Buku dari Imam Budiman
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 39.
-
Pagi menghidang sarapan nasi lembah tanjung berlauk tulang
paus bakar dengan sambal akar selada. Siang mengganjal perut
demi harum daging karapu. Malam barulah batang ranting kayu
disusun-tumpuk untuk seremoni beriring ombak laut dan aroma
garam.― Imam Budiman -
Dan setiba remaja, digiring oleh para
tetua untuk ikut membelah badik ombak. Serta diajarkanlah
kepada mereka cara menombak paus seukuran bangsalan,
melumpuhkan hingga ke tepi dengan lancip mata besi, tidak
pengecut selaksa nelayan serakah dengan busuk serbuk mesiu.― Imam Budiman -
Meluapkan segala ingatan sesuai kesepakatan perjanjian yang per-
nah diikrarkan dulu
sebelum dijamakkan dengan sebuah ruangan khusus
asrama amtsilati para santri sering menyebutnya…― Imam Budiman -
Mari memesan tiket bus untuk pulang ke desa,
kita sudah tak layak hidup di kota mayat ini.
― Imam Budiman -
Ibu lebih setia merentang jarak
di antara lembah dua spasi.― Imam Budiman -
Di lembar-lembar skripsi,
kucari-cari sisa wajah ibu― Imam Budiman -
Sebab ada beberapa larik puisiku yang terus mengepakkan sesayapnya
untuk mendoakan setiap pagi, saat sekawanan puisi itu bersua dengan
udara bumi yang berhembus dari timur
maka, di situlah aku kembali ada― Imam Budiman -
Jikalau nantinya aku benar-benar ditetapkan oleh sangmaha untuk
rebah menyatu dengan tanah yang membasah, kain kafan, serbuk cendana
dan juga nisan batu serta sepasang kamboja yang ditanamkan di atasnya,
maka perkenankanlah bait-bait puisiku tumbuh berkembang dalam hatimu
tidak lama, hanya untuk beberapa waktu saja― Imam Budiman -
Seperti biasanya malam di sepertiga arah pendek jarum jam separuh
menengadah ke arah kiri
tepat detik terakhir angka enam terbalik
bersama menuju mushalla dengan sisa iringan tawa yang belum ter-
tuntaskan semenjak memijakkan― Imam Budiman -
Serta ia pun menjadi sepetak
medan nostalgia, pertemuan dua arus yang mengandung jutaan
janin kasih dan sayang diantara ceruk-ceruk palung paling gulita.― Imam Budiman -
Tersandar lelah berpencar ke pojokpojok sudut rumah Tuhan
saling bertatap hadapan; tak bercakap, menggerutu, bergurau sia,
apalagi bercerita ria dengan ceritacerita konyol murahan
kami riuh menyetorkan hapalan, kawan!― Imam Budiman -
Dasar laut sepaling samudera tengah semedi untuk sedemikian
sabda, demi meredam dengan tabah segala keributan di atas
dunia berkabut fana. Ia tiada ingin bersegera untuk
menumpahkan kekesalannya dengan memuntahkan berkubik-
kubik air bah dari tenggorokanya yang mulai terasa bara.― Imam Budiman -
Di sela kata, ia mengintip dengan tatap yang entah.
― Imam Budiman -
Mengartikan sekian perjalanan dari jalan-jalan coklat setapak
pucuk pandang, gunung meratus menghamba-ngemis langit― Imam Budiman -
Sesaat kala sampan belum sampai kita labuh ke handil
kita artikan setiap deru anak-anak angin perkampungan ini― Imam Budiman -
Ya, walau tubuh ini sudah
tak bergerak pasrah dilayapi gelap
paru-paru yang hilang fungsi dan jantung yang enggan lagi memompa
tidak mengapa, tidak perlu khawatir.― Imam Budiman -
Di celah waktu, ia mendoakan meski tiada kabar.
― Imam Budiman -
Hariba ini, aku ingin menyusu pada tubuh laut yang cemburu
dan pulas terlelap dalam kantung mata ibu purnama yang gaharu― Imam Budiman -
Lalu lepaskanlah, biarkan ia mencari hakikatnya sendiri tanpa ditunjuki arah
mata angin sekalipun.― Imam Budiman
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Imam Budiman akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261