Kata-kata Bijak dari Erwin Setia

Erwin Setia

Erwin Setia

Penulis dari Indonesia

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

  • Kau memutuskan pergi. Berbelok kiri, lalu lenyap ditelan tikungan.
  • Dan aku akan tetap menunggumu. Meski dalam kondisi sedingin, segelap, sesenyap, dan semengilukan ini.
  • Kau tahu, selama aku menunggumu di sini, pikiranku sering bercabang-cabang, merambati ingatan demi ingatan.
  • Bagaimana kau datang ke dalam hidupku seperti matahari pagi. Menyinariku yang sedang muram-muramnya. Kau tidak hanya membawa lilin atau lampu, kau membawa matahari untukku.
  • Aku tidak pernah menghitung waktu sehingga aku tak tahu telah berapa lama aku menunggu.
  • Aku percaya kau akan kembali. Dan ketika waktu itu tiba kuyakin tubuhku akan kembali berfungsi normal.
  • Di sini, bangku yang kududuki telah berlumut, daun-daun berguguran, kering, mati, dan tumbuh kembali.
+4

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 22.

  • Kau memutuskan pergi. Berbelok kiri, lalu lenyap ditelan tikungan.
    Erwin Setia
    - +
    +13
  • Dan aku akan tetap menunggumu. Meski dalam kondisi sedingin, segelap, sesenyap, dan semengilukan ini.
    Erwin Setia
    - +
    +6
  • Sejak itu, aku merasa menemukan bahu tempat bersandar yang telah lama hilang.
    Erwin Setia
    - +
    +5
  • Bagaimana kau datang ke dalam hidupku seperti matahari pagi. Menyinariku yang sedang muram-muramnya. Kau tidak hanya membawa lilin atau lampu, kau membawa matahari untukku.
    Erwin Setia
    - +
    +2
  • Berkat kebiasaan menanti suaramu, kemampuan pendengaranku hampir menyerupai burung merpati. Mampu menangkap bunyi infrasonik.
    Erwin Setia
    - +
    +2
  • Kau tahu, selama aku menunggumu di sini, pikiranku sering bercabang-cabang, merambati ingatan demi ingatan.
    Erwin Setia
    - +
    +2
  • Kau tampak melihat-lihat langit. Barangkali menakar hari akan tetap cerah atau hujan turun lagi seperti tadi.
    Erwin Setia
    - +
    +2
  • Mengapa aku kerap mengarang-ngarang permakluman sendiri, yang lebih sering adalah imajinasi..
    Erwin Setia
    - +
    +2
  • Waktu demi waktu berlalu. Malam demi malam melintasiku. Dan masih tanpa kau.
    Erwin Setia
    - +
    +2
  • Aku percaya kau akan kembali. Dan ketika waktu itu tiba kuyakin tubuhku akan kembali berfungsi normal.
    Erwin Setia
    - +
    +1
  • Aku teringat masa kecilku yang sekelam malam.
    Erwin Setia
    - +
    +1
  • Aku tidak pernah menghitung waktu sehingga aku tak tahu telah berapa lama aku menunggu.
    Erwin Setia
    - +
    +1
  • Detik-detik kulalui dengan kesabaran yang kian subur. Aku tidak beranjak sedikit pun. Boleh dibilang tubuhku nyaris tidak bergerak.
    Erwin Setia
    - +
    +1
  • Di sini, bangku yang kududuki telah berlumut, daun-daun berguguran, kering, mati, dan tumbuh kembali.
    Erwin Setia
    - +
    +1
  • Dalam bilik memori yang menampung hal-hal yang selayaknya tak perlu diingat, namun malah paling awet menempel di ingatan.
    Erwin Setia
    - +
     0
  • Kepalaku terlempar menggelinding ke jurang-jurang waktu yang telah jadi silam.
    Erwin Setia
    - +
     0
  • Namun, pandangan matamu yang sejernih mata kanak-kanak sudah cukup untuk membuat hatiku luluh.
    Erwin Setia
    - +
     0
  • Oh tidak, bukan meminta. Kau tidak pernah menuntutku apa-apa. Kau hanya menyampaikan harap.
    Erwin Setia
    - +
     0
  • Pepohonan yang ada di seberangku, dulu, masihlah seukuran anak kecil. Kini tinggi memancang dengan dahan-dahan dan akar yang semakin lebar dan kekar.
    Erwin Setia
    - +
     0
  • Ruang dan waktu beserta detail-detail kecil peristiwa itu terjadi masih rekat tertanam di memorinya.
    Erwin Setia
    - +
     0
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Erwin Setia akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari Erwin Setia?

Dua kutipan paling terkenal dari Erwin Setia adalah:

  • "Kau memutuskan pergi. Berbelok kiri, lalu lenyap ditelan tikungan."
  • "Dan aku akan tetap menunggumu. Meski dalam kondisi sedingin, segelap, sesenyap, dan semengilukan ini."