Buku dari Erwin Setia
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 22.
-
Kau memutuskan pergi. Berbelok kiri, lalu lenyap ditelan tikungan.
― Erwin Setia -
Dan aku akan tetap menunggumu. Meski dalam kondisi sedingin, segelap, sesenyap, dan semengilukan ini.
― Erwin Setia -
Sejak itu, aku merasa menemukan bahu tempat bersandar yang telah lama hilang.
― Erwin Setia -
Bagaimana kau datang ke dalam hidupku seperti matahari pagi. Menyinariku yang sedang muram-muramnya. Kau tidak hanya membawa lilin atau lampu, kau membawa matahari untukku.
― Erwin Setia -
Berkat kebiasaan menanti suaramu, kemampuan pendengaranku hampir menyerupai burung merpati. Mampu menangkap bunyi infrasonik.
― Erwin Setia -
Kau tahu, selama aku menunggumu di sini, pikiranku sering bercabang-cabang, merambati ingatan demi ingatan.
― Erwin Setia -
Kau tampak melihat-lihat langit. Barangkali menakar hari akan tetap cerah atau hujan turun lagi seperti tadi.
― Erwin Setia -
Mengapa aku kerap mengarang-ngarang permakluman sendiri, yang lebih sering adalah imajinasi..
― Erwin Setia -
Waktu demi waktu berlalu. Malam demi malam melintasiku. Dan masih tanpa kau.
― Erwin Setia -
Aku percaya kau akan kembali. Dan ketika waktu itu tiba kuyakin tubuhku akan kembali berfungsi normal.
― Erwin Setia -
Aku tidak pernah menghitung waktu sehingga aku tak tahu telah berapa lama aku menunggu.
― Erwin Setia -
Detik-detik kulalui dengan kesabaran yang kian subur. Aku tidak beranjak sedikit pun. Boleh dibilang tubuhku nyaris tidak bergerak.
― Erwin Setia -
Di sini, bangku yang kududuki telah berlumut, daun-daun berguguran, kering, mati, dan tumbuh kembali.
― Erwin Setia -
Dalam bilik memori yang menampung hal-hal yang selayaknya tak perlu diingat, namun malah paling awet menempel di ingatan.
― Erwin Setia -
Kepalaku terlempar menggelinding ke jurang-jurang waktu yang telah jadi silam.
― Erwin Setia -
Namun, pandangan matamu yang sejernih mata kanak-kanak sudah cukup untuk membuat hatiku luluh.
― Erwin Setia -
Oh tidak, bukan meminta. Kau tidak pernah menuntutku apa-apa. Kau hanya menyampaikan harap.
― Erwin Setia -
Pepohonan yang ada di seberangku, dulu, masihlah seukuran anak kecil. Kini tinggi memancang dengan dahan-dahan dan akar yang semakin lebar dan kekar.
― Erwin Setia -
Ruang dan waktu beserta detail-detail kecil peristiwa itu terjadi masih rekat tertanam di memorinya.
― Erwin Setia
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Erwin Setia akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261