Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 53.
-
Selama ini kulihat hidup semakin rumit. Banyak orang tega membunuh hati nurani dengan tangan mereka sendiri. Kusaksikan tangan-tangan politik semakin kotor, meraih kemenangan demi kepentingan sendiri. Pemimpin saling berebut nasi. Pemimpin yang bahkan tak bisa memimpin hidup mereka sendiri. Lumpur menggenangi ratusan rumah, mesjid, sekolah, warung nasi, juga kenangan. Lumpur panas yang tumpah karena uang dan ketidakpedulian. Bahkan ada juga yang membunuh dengan mengatasnamakan agama. Beberapa orang dilarang beribadah di tempat ibadah mereka sendiri. Di mana ada proyek sosial, di sana cenderung ada penipuan. Banyak orang kehilangan hati mereka sendiri. Keluarga merindukan kehangatan.
― Iwan Setyawan -
Aku melintasi kehidupan dan kala. Aku berlayar menembus senja. Kuberanikan diri menulis untuk mengabadikan momen hidup dalam lembaran kertas.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Ah, sampai di sini, mungkin kau akan bertanya siapa diriku. Tapi apa perlunya kau tahu? Aku hanya bagian kecil dari cerita ini. Aku hanya seseorang yang berusaha mencatat sedikit kenangan agar tak hilang begitu saja ditelan zaman. Jika suatu peristiwa telah pergi, kau tahu, ia tak akan hilang begitu saja. Jika dulu ada tawa, gaungnya masih bisa masih bisa kau dengar di sana. Jika dulu ada air mata, kau masih bisa membasuhnya dengan tanganmu di sana, sekarang. Jika aku mati, kenangan itu akan hidup.
― Iwan Setyawan -
Hidup adalah perjalanan untuk membangun rumah untuk hati. Mencari penutup lubang-lubang kekecewaan, penderitaan, ketidakpastian, dan keraguan. Akan penuh dengan perjuangan. Dan itu yang akan membuat sebuah rumah indah.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis untuk orang-orang yang telah menyentuh hatiku, kehangatan keluarga yang telah menghangatkan hidupku, serta alam sekitar yang menyegarkan perjalanan ini.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis untuk menggali hati nurani.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis untuk menangkap kenangan yang mungkin tak akan mampu tersimpan dalam memoriku. Sebelum diriku usang dan menghilang.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku ingin menulis ini untuk Ibuk, Bapak, dan perjuangan mereka yang kokoh. Tangan kuat mereka telah membawa anak-anaknya ke tempat yang lebih indah.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Sekali lagi, dengan segala kemampuan yang aku punya. Kau lihat, betapa sederhana tulisanku. Sekali lagi, aku hanya ingin mengabadikan sebuah momen hidup dalam lembaran kertas ini. Sebagai suatu museum kehidupan.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Tak ada janji yang terungkap dari mulut mereka. Tapi hati mereka telah berikrar untuk mencintai satu sama lain, dengan sederhana. Mereka tidak saling memberikan harapan tapi mereka akan memperkuat satu sama lain.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Ah, kematian memang misteri. Bisa datang di mana saja, kapan saja.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis karena kata-kata bisa menguatkan.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis untuk berkaca.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis untuk memaknai hidup.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Aku menulis untuk membunuh malam.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Kebahagiaan akan terasa lebih manis, lewat sebuah perjuangan yang sepenuh hati.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Menulis kembali kenangan masa lalu butuh sebuah keberanian.
Sumber: 9 Summer 10 Autumns― Iwan Setyawan -
Rumah begitu sedih tanpa senyum Ibuk.
Sumber: Ibuk― Iwan Setyawan -
Ibuku, hatinya putih. Ia adalah puisi hidupku. Begitu indah. Ia adalah tetesan airmataku.
Sumber: 9 Summer 10 Autumns― Iwan Setyawan
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Iwan Setyawan akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261