Kata-kata Bijak dari Khairul Fatah

Khairul Fatah

Khairul Fatah

Penulis dari Indonesia

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

Buku dari Khairul Fatah

  • Pemburu gelap yang terbunuh karena rindu.
  • Ikan memang hidup untuk dimakan. Tapi menangkapnya tidak dengan ketamakan.
  • Setiap malam yang larut ia bersembunyi di rimbun semak, dan berjalan mengendap-ngendap. Ia mencari sunyi dengan gelap yang paling pekat.
  • Ia seorang perenung, pemburu sepi yang paling handal.
  • Ia pun merindukan kematian yang dianggap semua orang sebagi ketiadaan dan kegelapan. Maka ia pun mati dalam keadaan rindu pada Tuhan, dalam keadaan hatinya yang paling sunyi, dan di tempat pemburuaanya membunuh gelap dunia.
  • Tahukah kau, gelap itu ada sebab kita pernah melihat terang. Gelap dunia itu tak ada, yang ada hanya tempat yang kurang cahaya, maka kembalilah pada Tuhan pemilik cahaya agar kau tak tertelan gelap dunia.
  • Menangkap ikan perlu seni. Bukan cuma berani.
  • Aku diam, mencerna perkataannya, merenungkan, mungkin juga berusaha mencari jawaban, atau bahkan bantahan. Tapi aku tetap diam.
  • Ia terus menunggu hingga matahari muncul dari ufuk timur.
+6

Telusuri kata bijak dari Khairul Fatah yang mengandung salah satu kata berikut:

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 36.

  • Di tengah hutan tak berpenghuni itu, ia termenung, lalu berjalan pelan seperti pemburu rusa; kakinya hati-hati menapaki tanah. Ia tak mau derap kakinya terdengar, karna takut gelap kabur.
    Khairul Fatah
    - +
    +30
  • Pemburu gelap yang terbunuh karena rindu.
    Khairul Fatah
    - +
    +22
  • Ikan memang hidup untuk dimakan. Tapi menangkapnya tidak dengan ketamakan.
    Khairul Fatah
    - +
    +12
  • Ia percaya bahwa hidup itu fana, maka setiap waktu ia hanya merindukan gelap yang akan menelannya dan membawanya pada kehidupan selanjutnya; ke hidup nikmat Tuhan atas balasan pekerjaannya di dunia.
    Khairul Fatah
    - +
    +10
  • Katanya, perempuan itu tercabik gelap di hutan.
    Khairul Fatah
    - +
    +9
  • Setiap malam yang larut ia bersembunyi di rimbun semak, dan berjalan mengendap-ngendap. Ia mencari sunyi dengan gelap yang paling pekat.
    Khairul Fatah
    - +
    +9
  • Gemerlap warna-warni lampu menyeretnya pada kepiluan yang sangat. Ia merasa resah di tengah terang dunia.
    Khairul Fatah
    - +
    +8
  • Di pulau yang tanpa cahaya lampu, perempuan itu kian mengerti bahwa kegelapan hanya tempat pembuangan.
    Khairul Fatah
    - +
    +7
  • Dilarut malam tanpa sinar lampu-lampu, Aku kembali teringat tentang tiga kisah pemburu gelap.
    Khairul Fatah
    - +
    +6
  • Aku melihat perempuan itu menangkap ikan seperti orang berpuisi, atau barangkali seperti aktor yang sedang memainkan peran di atas panggung teater: pelan, penuh penghayatan.
    Khairul Fatah
    - +
    +5
  • Ia pun merindukan kematian yang dianggap semua orang sebagi ketiadaan dan kegelapan. Maka ia pun mati dalam keadaan rindu pada Tuhan, dalam keadaan hatinya yang paling sunyi, dan di tempat pemburuaanya membunuh gelap dunia.
    Khairul Fatah
    - +
    +5
  • Ia seorang perenung, pemburu sepi yang paling handal.
    Khairul Fatah
    - +
    +5
  • Ikan bukan lawan, kemarahan hanya cocok untuk perang.
    Khairul Fatah
    - +
    +4
  • Tahukah kau, gelap itu ada sebab kita pernah melihat terang. Gelap dunia itu tak ada, yang ada hanya tempat yang kurang cahaya, maka kembalilah pada Tuhan pemilik cahaya agar kau tak tertelan gelap dunia.
    Khairul Fatah
    - +
    +4
  • Ia sadar, di pulaunya yang gelap kala malam menyergap, merupakan tempat orang-orang miskin dari segala hal; ilmu dan harta.
    Khairul Fatah
    - +
    +3
  • Menangkap ikan perlu seni. Bukan cuma berani.
    Khairul Fatah
    - +
    +3
  • Si kakek tua terus mengajak semua orang kembali berenung, mempersiapkan diri melawan gelap yang akan datang.
    Khairul Fatah
    - +
    +3
  • Aku diam, mencerna perkataannya, merenungkan, mungkin juga berusaha mencari jawaban, atau bahkan bantahan. Tapi aku tetap diam.
    Khairul Fatah
    - +
    +2
  • Berilah sentuhan seni terakhir untuk hidupnya. Ikan sudah mengerti, ia hidup untuk dinikmati manusia. Tangkaplah ia dengan seni, agar detik terakhir hidupnya ia rasakan dengan nikmat pula, seperti yang kita rasakan saat memakannya.
    Khairul Fatah
    - +
    +2
  • Ia diam lagi, seakan sengaja memberiku kesempatan untuk berpikir.
    Khairul Fatah
    - +
    +2
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Khairul Fatah akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari Khairul Fatah?

Dua kutipan paling terkenal dari Khairul Fatah adalah:

  • "Di tengah hutan tak berpenghuni itu, ia termenung, lalu berjalan pelan seperti pemburu rusa; kakinya hati-hati menapaki tanah. Ia tak mau derap kakinya terdengar, karna takut gelap kabur."
  • "Pemburu gelap yang terbunuh karena rindu."