
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia
Hidup: 1925 - 2006
Kategori: Politics | Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 6 Februari 1925 Meninggal: 29 April 2006
Tentang Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya dilahirkan di Blora pada tahun 1925 di jantung pulau jawa di sebelah timur Pulau Sumatera, sebagai anak sulung dalam keluarganya.
Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya seorang penjual nasi. Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora. Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer" sebagai nama keluarganya.
Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, dan kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia.
Pada 30 April 2006 pukul 08.55 Pramoedya wafat dalam usia 81 tahun.
Buku dari Pramoedya Ananta Toer
Telusuri kata bijak dari Pramoedya Ananta Toer yang mengandung salah satu kata berikut:
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 437.
-
Kemudian malam melanjutkan tugasnya: kosong dari segala perasaan.
― Pramoedya Ananta Toer -
Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri.
Jejak Langkah (1985)― Pramoedya Ananta Toer -
Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yang dimakannya itu kerja kami.
Rumah Kaca (1988)― Pramoedya Ananta Toer -
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai.
― Pramoedya Ananta Toer -
Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
Anak Semua Bangsa (1981)― Pramoedya Ananta Toer -
Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.
Mereka Yang Dilumpuhkan (1951)― Pramoedya Ananta Toer -
Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain.
― Pramoedya Ananta Toer -
Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya .
― Pramoedya Ananta Toer -
Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.
Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer -
Keadaan seluruh dunia berubah. Sekarang apa? Negara-negara komunis pun mengakomodasi kapitalisme. Perang Dingin tidak ada lagi. Saya sendiri tetap seperti dahulu, menentang ketidakadilan dan penindasan. Bukan sekadar menentang, tetapi melawan! Melawan pelecehan kemanusiaan. Saya tidak berubah.
Jawa Pos Nama Saya Tidak Pernah Kotor, 18 April 1999― Pramoedya Ananta Toer -
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Rumah Kaca (1988)― Pramoedya Ananta Toer -
Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah
― Pramoedya Ananta Toer -
Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri.
Anak Semua Bangsa (1981)― Pramoedya Ananta Toer -
Apa gunanya memaki? Mereka memang anjing. Mereka memang binatang. Dulu bisa mengadu, dulu ada pengadilan. Dulu ada polisi, kalau duit kita dicolong tetangga kita. Apa sekarang? Hakim-hakim, jaksa-jaksa yang sekarang juga nyolong kita punya. Siapa mesti mengadili kalau hakim dan jaksanya sendiri pencuri?
― Pramoedya Ananta Toer -
Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan.
― Pramoedya Ananta Toer -
Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai.
Bumi Manusia (1980)― Pramoedya Ananta Toer -
Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan.
― Pramoedya Ananta Toer -
Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan.
― Pramoedya Ananta Toer
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261 -
Christian Simamora
Penulis dari Indonesia 259