun bersama kilas cahaya tipis di langit. Pelan-pelan membasahi pelataran.
    Sumber: Ziarah Para Malaikat
    Risda Nur Widia
    - +
    +24
  • Mereka benar-benar layaknya derai angin di tengah gurun yang tiba dengan baju kumal, wajah melas, dan becak tua penuh karat.
    Sumber: Penjemput Kesedihan
    Risda Nur Widia
    - +
    +19
  • Beban hidup selalu berganti setiap hari. Masalah terus terlahir dari rahim kesibukan masyarakat kota: takut terlambat masuk kantor, takut gaji dipotong, takut dimarahi istri, takut tak dapat membayar bulanan anak, takut ditinggal pacar simpanan, hingga istri kedua.
    Sumber: Seratus Tahun Berlari
    Risda Nur Widia
    - +
    +15
  • Ombak masih berkecamuk di dalam benaknya. Ia bagai terombang-ambing di dalam kebingungan.
    Sumber: Bocah yang Ingin Melihat Neraka
    Risda Nur Widia
    - +
    +10
  • Rentetan peristiwa yang melulu dan membuat seorang jengah. Ia berlari untuk menyelamatkan diri dari semua belenggu itu.
    Sumber: Seratus Tahun Berlari
    Risda Nur Widia
    - +
    +7
  • Kenyang ia melihat pemadangan gemerlap lampu-lampu, pekik tawa dalam pesta-pesta penuh hidangan lezat, atau rintih tengah malam para perempuan dari gedung-gedung gemerlap tempat para penjual cinta.
    Sumber: Seratus Tahun Berlari
    Risda Nur Widia
    - +
    +6
  • Ya, karena hanya pada bunga kesedihan itulah, kami dapat melabuhkan rindu pada orang-orang yang telah pergi.
    Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu
    Risda Nur Widia
    - +
    +5
  • Bunga yang merekah ketika kesedihan dan kematian mengental di udara.
    Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu
    Risda Nur Widia
    - +
    +4
  • Kami terus mengembara mencari segumpal kenangan yang tak pernah mati, walau seribu peluru menghujamnya.
    Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu
    Risda Nur Widia
    - +
    +4
  • Sendu dalam larik kalimat itu mengawang sunyi.
    Sumber: Ziarah Para Malaikat
    Risda Nur Widia
    - +
    +4
  • Alam memiliki energi tak langsung yang merasuki pikiran.
    Sumber: Rinjani: Pada Suatu Hari yang Malas
    Risda Nur Widia
    - +
    +3
  • Apakah benar bunga itu tercipta dari kematian atau tercipta dari doa-doa yang patah saat dipanjatkan?
    Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu
    Risda Nur Widia
    - +
    +3
  • Betapa hidup ini sudah kehilangan hiburan yang bermutu.
    Sumber: Seratus Tahun Berlari
    Risda Nur Widia
    - +
    +3
  • Dadanya berat: sesaak. Ingatannya meloncot seperti seekor anak kelinci yang bermainan di padang rumput; mengais-ngais kenangan.
    Sumber: Rinjani: Pada Suatu Hari yang Malas
    Risda Nur Widia
    - +
    +3
  • Kami mengerat bunga-bunga kesunyian itu seraya mencium harum kenangan akan orang-orang yang telah dibantai.
    Sumber: Bunga Kesunyian yang Tumbuh di Jantungmu
    Risda Nur Widia
    - +
    +3
  • Orang-orang itu lebih memilih berhenti menjual dirinya pada kenikmatan hidup yang fana.
    Sumber: Seratus Tahun Berlari
    Risda Nur Widia
    - +
    +3
  • Air hujan itu terasa hangat. Pun bila dicecap terasa manis.
    Sumber: Ziarah Para Malaikat
    Risda Nur Widia
    - +
    +2
  • Aku percaya Tuhan ada di mana-mana, Dia berada di setiap kesedihan dan kebahagian umat-Nya.
    Sumber: Obituarium Origami
    Risda Nur Widia
    - +
    +2
  • Ia ingin menjadi seorang wanita kuat yang dapat menaklukan apa saja.
    Sumber: Rinjani: Pada Suatu Hari yang Malas
    Risda Nur Widia
    - +
    +2
  • Kebanyakan dari orang-orang itu berlari karena jemu dengan hidup. Mereka ingin berlari terlepas dari belenggu-belenggu.
    Sumber: Seratus Tahun Berlari
    Risda Nur Widia
    - +
    +2
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Risda Nur Widia akan selalu Anda temukan di