
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia
Hidup: 1925 - 2006
Kategori: Politics | Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 6 Februari 1925 Meninggal: 29 April 2006
Kata-kata Bijak 101 s/d 120 dari 437.
-
Cinta tidak pernah buta. Cinta baginya adalah memberi-memberikan segala-galanya dan berhenti apabila napas berhenti mengembus.
― Pramoedya Ananta Toer -
Doa dan ucapan selamat jalan diucapkan oleh mulut dan tangan yang kami jabat. Tak seorangpun mengucapkan terimakasih. Dan memang kami tidak menuntut, tidak membutuhkan. Sayang, kami belum mampu berbuat lebih dari ini.
― Pramoedya Ananta Toer -
Berpendapat tanpa berpengetahuan hukuman mati bagi seorang calon brahmana. Dia takkan mungkin jadi brahmana yang bisa dipercaya.
― Pramoedya Ananta Toer -
Semua ditentukan oleh keadaan, bagaimanapun seseorang menghendaki yang lain. Yang digurun pasir takkan menggunakan bahtera, yang di samudera takkan menggunakan onta.
― Pramoedya Ananta Toer -
Apa guna belajar ilmu dan pengetahuan Eropa, bergaul dengan orang-orang Eropa, kalau akhirnya toh harus merangkak, beringsut seperti keong dan menyembah seorang raja kecil yang barang kali buta huruf pula! God, God! Menghadap bupati sama dengan bersiap menampung penghinaan tanpa boleh membela diri. Tak pernah aku memaksa orang lai berbuat semacam itu terhadapku. Mengapa harus kulakukan untuk orang lain? Sambar gledek!
― Pramoedya Ananta Toer -
Bagaimanapun masih baik dan masih beruntung pemimpin yang dilupakan oleh pengikut daripada seorang penipu yang jadi pemimpin yang berhasil mendapat banyak pengikut.
― Pramoedya Ananta Toer -
Lelaki, Gus, soalnya makan, entah daun entah daging. Asal kau mengerti, Gus, semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas. Kan itu tidak terlalu sulit difahami? Kalau orang tak tahu batas, Tuhan akan memaksanya tahu dengan cara-Nya sendiri.
― Pramoedya Ananta Toer -
Sepandai-pandaimya lelaki, kata bujang nenekku dulu semasa aku masih sangat muda, kalau sedang gandrung: dia sungguh sebodoh-bodoh si tolol.
― Pramoedya Ananta Toer -
Aku juga punya tahan air. Jelek-jelek tanah airku sendiri, bumi dan manusia yang menghidupi aku selama ini. Cuma binatang ikut Belanda!
― Pramoedya Ananta Toer -
Barang siapa tidak tahu kekuatan dirinya, tidak tahu kelemahan dirinya. Barang siapa tidak tahu kedua-duanya, dia pusing dalam ketidaktahuannya.
Arok Dedes (1999)― Pramoedya Ananta Toer -
Hidup bisa memberikan segala pada barang siapa tahu dan pandai menerima.
― Pramoedya Ananta Toer -
Adat perempuan dibeli; adat orang tua menjual; kalau harta sudah di tangan apalagi akan dipersoalkan?
― Pramoedya Ananta Toer -
Aku tak jadi kaya karena pemberiannya. Mereka pun tak jadi kaya karena pemberianku. Itulah kebijaksanaan.
― Pramoedya Ananta Toer -
Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri - tanah airnya sendiri - gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri.
― Pramoedya Ananta Toer -
Aku lebih mempercayai ilmu pengetahuan, akal. Setidak-tidaknya padanya ada kepastian-kepastian yang bisa dipegang.
Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer -
Jiwa semuda itu jangan dilukai dengan penderitaan tak perlu, sekalipun cacat ayahnya sendiri. Dia hendaknya tetap mencintai aku dan memandang aku sebagai ayahnya yang mencintainya, tanpa melalui suara dan pandang orang lain.
― Pramoedya Ananta Toer -
Setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah.
Prahara Budaya (1995)― Pramoedya Ananta Toer -
Sungguh mengguncangkan mengetahui adanya sejumlah orang yang sejak perawan remaja sampai jadi nenek tetap terbelenggu oleh perbuatan keji balatentara Jepang. Di masa kemajuan tekhnologi semaju sekarang ini.
― Pramoedya Ananta Toer -
Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya, tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini.
Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Pramoedya Ananta Toer akan selalu Anda temukan di JagoKata.com (halaman 6)
Kata kunci dari kata bijak ini:
- kepastian-kepastian
- sepandai-pandaimya
- ketidaktahuannya
- setidak-tidaknya
- mengguncangkan
- terus-menerus
Penulis serupa
-
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261 -
Christian Simamora
Penulis dari Indonesia 259