Kata-kata Bijak dari Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman

Jenderal pada masa Revolusi Nasional Indonesia

Hidup: 1916 - 1950

Kategori: Politics Negara: FlagIndonesia

Lahir: 24 Januari 1916 Meninggal: 29 Januari 1950

Kata-kata Bijak 21 s/d 28 dari 28.

  • Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah, Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus.
    Jenderal Soedirman
    - +
    +21
  • Lebih baik di bom atom dari pada tidak merdeka 100%.
    Jenderal Soedirman
    - +
    +20
  • Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.
    Sumber: Jogjakarta, 12 Nopember 1945
    Jenderal Soedirman
    - +
    +20
  • Saya akan peringatkan Belanda, kalau mereka menyakiti Soekarno, maka bagi mereka tidak akan pernah ada kata ampun.
    Jenderal Soedirman
    - +
    +19
  • Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.
    Sumber: Jogjakarta, 1 Januari 1946
    Jenderal Soedirman
    - +
    +18
  • Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.
    Sumber: Jogjakarta, Januari 1948
    Jenderal Soedirman
    - +
    +14
  • Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara.
    Sumber: Jogjakarta, 17 Pebruari 1946
    Jenderal Soedirman
    - +
    +13
  • Mari, marilah, seluruh barisan, badan-badan berjuang sungguh-sungguh dan jangan membiarkan rakyat menjadi korban.
    Jenderal Soedirman
    - +
    +9
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Jenderal Soedirman akan selalu Anda temukan di (halaman 2)

Tentang Jenderal Soedirman

Jenderal Besar Raden Soedirman (juga: Sudirman) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.