![Pramoedya Ananta Toer](https://jagokata.com/images/fotos/Pramoedya_Ananta_Toer.jpg)
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia
Hidup: 1925 - 2006
Kategori: Politics | Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 6 Februari 1925 Meninggal: 29 April 2006
Kata-kata Bijak 141 s/d 160 dari 437.
-
Kalau ada persatuan semua bisa kita kerjakan, jangankan rumah, gunung dan laut bisa kita pindahkan - Ranta
Sumber: Sekali Peristiwa di Banten Selatan― Pramoedya Ananta Toer -
Kalau aku tak memiliki tubuh indah dan wajah cantik mungkin aku jadi sebagian dari mereka yang dibunuh pelan-pelan itu.
Sumber: Larasati― Pramoedya Ananta Toer -
Menyusuri hutan-hutan jati
Melihat rumput-rumput yang terbakar di bawahnya
Menyaksikan sepur-sepur yang batuk membelah tanah Jawa
Arwah-arwah pekerja bergentayangan menuju ibu kota,
Mencipta banjir dari genangan air mataSumber: PUISI UNTUK AYAH― Pramoedya Ananta Toer -
Ah, Gus, begini kodrat perempuan. Dia menderitakan sakit waktu melahirkan, menderita sakit lagi karena tingkahnya.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Manusia terlalu sering bertepuk hanya sebelah tangan.
Sumber: Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer -
Negeri Matahari Terbit, negeri Kaisar Meiji itu berseru pada para perantaunya, menganjurkan: Belajar berdiri sendiri! Jangan hanya jual tenaga pada siapa pun! Ubah kedudukan kuli jadi pengusaha, biar kecil seperti apa pun; tak ada modal? Berserikat, bentuk modal! Belajar kerja sama! Bertekun dalam pekerjaan!
Sumber: Anak semua bangsa― Pramoedya Ananta Toer -
Tapi seperti rambu lalu lintas yang setia, sedih dan derita selalu berpelukan dengan setia
Sumber: PUISI UNTUK AYAH― Pramoedya Ananta Toer -
Aku mengeluh. Hatiku tersayat. Aku memang perasa. Dan keluargaku pun terdiri dari makhluk-makhluk perasa.
Sumber: Bukan Pasarmalam― Pramoedya Ananta Toer -
Aku tak suka pada priayi. Gedung-gedung berdinding batu itu neraka. Neraka. Neraka tanpa perasaan. Tak ada orang mau dengarkan tangisnya. Kalau anak itu besar kelak, dia pun takkan dengarkan keluh-kesah ibunya. Dia akan perintah dan perlakukan aku seperti orang dusun, seperti abdi. Dia perlakukan aku seperti bapaknya memperlakukan aku kini dan selama ini. Tapi lindungilah dia. Dia anakku yang tak mengenal emaknya, tak kenal lagi air susu emaknya.
Sumber: Gadis Pantai― Pramoedya Ananta Toer -
Dahulu dia selalu katakan apa yang dia pikirkan, tangiskan, apa yang ditanggungkan, teriakan ria kesukaan di dalam hati remaja. Kini dia harus diam - tak ada kuping sudi suaranya.
― Pramoedya Ananta Toer -
Dan rangsang hidup itu ogah dibius padam begitu saja: lihatlah, bukan saja kerjamu belum selesai, yang selesai pun terlalu banyak cacat dan cela. Imajinasi saja tidak cukup. Kau harus tinggal hidup, paling tidak tiga puluh tahun lagi. Sertai dan saksikan akhir dari semua ini!
― Pramoedya Ananta Toer -
Keindahannya ada dalam kenang-kenangan.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Menulis adalah sebuah keberanian...
― Pramoedya Ananta Toer -
Sebagai ideologi, komunisme bermakna untuk individu. Akan tetapi, sebagai sistem politik, komunisme tidak demokratis dan mengarah pada penindasan.
Sumber: Saya Ingin Lihat Semua Ini berakhir (2008) 141― Pramoedya Ananta Toer -
Sebenarnya, aku ingin kembali, Ayah
Pulang ke teduh matamu
Berenang di kolam yang kau beri nama rinduSumber: PUISI UNTUK AYAH― Pramoedya Ananta Toer -
Seganas-ganasnya laut dia lebih pemurah dari hati priayi.
Sumber: Gadis Pantai― Pramoedya Ananta Toer -
Jadi apanya yang harus dikenal, kan orang dikenal karena karyanya, ratusan juta orang di atas bumi ini tidak berkarya yang membikin mereka dikenal, maka tidak dikenal.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu.
Sumber: Jean Marais 55― Pramoedya Ananta Toer -
Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan? Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Sejak jaman Nabi memang sudah ada hamba-hamba iblis. Maling. Siapa heran ada maling selama iblis ada? Tapi malingpun butuh kehormatan, semakin dia tidak punya kehormatan diri.
Sumber: Gadis Pantai― Pramoedya Ananta Toer
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261 -
Christian Simamora
Penulis dari Indonesia 259