Tentang Aditia Yudis
Aditia Yudis merupakan seorang penulis dari Lampung, Indonesia. Mulai aktif menulis sejak tahun 2009 hingga kini. Beberapa buku karyanya antara lain "7 Misi Rahasia Sophie", "Mendamba", "Biru pada Januari", "Once Upon a Love", "Potret" dan lain-lain.
Buku dari Aditia Yudis
Telusuri kata bijak dari Aditia Yudis yang mengandung salah satu kata berikut:
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 88.
-
Bolehkah kupesan hatimu? Untuk menghangatkan hatiku yang nyaris beku bila tanpamu. Atau, bolehkah kupesan senyummu saja? Senyummu yang seperti candu, membuatku sulit memejamkan mata karena selalu rindu melihat garis lengkungan manis di bibirmu itu.
― Aditia Yudis -
Cinta yang sesungguhnya akan menemukan jalannya sendiri. Keegoisan tak akan lagi berarti seketika cinta sudah membuahkan sesuatu yang lebih bermakna dan berharga seperti persaudaraan dan tentu saja buah hati. Namun, terkadang, cinta memang harus mengalah demi suatu hal yang lebih besar.
― Aditia Yudis -
Banyak yang bilang jika perbedaan diciptakan untuk menjadi pasangan karena saling melengkapi. Jauh dan dekat. Tinggi dan rendah. Kaya dan miskin. Aku dan kamu.
― Aditia Yudis -
Tapi, katanya cinta itu bisa tumbuh. Lo hanya perlu percaya dan mengikhlaskan cinta itu untuk takdir.
― Aditia Yudis -
Aku tidak mengerti apa yang aku rasakan. Berhari-hari bersamanya,menghabiskan waktu demi waktu dalam kemanjaan dan pertengkaran kecil, serasa menjadi oksigen baru dalam hidupku. Mungkin, baru sebentar kami saling mengenal, tetapi tidak kumengerti mengapa aku rela memberikan hati dan hidupku untuknya.
― Aditia Yudis -
Es krim bisa membuat perasaanmu lebih baik. Atau lebih buruk karena memikirkan berapa banyak kalori yang dikonsumsi.
― Aditia Yudis -
Ada mimpi yang tetap indah jika tetap mimpi. Itu hal yang membuat kita terus berharap.
― Aditia Yudis -
Aku ingin jadi matahari. Tanpa matahari mahluk hidup akan mati. Tanpa aku, kamu tak akan menjadi biru.
― Aditia Yudis -
Kadang-kadang, aku berharap bisa menjadi langit biru agar abadi. Mengamati perubahan tanpa ikut berubah. Bukankah itu akan membuatmu tertekan? Menjadi saksi mata tanpa bisa melakukan apa-apa untuk menolong atau mengubah sesuatu?
― Aditia Yudis -
Rindu itu adalah ketika siklus presipitasi terjadi, dan teringat, kita bersama menghitung kecepatan kilat. Menunggu waktu yang lambat, menuju sesuatu yang akan tamat.
― Aditia Yudis -
Dunia ternyata sederhana. Orang-orang sering merupakan cermin dari diri sendiri. Hanya saja kadang seseorang terlalu buta untuk menatap.
― Aditia Yudis -
Cinta. Kadang tak perlu terucap dan terlihat oleh yang lain.
― Aditia Yudis -
Aku mencintaimu dengan seluruh hidupku. Jika dia sakit, aku akan merasa dua kali lipat lebih sakit. Jika dia bahagia, aku akan bahagia dua kali lipat. Aku rela melakukan apa saja untuknya, untuk menebus kesalahanku.
― Aditia Yudis -
Apa ada hal yang ingin kamu ubah dari masa lalumu sehingga kamu butuh mesin waktu?
― Aditia Yudis -
Saat kamu berada di samping orang yang tepat, pikiran dan hatimu sejalan.
― Aditia Yudis -
Tak ada hal yang lebih membahagiakan seorang anak ketika bisa membuat kedua orangtuanya menangis bahagia, kan?
― Aditia Yudis -
Katanya kamu sedang butuh malaikat. Masa malaikat butuh malaikat…
― Aditia Yudis -
Kenapa orang-orang ingin jadi pegawai padahal banyak pekerjaan lain yang tidak kalah hebat dan menggiurkan?
― Aditia Yudis -
Rasa penasaran bisa membunuhmu. Rasa penasaran bisa menjungkirbalikkan hidupmu dalam sesaat saja. Tapi, hidupmu tidak akan lengkap sampai rasa penasaranmu tuntas.
― Aditia Yudis -
Begitulah hidup bekerja, kadang-kadang banyak kebetulan yang tak bisa dijelaskan.
― Aditia Yudis
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261