Kata-kata Bijak dari Imam Budiman

  • Ibu lebih setia merentang jarak
di antara lembah dua spasi.
  • Di lembar-lembar skripsi,
kucari-cari sisa wajah ibu
  • Sesaat kala sampan belum sampai kita labuh ke handil
kita artikan setiap deru anak-anak angin perkampungan ini
  • Hariba ini, aku ingin menyusu pada tubuh laut yang cemburu
dan pulas terlelap dalam kantung mata ibu purnama yang gaharu
  • Bagaimana kabar ketulusan
di balik purba rahimnya?
  • Atau setidaknya, beri sedikit ruang agar sedianya
merawatkan hingga puisi-puisi itu beranjak separuh dewasa
+3

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 39.

  • Pagi menghidang sarapan nasi lembah tanjung berlauk tulang
    paus bakar dengan sambal akar selada. Siang mengganjal perut
    demi harum daging karapu. Malam barulah batang ranting kayu
    disusun-tumpuk untuk seremoni beriring ombak laut dan aroma
    garam.
    Imam Budiman
    - +
    +18
  • Dan setiba remaja, digiring oleh para
    tetua untuk ikut membelah badik ombak. Serta diajarkanlah
    kepada mereka cara menombak paus seukuran bangsalan,
    melumpuhkan hingga ke tepi dengan lancip mata besi, tidak
    pengecut selaksa nelayan serakah dengan busuk serbuk mesiu.
    Imam Budiman
    - +
    +16
  • Meluapkan segala ingatan sesuai kesepakatan perjanjian yang per-
    nah diikrarkan dulu
    sebelum dijamakkan dengan sebuah ruangan khusus
    asrama amtsilati para santri sering menyebutnya…
    Imam Budiman
    - +
    +14
  • Mari memesan tiket bus untuk pulang ke desa,
    kita sudah tak layak hidup di kota mayat ini.
    Imam Budiman
    - +
    +11
  • Ibu lebih setia merentang jarak
    di antara lembah dua spasi.
    Imam Budiman
    - +
    +10
  • Di lembar-lembar skripsi,
    kucari-cari sisa wajah ibu
    Imam Budiman
    - +
    +9
  • Sebab ada beberapa larik puisiku yang terus mengepakkan sesayapnya
    untuk mendoakan setiap pagi, saat sekawanan puisi itu bersua dengan
    udara bumi yang berhembus dari timur
    maka, di situlah aku kembali ada
    Imam Budiman
    - +
    +9
  • Jikalau nantinya aku benar-benar ditetapkan oleh sangmaha untuk
    rebah menyatu dengan tanah yang membasah, kain kafan, serbuk cendana
    dan juga nisan batu serta sepasang kamboja yang ditanamkan di atasnya,
    maka perkenankanlah bait-bait puisiku tumbuh berkembang dalam hatimu
    tidak lama, hanya untuk beberapa waktu saja
    Imam Budiman
    - +
    +7
  • Seperti biasanya malam di sepertiga arah pendek jarum jam separuh
    menengadah ke arah kiri
    tepat detik terakhir angka enam terbalik
    bersama menuju mushalla dengan sisa iringan tawa yang belum ter-
    tuntaskan semenjak memijakkan
    Imam Budiman
    - +
    +7
  • Serta ia pun menjadi sepetak
    medan nostalgia, pertemuan dua arus yang mengandung jutaan
    janin kasih dan sayang diantara ceruk-ceruk palung paling gulita.
    Imam Budiman
    - +
    +7
  • Tersandar lelah berpencar ke pojokpojok sudut rumah Tuhan
    saling bertatap hadapan; tak bercakap, menggerutu, bergurau sia,
    apalagi bercerita ria dengan ceritacerita konyol murahan
    kami riuh menyetorkan hapalan, kawan!
    Imam Budiman
    - +
    +7
  • Dasar laut sepaling samudera tengah semedi untuk sedemikian
    sabda, demi meredam dengan tabah segala keributan di atas
    dunia berkabut fana. Ia tiada ingin bersegera untuk
    menumpahkan kekesalannya dengan memuntahkan berkubik-
    kubik air bah dari tenggorokanya yang mulai terasa bara.
    Imam Budiman
    - +
    +6
  • Di sela kata, ia mengintip dengan tatap yang entah.
    Imam Budiman
    - +
    +6
  • Mati dan bermakam di sepanjang halu garis
    pantai.
    Imam Budiman
    - +
    +6
  • Mengartikan sekian perjalanan dari jalan-jalan coklat setapak
    pucuk pandang, gunung meratus menghamba-ngemis langit
    Imam Budiman
    - +
    +6
  • Sesaat kala sampan belum sampai kita labuh ke handil
    kita artikan setiap deru anak-anak angin perkampungan ini
    Imam Budiman
    - +
    +4
  • Ya, walau tubuh ini sudah
    tak bergerak pasrah dilayapi gelap
    paru-paru yang hilang fungsi dan jantung yang enggan lagi memompa
    tidak mengapa, tidak perlu khawatir.
    Imam Budiman
    - +
    +4
  • Di celah waktu, ia mendoakan meski tiada kabar.
    Imam Budiman
    - +
    +3
  • Hariba ini, aku ingin menyusu pada tubuh laut yang cemburu
    dan pulas terlelap dalam kantung mata ibu purnama yang gaharu
    Imam Budiman
    - +
    +3
  • Lalu lepaskanlah, biarkan ia mencari hakikatnya sendiri tanpa ditunjuki arah
    mata angin sekalipun.
    Imam Budiman
    - +
    +3
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Imam Budiman akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari Imam Budiman?

Dua kutipan paling terkenal dari Imam Budiman adalah:

  • "Pagi menghidang sarapan nasi lembah tanjung berlauk tulang
    paus bakar dengan sambal akar selada. Siang mengganjal perut
    demi harum daging karapu. Malam barulah batang ranting kayu
    disusun-tumpuk untuk seremoni beriring ombak laut dan aroma
    garam."
  • "Dan setiba remaja, digiring oleh para
    tetua untuk ikut membelah badik ombak. Serta diajarkanlah
    kepada mereka cara menombak paus seukuran bangsalan,
    melumpuhkan hingga ke tepi dengan lancip mata besi, tidak
    pengecut selaksa nelayan serakah dengan busuk serbuk mesiu."

Apa saja buku terkenal karya Imam Budiman?

Beberapa buku terkenal karya Imam Budiman adalah "Membaca Kitab Arkais Laut", "Sajak Amtsilati" dan "Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi".

Kapan Imam Budiman hidup??

Imam Budiman masih hidup dan lahir pada tahun 1994.