Kata-kata Bijak dari Aruni Husna

Aruni Husna

Aruni Husna

Penulis dari Indonesia

Kategori: Penulis (Modern) Negara: FlagIndonesia

Buku dari Aruni Husna

Kata-kata Bijak 1 s/d 12 dari 12.

  • Dunia tak sekecil rumah merpati, kawan. Sesudah lulus, ladang hidup kita ibarat samudera. Dan kita adalah calon nakhoda yang diincar kapal-kapal.
    Aruni Husna
    - +
    +44
  • Persis sehelai daun pada ranting tertimpa cahaya matahari. Mulanya hijau, kemudian menguning, lalu cokelat, akhirnya lepas dari ranting. Jatuh, membusuk.
    Aruni Husna
    - +
    +18
  • Aku tak percaya. Bagaimana mungkin mantan aktivis hebat sepertimu pulang kampung?
    Aruni Husna
    - +
    +12
  • Pasti, ia tak jauh dari dulu. Sedikit gemuk, sedikit kurus. Tidak kaya, tidak miskin.
    Aruni Husna
    - +
    +4
  • Tak mengapa, karena partai perlu pikiran birokrat ahli. Tanpa mereka, partai politik hanya jadi roh gentayangan pencari suara.
    Aruni Husna
    - +
    +4
  • Tak sedikit kawan jadi pengusaha yang lihai melobi kanan-kiri demi sebuah kepentingan.
    Aruni Husna
    - +
    +4
  • Mereka lihai memoles bibir, mulut, hidung, pipi, mata, alis; semua atribut wajah agar terlihat memikat.
    Aruni Husna
    - +
    +2
  • Hujan deras turun. Timbunan air menumpuk, memunculkan kubangan.
    Aruni Husna
    - +
    +1
  • Ia bergerak dengan puncak luka.
    Aruni Husna
    - +
     0
  • Kakekku guru, ayahku guru, keluarga besarku guru. Aku adalah guru. Dengan jadi guru, aku belajar merendahkan hatiku.
    Aruni Husna
    - +
     0
  • Kepastian hidup, begitu katanya.
    Aruni Husna
    - +
     0
  • Teman-temannya adalah pemakai topeng yang mudah meletakkan topeng yang satu, berganti dengan topeng yang lain.
    Aruni Husna
    - +
     0
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Aruni Husna akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari Aruni Husna?

Dua kutipan paling terkenal dari Aruni Husna adalah:

  • "Dunia tak sekecil rumah merpati, kawan. Sesudah lulus, ladang hidup kita ibarat samudera. Dan kita adalah calon nakhoda yang diincar kapal-kapal."
  • "Persis sehelai daun pada ranting tertimpa cahaya matahari. Mulanya hijau, kemudian menguning, lalu cokelat, akhirnya lepas dari ranting. Jatuh, membusuk."