Tentang Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara lahir di Borongtammatea, Kabupaten Jeneponto, Makassar pada tanggal 10 November 1975.
Pada 1996, Khrisna Pabichara sempat menjadi guru Matematika, Fisika, dan
Akuntansi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Tanetea setelah berhenti
sebagai tenaga audit di sebuah lembaga perbankan swasta.
Cita-cita menjadi penulis baru terwujud di tahun 2007, saat buku pertamanya yakni 12 Rahasia Pembelajar Cemerlang diterbitkan.
Beberapa karyanya antara lain Sepatu Dahlan, Surat Dahlan, Gadis Pakarena, Mengawini Ibu dan lain-lain.
Buku dari Khrisna Pabichara
Telusuri kata bijak dari Khrisna Pabichara yang mengandung salah satu kata berikut:
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 38.
-
Aku merasa sedang dipermainkan oleh nasib, tenggelam ke dalam mimpi berlapis-lapis, mimpi yang di dalamnya ada mimpi lagi, lagi dan lagi.
― Khrisna Pabichara -
Aku ceritakan kesedihanku kepada sungai agar sungai mengajariku bagaimana mengalir tanpa sedikitpun mengeluh.
― Khrisna Pabichara -
Penyakit pertama yang diidap para perantau adalah rindu kampung. Penyakit ini menyebabkan hasrat ingin pulang yang akut. Bagi mereka yang bisa melewati masa kritis, akan bertahan di tanah rantau. Sebaliknya, mereka yang tak mampu sembuh dan seluruh benaknya digerogoti bakteri rindu, akan pulang ketempat asal dengan gelar yang menyakitkan: orang-orang kalah.
― Khrisna Pabichara -
'Tuhan, terserah Engkau saja.' Begitulah bunyi doaku. Singkat. Padat. Dan, pasrah.
― Khrisna Pabichara -
Sumur yang bening tidak akan mencari timba. Begitulah semestinya kita berlaku, tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari jabatan.
― Khrisna Pabichara -
Banyak orang menganggap dirinya kurang beruntung sebelum ada perempuan atau lelaki yang mencintainya. Ada yang bahkan sampai bunuh diri, merampas hak Tuhan dalam urusan nyawa. Sebagai akibat kesalahan keyakinan, banyak yang mengira cinta adalah penyelamat. Kemudian, orang-orang yang berkeyakinan seperti itu menikah. Kemudian, mereka akan saling melukai, menyakiti. Setelah itu, mereka pilih cerai sebagai jalan kebahagiaan, atau bertahan demi keselamatan hubungan dengan terus berpura-pura. Kadang mereka menyatakan, dari Tuhan-lah musabah kehadiran cinta itu, dan menyalahkan Tuhan ketika mereka gagal merawat hubungan.
― Khrisna Pabichara -
Alangkah naïf jika hidup hanya berkisar pada sekolah, tumbuh meremaja, kuliah dan dapat gelar sarjana, lalu kawin dan punya keturunan.
― Khrisna Pabichara -
Bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa orang-orang yang memiliki keyakinan dan kemauan kuat untuk mewujudkan harapan.
― Khrisna Pabichara -
Cinta yang bersyarat akan memudar tatkala syarat itu tak terpenuhi.
― Khrisna Pabichara -
Rasa cinta itu nggak salah. Meskipun kamu merasa mencintai lelaki yang punya kekasih. Tetapi, respon atas perasaanmu itulah yang penting. Kamu mau menghormati dirimu dan perasaanmu atau tidak.
― Khrisna Pabichara -
Sepeda ontel klasik akan selalu terlihat bagus dari masa ke masa jika kita merawatnya dengan tulus dan rajin; begitu juga dengan ilmu yang kita dapatkan, harus diberikan kepada orang lain dengan tulus juga, dan untuk mendapatkannya kita harus rajin.
― Khrisna Pabichara -
Kadang, hidup begitu tegas tak menawarkan kesempatan lebih dari sekali, dan sebaiknya aku terima peluang yang ditawarkan oleh kehidupan itu.
― Khrisna Pabichara -
Kadang kita luput mensyukuri anugerah yang kita terima. Mungkin karena rahmat itu kita anggap kecil atau memang sesuatu yang lumrah, lantas kita lalai menjaganya.
― Khrisna Pabichara -
Kita boleh saja bermimpi sesuka hati... tapi jangan karena mimpi itu belum tercapai lantas kamu putus asa.
― Khrisna Pabichara -
Janji hari ini akan berbeda keesokan harinya, apalagi yang bertahun-tahun.
― Khrisna Pabichara -
Kata orang jika cinta datang merasuk ke dalam hatimu maka bisa membuat hatimu berdebar-debar tak beraturan dan frekuensinya lebih cepat dari biasanya. Sekarang aku merasakan hal yang sama. Apakah aku telah jatuh cinta?
― Khrisna Pabichara -
Kita tidak mungkin mundur hanya karena tahu lawan jauh lebih kuat.
― Khrisna Pabichara -
Apa yang kita yakini benar belum tentu dianggap benar oleh oranglain.
― Khrisna Pabichara -
Barangkali aku cuma punya harapan yang bertumpuk di setiap kepala. Itu sebabnya kunamai kepalaku dengan kebun harapan. Kebun yang segala jenis bibit bisa tumbuh di sana. Lucunya, aku tak pernah tahu, atau mungkin belum tahu, bibit apa yang paling tepat ditanam di kebun harapan itu.
― Khrisna Pabichara
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261