Ahmad Tohari
Sastrawan dan budayawan dari Indonesia
Hidup: 1948 -
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 13 Juni 1948
Kata-kata Bijak 21 s/d 27 dari 27.
-
Adalah semua orang Dukuh Paruk–termasuk Srintil–mereka tidak tahu apa-apa tentang sistem atau jalinan birokrasi kekuasaan. Dalam wawasan mereka semua priayi adalah sama, yakni tangan kekuasaan. Setiap priayi boleh datang atas nama kekuasaan, tak peduli mereka adalah hansip, mantri pasar, opas kacamatan, atau seorang pejabat dinas perkebunan negara esperti Marsusi. Dan ketika kekuasaan, menjadi aspek yang paling dominan dalam kehidupan masyarakat, orang Dukuh Paruk seperti Srintil tidak mungkin mengerti perbedaan antara polisi, tentara, dan pejabat perkebunan. Semuanya adalah tangan kekuasaan dan Srintil tidak mungkin bersikap lain kecuali tunduk dan pasrah.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk― Ahmad Tohari -
Masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali dikenang.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 14― Ahmad Tohari -
Menyerah kepada kunci waktu adalah kelemahan dan keputusasaan yang harus dibuang jauh.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 277― Ahmad Tohari -
Apabila kematian adalah keperkasaan kodrati maka kehadirannya, bahkan baru gejalanya, sudah mampu membungkam segala gejolak rasa.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 256― Ahmad Tohari -
Kedudukan sejarah sebagai guru kehidupan tak mungkin disingkirkan. Kedewasaan dan kearifan hidup bisa dibina, baik dengan sejarah tentang kepahlawanan dan budi luhur maupun dengan sejarah tentang pengkhinatan dan kebejatan manusia.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 277― Ahmad Tohari -
Di mana saja, pada zaman apa saja, perempuan cantik tidak sama dengan perempuan yang buruk.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 287― Ahmad Tohari -
Jiwa yang sudah mampu tersenyum dan tertawa adalah jiwa yang mulai menangkap makna kebetahan hidup.
Sumber: Ronggeng Dukuh Paruk 284― Ahmad Tohari