
M. Aan Mansyur
Penyair, Penulis dari Indonesia
Lahir: 1982-
Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 17.
-
Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang. Untuk itu ia menitipkan surat-kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan.
Sumber: Kukila― M. Aan Mansyur -
Langit menjatuhkan banyak kata sifat.
Sumber: Menyaksikan Pagi dari Beranda― M. Aan Mansyur -
Setiap orang adalah lukisan, jika tak membiarkan
diri terperangkap bingkai.Sumber: Mengunjungi Museum― M. Aan Mansyur -
Mantan kekasih persis seperti utang, kita tidak pernah betul-betul melupakannya. Kita hanya selalu pura-pura melupakannya.
Sumber: Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi― M. Aan Mansyur -
Aku
mencintai kemalasanku dan ingin melakukannya
selalu.Sumber: Menyaksikan Pagi dari Beranda― M. Aan Mansyur -
Ada remaja abadi yang tidak kaukenal dalam diriku.
Sumber: Mengunjungi Museum― M. Aan Mansyur -
Waktu, umpama, sebelum terkutuk jadi
kalender atau jam dinding yang ketagihan
mengulang hidup dan tidak menyelesaikannya.Sumber: Mengunjungi Museum― M. Aan Mansyur -
Aku bercakap dengan kau
dan seorang lain di dalam kau.
aku ingin mengenal dia, orang
yang tinggal di dalam kau.Sumber: Kepalaku: Kantor Paling Sibuk di Dunia― M. Aan Mansyur -
Kenangan, barangkali seperti perasaan sehelai kertas ketika seseorang menulis atau menggambar pohon atasnya. Ia tidak ubahnya sehelai kertas dengan gambar penuh pohon.
Sumber: Kukila 55― M. Aan Mansyur -
Rasa malu dan rasa bersalah ternyata seperti pohon jika disimpan. Mereka akan tambah tumbuh dan kian susah dicabut. Kini rasa bersalah itu selebat hutan.
Sumber: Kukila 167― M. Aan Mansyur