
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia
Lahir: 1925-2006
Kata-kata Bijak 71 s/d 80 dari 437.
-
Kowé kira, kalo sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda lantas jadi Eropa? Tetap monyet!
Sumber: Anak semua bangsa― Pramoedya Ananta Toer -
Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya .
Sumber: Bumi Manusia (1980) , h. 409― Pramoedya Ananta Toer -
Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumahsakit itu; rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri.
Sumber: Bukan Pasarmalam― Pramoedya Ananta Toer -
Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan gentar pada ketuaan, mereka dicengkam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh itu dan hendak bergayutan abadi pada kemudaan impian itu.
― Pramoedya Ananta Toer -
Alam dan manusia telah membikinnya tidak brdaya dalam umur yang baru setengah abad. Sejak meninggalkan kampung halaman dan keluarga ia hanya mengenal penderitaan, tindasan, dan aniaya. Kami hanya dapat menangis dalam hati. Dan itupun tidak berguna. Orang-orang Jepang yang telah menindasnya sampai ia jadi begitu sekarang mungkin hidup senang di tengah keluargaya. Ya, sejak 1950, mungkin sudah sejak 1945.
Sumber: Perawan Dalam Cengkeraman Militer― Pramoedya Ananta Toer -
Manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi.
Sumber: Bumi Manusia― Pramoedya Ananta Toer -
Di dunia ini tak ada sesuatu kegirangan yang lebih besar daripada kegirangan seorang bapak yang mendapatkan anaknya kembali.
Sumber: Bukan Pasar Malam (1951)― Pramoedya Ananta Toer -
Memang aku seorang pelacur, tuan kolonel. Tapi aku masih berhak mempunyai kehormatan. Karena, aku tidak pernah menjual warisan nenekmoyang pada orang asing.
Sumber: Larasati― Pramoedya Ananta Toer -
Gairah kerja adalah pertanda daya hidup; dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut.
Sumber: Rumah Kaca (1988) h. 460― Pramoedya Ananta Toer -
Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.
― Pramoedya Ananta Toer