Kata-kata Bijak: dari Nirwan Dewanto

Nirwan Dewanto

Nirwan Dewanto

Penulis dari Indonesia

  • Tapi kau juga genangan darah,
ketika aku urung mencintaimu.
  • Dengarlah, namaku matahari, aku
perawat kuburan di tepi Mississippi, maka aku tak akan ter-
kelabui oleh kata-katamu.
  • Kau benih hujan pagi hari,
aku payung yang lama iri.

Kata-kata Bijak 1 s/d 17 dari 17.

1
  • Berapa lama sudah kau terbangun? Seraya mencari sisa putih
    mori ke arah rumpun kana, kau berkata kepada sebutir batu
    gamping di jalan setapak itu, “Mereka mencintaimu, sebab kau
    tak menderita insomnia.
    Sumber: Fajar di Galena
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +10
  • Kau benih hujan pagi hari,
    aku payung yang lama iri.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +8
  • Malam menarik kafan untuk mayatnya sendiri, setelah betapa
    renta ia berupaya menerangi sebatang jarum dalam mimpimu.
    Sumber: Fajar di Galena
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +8
  • Dengarlah, namaku matahari, aku
    perawat kuburan di tepi Mississippi, maka aku tak akan ter-
    kelabui oleh kata-katamu.
    Sumber: Fajar di Galena
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +6
  • Di luas meja yang telanjur basah oleh umpama itu
    Terkecoh oleh si matahari dan si jantung, rubahmu
    Makan hitam berulam mata. Mataku barangkali.
    Sumber: Apel dan Roti
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +6
  • Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari
    Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu
    Menatap merah yang selalu padam itu.
    Sumber: Apel dan Roti
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +5
  • Kau airmata di ujung jari,
    aku saputangan matahari.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +5
  • Jika kau dalam gaun merah,
    aku bekas tangan di perutmu.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +4
  • Kau pemilik hujan sepenuh hari,
    aku payung terlampau sembunyi.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +3
  • Di antara hijau dan kuning selalu ada ekor rubah
    Abu-abu, yang empunya hanya mampu bertahan
    Di balik gaunmu, sebelum menerkam sajakku.
    Sumber: Apel dan Roti
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +1
  • Di antara perutmu dan piring yang termangu, lapar
    Bisa juga bernama bianglala, yang segera berakhir
    Ketika aku menumpahkan sajakku ke mejamu.
    Sumber: Apel dan Roti
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +1
  • Kau cermin terlalu menunggu,
    aku wajah yang memurnikanmu.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    +1
  • Di antara dua potong roti selalu ada selapis jantung
    Kuning, sehingga lidahmu pasti akan berhenti
    Sebelum mencapai putih yang menyala itu.
    Sumber: Apel dan Roti
    ― Nirwan Dewanto
    - +
     0
  • Mari, lekaslah kelabui Januari,
    sebab aku terkulai ke tepi nyanyi.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
     0
  • Tumpahkanlah tilas semua dara,
    sampai jantungmu serimbun bara.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
     0
  • Sungguh lapar dan birahi tak akan terlihat oleh mata
    Yang tersembunyi dalam sajakku yang terlalu lama
    Tersimpan dalam lemari es di sudut dapurmu
    Sumber: Apel dan Roti
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    -1
  • Tapi kau juga genangan darah,
    ketika aku urung mencintaimu.
    Sumber: Mawar Terjauh
    ― Nirwan Dewanto
    - +
    -1
1
Kata-kata Nirwan Dewanto - quotes, kata mutiara, kata bijak dan kutipan dari Nirwan Dewanto yang terbaik dan terkenal: 17 ditemukan

FAQ: Tanya Jawab

Apa kata-kata bijak paling terkenal dari Nirwan Dewanto?

Dua kata-kata bijak paling terkenal dari Nirwan Dewanto adalah: "Berapa lama sudah kau terbangun? Seraya mencari sisa putih
mori ke arah rumpun kana, kau berkata kepada sebutir batu
gamping di jalan setapak itu, “Mereka mencintaimu, sebab kau
tak menderita insomnia." dan "Kau benih hujan pagi hari,
aku payung yang lama iri.".

Apa buku terkenal karya Nirwan Dewanto?

Beberapa buku terkenal karya Nirwan Dewanto adalah "Mawar Terjauh, "Apel dan Roti" dan "Fajar di Galena".

Kata kunci dari kata bijak ini:

  1. berhenti sebelum
  2. jantung kuning
  3. lama tersimpan
  4. itu terkecoh
  5. malu menatap
  6. bertahan di

Tokoh yang sama