Ahmad Fuadi
Penulis dari Indonesia
Lahir: 1972
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 126.
-
Bertulanglah sejauh mata memandang,mengayuhlah sejauh lautan terbentang, Bergurulah sejauh alam terkembang.
Sumber: Rantau satu Muara― Ahmad Fuadi -
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam. Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Sumber: Negri Lima Menara― Ahmad Fuadi -
Bagaikan menara, cita-cita kami tinggi menjulang. Kami ingin sampai di puncak-puncak mimpi kelak.
Sumber: Negeri Lima Menara― Ahmad Fuadi -
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.
Sumber: Negri Lima Menara― Ahmad Fuadi -
Dalam hidup itu ada tiga manusia terdekat, Orang tua, pasangan dan anak. Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh ibu mana? Kita juga tidak akan pernah bisa memilih mendapatkan anak seperti apa. Tapi, kita masih mungkin memilih pasangan kita. Walau jodoh ditangan Tuhan, tetapi kita di beri kesempatan untuk berupaya keras mendapat pasangan terbaik.
Sumber: Rantau Satu Muara― Ahmad Fuadi -
Hidup, raga, roh, suami, istri, orang tua, anak, keluarga, uang, materi, jabatan, kekuasaan. semua adalah titipan sementara, Pemilik sebenarnya cuma Dia.
Sumber: Rantau Satu Muara― Ahmad Fuadi -
Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdoa tapi berbuatlah, berubahlah dan lakukan saat ini, sekarang juga!
― Ahmad Fuadi -
Hati perempuan bisa memaafkan tapi tidak melupakan apa yang pernah singgah di pedalaman hatinya. Kalau tidak serius jangan main-main.
Sumber: Rantau Satu Muara― Ahmad Fuadi -
Semua miliku kecil dan sederhana, kecuali hati dan kepercayaan diri yang mengelembung sebesar gajah.
Sumber: Rana Tiga Warna― Ahmad Fuadi -
Siapa yang sabar akan beruntung.
― Ahmad Fuadi -
Sebagai mahasiswa yang ingin punya banyak teman, gue selalu berusaha membagi waktu agar tetap bisa jalan-jalan, tetapi nilai-nilai kuliah bagus. Tantangan lainnya, gue agak kesulitan menangkap penjelasan dosen dalam bahasa Italia.
Sumber: Berjuang di Tanah Rantau 149― Ahmad Fuadi -
Aku berusaha mencari kesempatan agar bisa shalat karena perasaan hati ini selalu kosong dan gelisah. Akhirnya, aku menemukan waktu yang tepat, bangun pukul 02.00 dan menjalankan shalat Tahajud, Hajat, Taubat serta semua wird-wirid sebisaku. Aku menangis dan memohon pertolongan Allah agar tetap bisa bekerja mencari nafkah.
Sumber: Berjuang di Tanah Rantau Asa Yang Terpatri: 173― Ahmad Fuadi -
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Sumber: Negri Lima Menara― Ahmad Fuadi -
Carilah misi kalian masing-masing. Mungkin misi kalian adalah belajar Al-Quran, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia.
Sumber: Negri Lima Menara 106― Ahmad Fuadi -
Dulunya ulat yang lemah dan jelek kini jadi rama-rama bersayap indah. Sesuatu itu bisa indah pada waktunya.
Sumber: Rantau Satu Muara― Ahmad Fuadi -
Intinya nilai bukan hanya sekedar membuktikan seberapa banyak ilmu yang telah di serap otak, tapi seberapa kuat seorang siswa melawan tekanan waktu, kebosanan, psikologis dan fisik. Siapa yang bisa mengatasi semua faktor itu, maka dia adalah pemenang.
Sumber: Negeri Lima Menara― Ahmad Fuadi -
Siapa yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia akan mendapat kehormatan sebagai muhajid, Pejuang Allah.
Sumber: Negeri Lima Menara― Ahmad Fuadi -
Sejarah bukan seni bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah, pelajaran, yang bisa kita tarik ke masa sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Sumber: Negri Lima Menara 112― Ahmad Fuadi -
Berapa ratus malam sepi yang aku habiskan sampai dini hari untuk mengasah kemampuanku, belajar, membaca, menulis, dan berlatih tanpa henti. Melebihkan usaha di atas rata-rata orang lain agar aku bisa meningkatkan harkat diriku.
Sumber: Rantau satu Muara― Ahmad Fuadi -
Segala sesuatu diawali dengan mimpi. Namun, mimpi tanpa target, hanya akan berakhir di angan-angan. Niat dan usaha akan menyetir arah mimpi tersebut.
Sumber: Berjuang di Tanah Rantau 93― Ahmad Fuadi