Kata-kata Bijak dari Muna Masyari

Muna Masyari

Muna Masyari

Sastrawan dari Indonesia

Hidup: 1985 -

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

Lahir: 26 Desember 1985

  • Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. Menekur diam. Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.
  • Aku yakin hatimu merutuk geram karena terlahir sebagai anak perempuan yang terlalu banyak dikenai aturan!
  • Akan tetapi, barangkali kesempatan masih bisa kau gapai.

Kata-kata Bijak 1 s/d 12 dari 12.

  • Rumah, yang pernah dipertahankan ibumu, tak lain adalah lingkungan tempat menjalin ikatan, tempat berbagi kasih sayang, membangun rasa kepedulian, melestarikan jejak warisan, yang seharusnya dirawat oleh sentuhan tangan perempuan.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +19
  • Tali jemuran yang membentang di tepi halaman, tempat ibumu mengangin-anginkan kain batik yang baru dicelup pada pewarna, juga pohon jambu biji di belakang rumah yang kini mulai menguning daun-daunnya, keduanya akan mengasingkan dirimu, seperti kawan lama yang enggan menyapa.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +13
  • Sejauh-jauh melambungkan angan di tanah rantau, pada warisan nenek moyang ia akan menemukan tempat untuk pulang, kecuali selamanya ingin jadi pengembara dan melupakan tanah kelahiran.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +6
  • Bukan hanya sekali kudengar pertanyaan bernada protes kau ajukan untuk hal-hal lain, ketika terbentur aturan sebagai anak perempuan.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +4
  • Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +4
  • Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. Menekur diam. Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +3
  • Aku yakin hatimu merutuk geram karena terlahir sebagai anak perempuan yang terlalu banyak dikenai aturan!
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +1
  • Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    +1
  • Akan tetapi, barangkali kesempatan masih bisa kau gapai.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
     0
  • Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
     0
  • Aku beruntung saja karena terlahir sebagai laki-laki yang selalu dianggap lebih istimewa dari anak perempuan.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    -1
  • Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam.
    Sumber: Gentong Tua
    Muna Masyari
    - +
    -1
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Muna Masyari akan selalu Anda temukan di