
Imam Budiman
Penulis dari Indonesia
Lahir: 1994-
Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 39.
-
Pagi menghidang sarapan nasi lembah tanjung berlauk tulang
paus bakar dengan sambal akar selada. Siang mengganjal perut
demi harum daging karapu. Malam barulah batang ranting kayu
disusun-tumpuk untuk seremoni beriring ombak laut dan aroma
garam.Sumber: MEMBACA KITAB ARKAIS LAUT― Imam Budiman -
Dan setiba remaja, digiring oleh para
tetua untuk ikut membelah badik ombak. Serta diajarkanlah
kepada mereka cara menombak paus seukuran bangsalan,
melumpuhkan hingga ke tepi dengan lancip mata besi, tidak
pengecut selaksa nelayan serakah dengan busuk serbuk mesiu.Sumber: MEMBACA KITAB ARKAIS LAUT― Imam Budiman -
Meluapkan segala ingatan sesuai kesepakatan perjanjian yang per-
nah diikrarkan dulu
sebelum dijamakkan dengan sebuah ruangan khusus
asrama amtsilati para santri sering menyebutnya…Sumber: Sajak Amtsilati― Imam Budiman -
Mari memesan tiket bus untuk pulang ke desa,
kita sudah tak layak hidup di kota mayat ini.
Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Kota Jakart[u]a― Imam Budiman -
Di lembar-lembar skripsi,
kucari-cari sisa wajah ibuSumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi― Imam Budiman -
Sebab ada beberapa larik puisiku yang terus mengepakkan sesayapnya
untuk mendoakan setiap pagi, saat sekawanan puisi itu bersua dengan
udara bumi yang berhembus dari timur
maka, di situlah aku kembali adaSumber: Meninggal Dunia― Imam Budiman -
Ibu lebih setia merentang jarak
di antara lembah dua spasi.Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi― Imam Budiman -
Jikalau nantinya aku benar-benar ditetapkan oleh sangmaha untuk
rebah menyatu dengan tanah yang membasah, kain kafan, serbuk cendana
dan juga nisan batu serta sepasang kamboja yang ditanamkan di atasnya,
maka perkenankanlah bait-bait puisiku tumbuh berkembang dalam hatimu
tidak lama, hanya untuk beberapa waktu sajaSumber: Meninggal Dunia― Imam Budiman -
Serta ia pun menjadi sepetak
medan nostalgia, pertemuan dua arus yang mengandung jutaan
janin kasih dan sayang diantara ceruk-ceruk palung paling gulita.Sumber: MEMBACA KITAB ARKAIS LAUT― Imam Budiman -
Di sela kata, ia mengintip dengan tatap yang entah.
Sumber: Di Balik Kulit dan Belulang : Wajah Ibu dalam Skripsi― Imam Budiman