
Agus Noor
Sastrawan dari Indonesia
Lahir: 1968-
Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 54.
-
Aku akan menjadi kopimu,
yang rela mengendap sebagai kepedihanmu;
yang sabar menghangatkan kesedihanmu.
Biarkan harum tubuhku, menenangkan jiwamu.
Sumber: Pagi di secangkir kopi― Agus Noor -
Jangan melihat hujan dari apa yang jatuh, tapi pada apa yang akan tumbuh.
― Agus Noor -
Kalau orang biasa sinis, akan dianggap nyinyir. Tapi kalau filsuf sinis, itu disebut kritis.
― Agus Noor -
Tanpa cinta, kemerdekaan hanya laut hampa,
Langit yang tak punya cakrawala!Sumber: Langit dan laut― Agus Noor -
Aku masih saja menerka-nerka : Lebih merah mana, senja ataukah luka Yang kau sembunyikan sekian lama.
Sumber: SAJAK –SAJAK KECIL KEPADA M― Agus Noor -
Begitulah, Nak, sebermula permen muncul di dunia manusia. Ia manis dan lembut karena dipakai sebagai bantal para peri. Tapi ia juga bisa membuat gigi-gigimu rusak dan mulutmu bengkak karena ia dibawa oleh nenek sihir jahat.” Neal mengingat itu sebagai sebuah nasihat agar jangan terlalu berlebihan menikmati apa pun. Karena yang manis pun bisa membuat sakit dan menderita.
Sumber: Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia― Agus Noor -
Buat apa mereka sekolah? Entar malah jadi kaya,” katanya. “Kalau mereka tetap miskin, malah banyak gunanya, kan? Biar ada yang terus berdesak-desakan dan saling injak setiap kali ada pembagian beras dan sumbangan. Biar ada yang terus bisa ditipu setiap menjelang pemilu. Kau tahu, itulah sebabnya, kenapa di negeri ini orang miskin terus dikembangbiakkan dan dibudidayakan.
Sumber: Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia― Agus Noor -
AKU sudah resmi jadi orang miskin,” katanya, sambil memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, yang baru diperolehnya dari Kelurahan. “Lega rasanya karena setelah bertahun-tahun hidup miskin akhirnya mendapat pengakuan juga.
Sumber: Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia― Agus Noor -
Kangen ini. Laut tak bertepi…
Sumber: SAJAK –SAJAK KECIL KEPADA M― Agus Noor -
Mari seduh lagi sedih pada secangkir kopi ini. Tak ada cinta yang pergi, ia hanya tak ingin kembali.
― Agus Noor