Kata-kata Bijak dari Budhi Setyawan

Budhi Setyawan

Penulis dari Indonesia

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

Kata-kata Bijak 1 s/d 8 dari 8.

  • malam menanyakan sejarah yang belum bicara dengan
    sejujurnya
    agar anak cucu tak lagi menembaki burung-burung lagi
    yang semestinya jadi penghias damai belantara
    Budhi Setyawan
    - +
    +11
  • pagiku beranjak sendiri, dengan tanpa basa-basi
    berlalu meninggalkan kepulan asap rokok
    menggelitik hidung alam raya
    nafas terbelenggu di bawah tempurung
    Budhi Setyawan
    - +
    +11
  • Jari malam menancapkan kukunya di kegelapan
    langkah angin terhenti tersandung kebekuan
    dan rembulan terpaku lesu tertidur di atas awan
    Budhi Setyawan
    - +
    +8
  • binatang malam berpencar menjelajahi tengkuk jalanan
    menyebar aroma keterasingan
    Budhi Setyawan
    - +
    +6
  • suara tetes air hujan menimpa lembah daun-daun
    atau jerit demonstran
    Budhi Setyawan
    - +
    +4
  • Bunga yang tumbuh di balik nadi
    menarik nafasku mengarungi belantara
    menggelitiki hidungku geli
    dan bersin menyebarkan salam
    Budhi Setyawan
    - +
    +3
  • atau tangis insan yang bersimpuh di depan nasib
    menelanjangi garis tangan
    mencari kemana mengalirnya air liur yang membawa
    sampan-sampan tanpa kompas
    Budhi Setyawan
    - +
    +2
  • nafasku yang turun naik memegangi ekor kuda
    bertanya-tanya apa maksud sebenarnya
    pertikaian membelenggu langkah ubur-ubur
    mencari sosok akar kata di pinggir perkampungan
    Budhi Setyawan
    - +
    +1
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Budhi Setyawan akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari Budhi Setyawan?

Dua kutipan paling terkenal dari Budhi Setyawan adalah:

  • "malam menanyakan sejarah yang belum bicara dengan
    sejujurnya
    agar anak cucu tak lagi menembaki burung-burung lagi
    yang semestinya jadi penghias damai belantara"
  • "pagiku beranjak sendiri, dengan tanpa basa-basi
    berlalu meninggalkan kepulan asap rokok
    menggelitik hidung alam raya
    nafas terbelenggu di bawah tempurung"